Eropa Bersiap Hadapi Perang Dagang Trump

Selasa, 04 Februari 2025 08:08 WIB

Penulis:Sulistya

Editor:Sulistya

trump.jpg

Jakarta, Jatengaja.com - Presiden AS, Donald Trump mengenakan pungutan besar -besaran terhadap Meksiko, Kanada, dan China. Langkah  yang diyakini akan memengaruhi perdagangan senilai miliaran dolar, mengguncang pasar dan mata uang global.

Para pemimpin Eropa kini bersiap menghadapi tarif Amerika Serikat (AS). Adapun tarif terhadap tiga mitra dagang terbesar Amerika mulai berlaku pada hari Selasa 4 Februari 2025 waktu setempat.

Pasar saham dan mata uang global pada Senin anjlok karena kekhawatiran bahwa tarif  akan memicu perang dagang yang merugikan ekonomi. Indeks STOXX 600 pan-Eropa turun 1,3% dalam perdagangan pagi, bersiap untuk penurunan satu hari terbesar tahun ini. Sementara indeks berjangka S&P 500 Wall Street turun 1,4%.

Berbicara di perkebunannya Mar-a-Lago di Florida pada hari Minggu, Trump mengindikasikan bahwa Uni Eropa yang beranggotakan 27 negara akan menjadi sasaran berikutnya, tetapi tidak mengatakan kapan.

"Mereka tidak mengambil mobil kami, mereka tidak mengambil hasil pertanian kami. Mereka hampir tidak mengambil apa pun, tetapi kami mengambil semuanya dari mereka," katanya kepada wartawan diikutip dari Reuters.

Para pemimpin Uni Eropa yang bertemu pada pertemuan puncak informal di Brussels pada  Senin mengatakan Eropa akan siap untuk melawan jika Amerika mengenakan tariff. Tetapi juga menyerukan alasan dan negosiasi.

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan jika Uni Eropa diserang karena kepentingan komersialnya, maka mereka harus membuat diri mereka dihormati dan dengan demikian bereaksi. Ia menambahkan bahwa pernyataan terbaru dari Amerika Serikat mendorong Eropa untuk menjadi lebih kuat dan lebih bersatu.

Tarif Sendiri

Kanselir Olaf Scholz dari Jerman, ekonomi terbesar Uni Eropa yang sangat bergantung pada ekspor, juga mengatakan blok tersebut dapat menanggapi jika perlu dengan tarifnya sendiri terhadap Amerika. Tetapi dia menekankan lebih baik bagi keduanya untuk menemukan kesepakatan dalam perdagangan.

Perdana Menteri Luksemburg Luc Frieden berkata: "Menurut saya tarif selalu buruk. Tarif buruk bagi perdagangan. Tarif buruk bagi Amerika Serikat."

Trump mengisyaratkan bahwa Inggris, yang meninggalkan Uni Eropa pada tahun 2020, mungkin terhindar dari tarif, dengan mengatakan: "Saya pikir itu bisa diselesaikan".

Amerika adalah mitra dagang dan investasi terbesar Uni Eropa dan secara konsisten mengimpor lebih banyak barang daripada yang diekspornya ke blok tersebut. Menurut data Eurostat  Defisit perdagangan barang AS mencapai 155,8 miliar euro atau sekitar  Rp 2.626 triliun pada tahun 2023 (kurs Rp18.680). Namun, di bidang jasa, Amerika memiliki surplus ekspor atas impor dengan UE sebesar 104 miliar euro atau sekitar Rp1.753 triliun.

Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Kaja Kallas, mengatakan tidak ada pemenang dalam perang dagang. “Dan jika perang dagang terjadi antara Eropa dan Amerika Serikat, yang tertawa di pihak itu adalah China,” katanya.

Reaksi pasar keuangan pada hari Senin mencerminkan kekhawatiran tentang dampak perang dagang. Saham di Tokyo ditutup turun hampir 3% dan indeks acuan Australia - yang sering menjadi proksi perdagangan untuk pasar Tiongkok - turun 1,8%. Pasar Tiongkok daratan ditutup untuk liburan Tahun Baru Imlek.

Yuan Tiongkok, dolar Kanada, dan peso Meksiko semuanya merosot terhadap dolar yang melonjak. Kanada dan Meksiko sebagai sumber utama impor minyak mentah Amerika. Harga minyak Amerika melonjak lebih dari 1%, sementara bensin berjangka naik hampir 3%. (-)

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Amirudin Zuhri pada 04 Feb 2025