budaya
Senin, 24 Oktober 2022 17:38 WIB
Penulis:SetyoNt
Editor:SetyoNt
Semarang, Jatengaja.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah telah menyiapkan strategi untuk menghadapi prediksi ancaman krisis pangan pada 2023.
Pelaksana tugas (Plt) Kabid Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Perkebunan Jawa Tengah (Jateng) , Indri Nur Septiorini menyatakan optimistis dengan produksi tanaman pangan pada di 2023 masih mencukupi kebutuhan.
Meski demikan, pihaknya mengakui kondisi harga dan ketersediaan pangan juga terkait dengan stabilitas ekonomi dan pasokan energi.
“Harus ada kerjasa sama antar sektor seperti Dinas Ketahanan Pangan dan Dinas) Perdagangan,” katanya akhir pekan lalu.
Menurut Indri produksi padi hingga September 2022 mencapai 8.238.177 ton dan diprediksi tahun 2022 untuk produksi padi bisa mencapai 9.579.069 ton, atau sekitar 5,5 juta ton beras.
Untuk produksi jagung hingga September 2022 mencapai 3.047.712 ton dan produksi kedelai baru mencapai 47.246 ton.
Lebih lanjut Idri menyatakan menghadapi prediksi ancaman krisis pangan 2022 strategi dilakukan sektor pertanian melakukan berbagai terobosan guna meningkatkan produksi tanaman pangan.
Di antaranya, penerapan indeks pertanaman (IP ) 400, dengan kata lain sebuah lahan bisa ditanam hingga empat kali. Bukan hanya untuk padi, komoditas pertanian lain pun bisa menerapkan hal ini.
Selain itu, petani difasilitasi pupuk organik untuk perbaikan struktur dan tesktur tanah sehingga tanah menjadi subur.
Juga penyediaan benih unggul dan bersertifikat serta alsintan guna mendukung percepatan dan efisiensi dalam kegiatan usaha tani.
Faktor SDM juga sangat menentukan dalam pencapaian target produksi sehingga kompetensi petani, petugas terus ditingkatkan dengan berbagai pelatihan peningkatan kapasitas petani maupun petugas.
Tidak kalah pentingnya, adalah pendampingan dan pengawalan dalam pengamanan pertanaman oleh Petugas Pengamat organisme penggangu tanaman (OPT) melalui peramalan, pengendalian OPT.
"Insyaallah kita optimis, Tentu saja tidak semata-mata optimis, kita juga ada strategi untuk mengantisipasi hal-hal yang banyak dikhawatirkan oleh banyak pihak termasuk kami. Dengan strategi dan usaha kami optimis memasuki 2023,” ujarnya.
Dia menambahkan Jateng juga melimpah produksi pangan alternatif seperti ubi kayu yang produksinya mencapai 2.288.971 ton di September 2022, ubi jalar 114.415 ton, kacang tanah 58.423 ton dan kacang hijau 24.590 ton.
Sementara Kepala Dina Ketahanan Pangan Jateng, Dyah Lukisari menyebutkan produksi pangan pokok seperti beras memang mengalami surplus.
Data prognosa (perkiraan) yang dikompilasi hingga akhir Desember 2022 ketersediaan beras di Jateng mencapai 10.038.575 ton. Sedangkan kebutuhan konsumsi diperkirakan 3.244.363 ton.
"Insya Allah untuk pangan di Jateng kita tidak krisis di 2023. Kita sentra pangan juga punya instrumen untuk melakukan stabilisasi pasokan dan potensi pangan lokal kita banyak,” ujarnya. (-)
Bagikan
Mahasiswa
3 hari yang lalu