BI Ungkap Inflasi di Jateng Masih Terkendali Sebesar 3,8%
Semarang, Jatengaja.com – Bank Indonesia (BI) Jawa Tengah mengungkapkan tingkat inflasi tahun kalender Januari-Agustus 2022 sebesar 3,8%. Terendah ketiga setelah DKI Jakarta dan Banten.
Menurut Kepala Perwakilan Ban Indonesia Jawa Tengah (Jateng), Rahmat Dwi Saputra tingkat inflasi di Jateng masih terkendali.
“Inflasi year to date (tahun kalender) Januari-Agustus 2022 adalah 3,87 persen. Angka ini merupakan terendah ketiga setelah DKI Jakarta dan Banten,” katanya, Jumat (16/9).
- Jasa Raharja Sebut 10 Titik Rawan Kecelakaan di Jateng, Berikut Lokasinya
- Dukung Santri Kembangkan Potensi, SIG Kick off Program Bakti BUMN
- Ratusan Kepala Sekolah Islam Terpadu Jawa Tengah Ikuti Training Sukses PPDB
- 727.465 Pekerja di Jateng Terima Bantuan Subsidi Upah Rp 600 Ribu
- BPR Arto Moro Optimistis Fungsi Intermediasi Perbankan Berjalan Semakin Baik
Rahmat menyebutkan ada beberapa metode penghitungan inflasi yakni metode year to date atau tahun kalender dan year on year atau tahun ke tahun.
Secara Year on Year (YoY) (Agustus 2021-Agustus 2022) inflasi di Jateng mencapai 5,03%, kalau tahun kalender inflasi Jateng 3,87%.
“Inflasi itu didorong karena naiknya sejumlah komoditas hortikultura seperti cabai, bawang merah dan cabai hijau. Kenaikan barang pokok tersebut disebabkan karena kondisi cuaca yang memengaruhi pola tanam,” ujarnya.
Namun, seiring panen hortikultura imbuh Rahmat, pada Agustus 2022 Jateng justru mengalami deflasi atau penurunan harga cukup besar yakni -0,39% di atas deflasi nasional yang hanya -0,21%.
Mengenai kenaikan harga BBM yang berpeluang mengerek inflasi, Rahmat tidak menampiknya, tapi sudah berkoordinasi dengan Pemprov Jateng guna menekan potensi inflasi.
Setidaknya ada lima langkah yang telah disampaikan Rahmat kepada Gubernur Jateng Ganjar Pranowo yakni pertama penggunaan anggaran belanja tida terduga untuk subsidi harga transportasi.
Kedua mempercepat pembahasan dan penyaluran alokasi 2% dari Dana Alokasi Umum. Ketiga ada mekanisme operasi pasar yang dilakukan oleh BUMD pangan, keempat, subsidi tarif angkutan umum, dan kelima penyaluran bansos non tunai.
“Insya Allah dilihat dari inflasi Year to Date yang cuma 3,87 persen, mudah-mudahan mentok batas atas 4 persen. Agustus juga terjadi deflasi, mudah-mudahan masih rendah untuk inflasinya," ujar Rahmat.
Rahmat menambahkan jika strategi Pemprov Jateng tepat bisa menekan inflasi di akhir tahun. Selain itu, peran pemerintah diharap dapat mempertahankan pertumbuhan ekonomi di Jateng.
Dikatakan Rahmat, pada triwulan II 2022 ekonomi Jateng tumbuh 5,66% cukup impresif karena di triwulan 1 2022 ekonomi Jateng mencatatkan 5,12%.
“Jika daya beli masyarakat dijaga dengan pemberian bansos, subsidi transportasi dan ekspor meningkat, maka di triwulan III akan ada peningkatan pertumbuhan ekonomi di Jateng,” ujarnya. (-)