Kenaikan Harga Kopi Bubuk dan Beras pada September 2024 Picu Inflasi di Jateng 0,05 Persen

SetyoNt - Rabu, 02 Oktober 2024 06:37 WIB
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng, Endang Tri Wahyuningsih (kanan) menyampaikan inflasi pada September 2024 sebesar 0,05 persen. (Jatengaja.com/dok. Humas Pemprov Jateng)

Semarang, Jatengaja.com – Kenaikkan harga kopi bubuk dan beras menjadi penyumbang terjadinya inflasi di Jawa Tengah (Jateng) pada bulan September 2024 sebesar 0,05 persen.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng, Endang Tri Wahyuningsih menyatakan setelah Jateng mengalami deflasi berturut-turut mulai dari Mei hingga Agustus 2024, pada bulan September terjadi inflasi.

“Pada bulan September 2024 terjadi inflasi sebesar 0,05 persen secara month to month (m-t-m), sedangkan inflasi year to year (y-t-y) pada September 2024 terhadap September 2023 sebesar 1,57 persen,” katanya dalam keterangan di kantor BPS Jateng di Semarang, Selasa (1/10/2024).

Menurut Endang, terdapat lima komoditas dengan andil inflasi September yakni bahan bakar rumah tangga sebanyak 0,08 persen, kopi bubuk (0,05%), akademi atau perguruan tinggi (0,03%), beras (0,02%), dan minyak goreng (0,01%).

"Kopi bubuk mempunyai andil besar karena produksi dunia sedang turun sementara permintaan sangat tinggi, sehingga terjadi kenaikan harga,” ujarnya.

Inflasi bahan bakar tertinggi terdapat di Kabupaten Cilacap sebesar 0,10%, Wonogiri (0,10%), dan Kota Tegal (0,11%). Selain itu, komoditas beras meskipun andilnya tidak terlalu tinggi atau rata-rata 0,01% - 0,03%, namun mampu menggoyang inflasi cukup tinggi karena banyak dikonsumsi masyarakat Jateng.

Sebaliknya, untuk penyumbang deflasi adalah sejumlah kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Kelompok ini perlu mendapat perhatian lebih serius karena dapat menjadi penyebab deflasi maupun inflasi karena harganya fluktuatif.

“Penyumbang deflasi secara m-t-m pada September 2024, disebabkan penurunan harga cabai rawit dan cabai merah. Sebab, telah terjadi panen raya sehingga stok melimpah. Selain itu, daging ayam ras, telur ayam ras, dan bensin,” jelas Endang.

Sekretaris Daerah Provinsj Jateng, Sumarno dalam kesempatan sama menilai, inflasi Provinsi Jateng secara tahunan maupun bulanan pada September 2024, masih dalam jangkauan yang disepakati bersama.

"Termasuk inflasi dari bahan bakar rumah tangga, kita sudah menyesuaikan harga gas elpiji. Mudah-mudah dengan kebijakan ketetapan harga bahan bakar rumah tangga kedepan dampak-dampak dari inflasi menjadi lebih terkendali," katanya.

Sumarno meminta, kepada para pemangku kepentingan untuk terus melakukan pemantauan harga komoditas pemyumbang inflasi maupun deflasi, terutama harga komoditas pangan dan kecukupan ketersediaan pangan di Jateng.

"Kita dengan Kementerian Pertanian juga sedang gencar- gencarkan memperluas areal taman, karena harus ada upaya untuk meningkatkan produktivitas pangan " katanya. (-)

Editor: SetyoNt

RELATED NEWS