Terkenal dengan Kopi Lelet, Produksi Kopi Rembang Masih Minim
Rembang, Jatengaja.com – Pernah melintas Kabupaten Rembang, Jawa Tengah? Kalau melintas kota pesisir utara itu, jangan lupa mampir di warung kopi dan mencoba kopi lelet.
Ya, Kabupaten Rembang memang dikenal dengan kopi leletnya yang memiliki cita rasa dan aroma khas. Karena itulah, pemerintah setempat menggandeng berbagai pihak, agar terus berupaya meningkatkan produksi, dengan mengajak masyarakat membudidayakan kopi.
Wakil Bupati Rembang, Mochammad Hanies Cholil Barro’ dalam keterangan persnya menuturkan, produksi kopi di Rembang masih terbilang kecil, sehingga perlu mendorong masyarakat untuk mau menanam biji kopi.
- 77,90 Persen Jalan Pemprov Jateng dalam Kondisi Baik
- Keren, Desa Wisata Sumogawe Miliki Rest Area dan 2 Mobil Shuttle
- Penuhi Kebutuhan Ramadan dan Idul Fitri 2022, BI Siapkan Uang Tunai Rp175,3 Triliun
“Gairah petani untuk menanam biji kopi masih kurang, karena belum menemukan sistem yang pas. Kalau sudah panen kita jualnya ke mana dan sebagainya,” ujar wabup pada Workshop Membangun Korporasi Meningkatkan Kesejahteraan Petani Kopi, di Aula Kantor Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Rembang.
Salah satu untuk upaya mengatasi hal tersebut, diperlukan intervensi dari pemerintah, terutama persoalan lahan. Pasalnya, lahan yang ditanami biji kopi saat ini sebagian besar lahan milik Perhutani.
“Mungkin nanti kita kerja sama dengan TNI, Perhutani juga. Kemudian, nanti kita cari varietas yang paling cocok ditanam di Rembang, suhu dan kontur tanahnya seperti di Rembang,” katanya.
- Gubernur Ganjar Dukung Pura Mangkunegaran Solo Jadi Pusat Kebudayaan
- Bareskrim Polri Sita Aset Milik Indra Kesuma Senilai Rp43,5 Miliar, Ini Daftarnya
- Logo Label Halal Resmi Berubah Berbentuk Gunungan Wayang
Dandim 0720/Rembang, Letkol Kav Donan Wahyu Sejati menuturkan, pihaknya ingin membangun sistem korporasi di Rembang. Sebab, banyak warga Rembang yang menyukai minuman kopi. Namun, tidak diimbangi dengan komoditas tanaman kopi sebagai penyokongnya.
“Ada kebun kopi, tapi masih sangat sedikit atau tidak luas. Saya melihat potensi ini bisa kita tingkatkan, terlebih kopi saat ini sedang naik daun. Sehingga kita bisa mengajari petani dari kopi biasa bisa menjadi kualitas premium,” tutur Dandim. (-)