Wali Kota Semarang, Mbak Ita Targetkan Zero Kasus Stunting Anak pada 2024
Semarang, Jatengaja.com - Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mantargetkan pada tahun 2024 ini ibu kota Jawa Tengah (Jateng) harus zero stunting anak.
Menurut Mbak Ita panggilan wali kota Semarang, mengklaim saat ini kasus stunting di wilayahnya tinggal 872 anak, sehingga bisa secepatnya dilakukan langkah penanganan menjadi zero atau nol.
Guna menuntaskan kasus stunting itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang memiliki program antara lain, pemberian makanan bergizi anak, Interverensi Promotif Ibu Hamil serta Mentorship untuk Cegah Anemia dan Kurang Energi Kronis (Roberto Carlos), dan Sayangi Dampingi Ibu dan Anak Kota Semarang (San Piisan).
- Produk Tolak Angin, Sido Muncul Luncurkan Iklan Pariwisata Wonderful Menado
- 1.500 Bidang Tanah Milik Warga Kota Semarang Belum Bersertifikat
- Kemenag Rilis 4.438 Calon Jemaah Haji Indonesia Telah Lunasi Bipih 2024
- Manulife Aset Manajemen Indonesia Umumkan Peluncuran Reksa Dana Manulife Saham Syariah ESG Transisi Global Dolar AS
- Yuk Kenali Moka Prime, Perangkat Kasir Profesional dengan Desain Premium dan Fitur Inovatif
“Melalui berbagai program ini, kami optimistis tahun 2024 ini Kota Semarang bisa zero atu bebas kasus stunting anak,” katanya dilansir semarangkota.go.id, Kamis (18/1/ 2024).
Untuk pemberian makanan bergizi (PMB) kepada anak-anak kekurangan gizi, lanjut Mbak Ita, Pemkot Semarang menggandeng Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI).
“Ke depan, kami berencana akan mengajak Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) untuk penuntasan stunting dan kurang energi kronis (KEK) pada ibu hamil yang tinggal 774 kasus,” ujarnya.
Sementara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI memberikan apresiasi kepada Pemkot Semarang dalam upaya penanganan anak stunting dan KEK pada ibu hamil.
Dirjen Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI, dr Maria Endang Simiwi menyatakan, program PMB yang diinisiasi Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu tersebut adalah langkah konkret menuju target zero stunting.
“Dengan menggandeng PHRI, program PMB sangat bagus untuk menangani anak stunting dan ibu hamil KEK, karena selain rasanya yang enak standar restoran, tambahan makanan yang diberikan juga sangat bergizi,” ujarnya saat menghadiri pemberian (PMB) anak stunting dan ibu hamil di Hotel Aruss Kota Semarang, Selasa (16/1/2024).
- Baznas Jateng Serahkan Bantuan Usaha Produktif kepada 3.000 Mustahiq di Lima Kabupaten
- Telkom Kembangkan Next-Generation Digital Connectivity
- Terobosan Dinkop UKM Jateng, Buka Kantor LBH Gratis untuk Pelaku Usaha Kecil dan Menengah
Meski demikian dr. Maria, mengingatkan partisipasi masyarakat dan keluarga untuk lebih peduli kepada ibu-ibu hamil maupun anak yang tumbuh kembangnya melambat.
Di samping program PMB dari Pemkot Semarang, ibu hamil KEK maupun balita berat badan kurang juga masih wajib mengkonsumsi makanan rutinnya.
“Jadi jangan sampai kalau sudah dapat PMB lalu porsi makan yang di rumah dikurangin. Itu nanti kita susah tercapai. Karena ini kan kita seperti tumbuh kejar yang butuh extra. Makanan lain yang diberikan ini adalah makanan extra, jadi untuk di rumah makannya jangan dikurangin,” tuturnya. (-)