Indosat
Rabu, 29 Mei 2024 07:37 WIB
Penulis:SetyoNt
Editor:SetyoNt
Semarang, Jatengaja.com - Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat atau IOH) menggandeng Global System for Mobile Communication Association (GSMA) dan Universitas Diponegoro (Undip) di Semarang melestarikan lingkungan melalui program Digitalisasi Konservasi Mangrove.
Program Digitalisasi Konservasi Mangrove merupakan salah satu wujud dukungan terhadap konservasi mangrove di wilayah pesisir dengan memanfaatkan teknologi IoT untuk mengantisipasi dampak abrasi di pantai utara Jawa.
Director and Chief Business Officer Indosat Ooredoo Hutchison, Muhammad Buldansyah mengatakan, isu perubahan iklim menjadi perhatian global karena dampaknya yang signifikan di seluruh dunia.
“Khusus di daerah pantai utara Jawa, kami melihat bahwa abrasi kini telah menyebabkan banyak wilayah pesisir terendam, termasuk lahan produktif,” ujarnya pada peluncuran Digital Digitalisasi Konservasi Mangrove di Kampus Undip Tembalang, Semarang, Senin 27 Mei 2024.
Hadir dalam acara tersebut, Wakil Rektor II Undip, Prof. Heru Susanto, Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Undip, Prof. Tri Winarni Agustini, dan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Demak, Ir. Nanang Tasunar.
Melalui program Digitalisasi Konservasi Mangrove, lanjut Buldansyah, Indosat berkomitmen mendukung upaya pengendalian abrasi lewat pelestarian vegetasi pantai utara Jawa.
Program ini turut melibatkan sivitas akademika dari Undip dalam rangka mendorong kolaborasi antara pihak akademisi dengan praktisi bidang teknologi.
“Langkah ini sejalan dengan transformasi Indosat dari perusahaan telekomunikasi (TelCo) ke perusahaan teknologi (TechCo),” tandasnya.
Melalui kolaborasi ini, Indosat menghadirkan solusi Internet of Things (IoT) berupa teknologi Silvo-fishery. Teknologi ini merupakan pengembangan sistem akuakultur yang menggabungkan teknologi perikanan dengan penanaman mangrove, dan turut dilengkapi dengan sistem manajemen yang mampu mengurangi dampak pada lingkungan.
Dengan teknologi Silvo-fishery, Indosat mengandalkan kekuatan IoT-nya untuk memonitor kualitas air dan produktivitas tambak perikanan, sekaligus melestarikan ekositem mangrove di dalamnya.
Sebagai informasi, mengutip data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Indonesia memegang peran kunci dalam pelestarian lingkungan sekitar 23% dari total tanaman mangrove dunia, atau setara dengan 3,5 juta hektar.
Ekosistem ini memberikan manfaat penting bagi kehidupan manusia dan lingkungan, di antaranya sebagai habitat bagi berbagai biota laut, perlindungan pantai dari abrasi, dan penyerapan karbon dengan potensial 4-5 kali lipat lebih besar dari hutan daratan.
Sementara, Dekan FPIK Undip, Prof. Tri Winarni Agustini, menyambut baik kolaborasi dengan Indosat untuk melestarikan ekosistem mangrove di pesisir utara Pulau Jawa, karena memang menjadi salah satu fokus penelitian di FPIK.
“Kami memiliki sejumlah pakar terkait konservasi mangrove dan siap mendukung penerapan IoT Indosat, termasuk analisis data serta penentuan lokasi program di area tambak desa Morodemak seluas 1 hektar,” ujarnya.
Prof. Tri berharap dengan kolaborasi ini, pelaksanaan program Digitalisasi Konservasi Mangrove dapat berjalan secara efektif dan optimal, sehingga memberikan dampak positif.
“Dampaknya tidak hanya bagi pelestarian lingkungan, tapi juga bagi peningkatan perekonomian masyarakat pesisir utara Pulau Jawa,” harapnya.
Digitalisasi Konservasi Mangrove merupakan kelanjutan dari program Tanam Oksigen yang telah diluncurkan perusahaan, yang didedikasikan untuk mencegah punahnya udara bersih akibat masifnya emisi karbon dioksida.
Indosat telah memulai inisiasi secara internal yang melibatkan kayawan perusahaan untuk berperan aktif dalam penanaman mangrove secara digital.
Bagi masyarakat umum yang ingin berkontribusi, dapat berpartisipasi langsung melalui ioh.co.id/tanamoksigen dengan melakukan pembelian bibit mangrove. (-)
Bagikan
digital
6 hari yang lalu
Undip
7 hari yang lalu