Simak, Sejarah Koperasi di Indonesia
Jakarta, Jatengaja.com - Presiden Prabowo Subianto baru saja meluncurkan 80.081 Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes) Merah Putih di Desa Bentangan, Klaten, Jawa Tengah.
Program ambisius itu menjadi salah satu strategi unggulan pemerintah dalam memperkuat ekonomi kerakyatan.
Koperasi Desa Merah Putih juga diharapkan mengurangi ketergantungan pada impor, serta memutus dominasi tengkulak dan rentenir dalam rantai pasok pangan dan energi nasional.
Prabowo menegaskan koperasi merupakan alat perjuangan ekonomi rakyat untuk mewujudkan kemerdekaan sejati, bukan hanya dalam bentuk simbol kenegaraan, tetapi juga dalam bentuk kedaulatan ekonomi.
- Layanan Cepat dan Aman, BRImo Semakin Dilirik Pengguna
- Ratusan Pemuda dari Berbagai Provinsi Ikuti Seleksi Magang Kerja ke Jepang
- BRI Optimalkan AgenBRILink untuk Akses Keuangan Inklusif
Ia menyebut koperasi sebagai kekuatan tandingan bagi kapitalis besar yang selama ini mendominasi sistem ekonomi global dan nasional. “Gerakan-gerakan seperti ini tidak disukai oleh kapitalis besar, pemodal besar tidak suka. Dalam pengertian mereka, tidak semua tentunya, bahwa dianggap bisa saingan,” ungkap Prabowo dalam pidato peresmian, Senin, 21 Juli 2025
Beberapa unit usaha strategis yang dijalankan Kopdes mencakup outlet LPG 3 kg, klinik dan apotek desa, gudang serta fasilitas pengering hasil panen, unit simpan pinjam, agen pupuk, layanan pembayaran listrik, hingga usaha-usaha berbasis potensi lokal yang mendukung perekonomian desa secara berkelanjutan.
Sejarah Koperasi, Cikal Bakal Koperasi Desa ala Prabowo
Hadirnya Koperasi Merah Putih tak lepas dari perjalanan kelahiran koperasi di Inggris. Ya, sejarah koperasi tak bisa dipisahkan dari perjuangan kaum pekerja melawan ketidakadilan ekonomi di kota Rochdale, Inggris Utara.
Pada 21 Desember 1844, Charles Howarth bersama 27 buruh laki-laki dan perempuan mendirikan usaha yang mengutamakan kesejahteraan anggota, bukan sekadar mengejar keuntungan finansial.
Munculnya Koperasi Rochdale dilatarbelakangi kekecewaan para buruh terhadap sistem pasar bebas yang hanya menguntungkan pemilik modal dan menyingkirkan keadilan sosial.

Kala itu, Inggris tengah menghadapi dampak negatif kapitalisme di era praindustri—kemiskinan merajalela dan kesenjangan sosial memburuk. Kelahiran koperasi ini bukan hanya gerakan ekonomi, tapi juga pernyataan sikap tentang kesetaraan.
- Gelar Operasi Patuh Candi 2025, Polda Jateng Kedepanan Penindakan Humanis
- TVKU - Bina Insan Taqwa Bangun Potensi Kolaborasi
- Dampak Kesepakatan Tarif RI-AS ke Ekonomi
Sejak awal, koperasi menolak segala bentuk diskriminasi berdasarkan agama, ras, maupun status sosial. Dalam buku Dasar-Dasar Rochdale, Sejarah Serta Pelaksanaannya, dijelaskan bahwa koperasi Rochdale dimulai dengan pengelolaan toko berdasarkan prinsip-prinsip koperasi.
Awalnya hanya fokus sebagai koperasi konsumen, mereka menyediakan kebutuhan pokok sehari-hari. Seiring bertambahnya modal, koperasi mulai memproduksi barang sendiri. Ini tidak hanya menambah penghasilan, tapi juga membuka lapangan pekerjaan bagi anggota.
Baca Juga: BRI Pacu Koperasi Desa Lewat AgenBRILink
Perjalanan mereka terus berkembang. Pada 1851, koperasi Rochdale sudah mampu membangun pabrik dan perumahan untuk para anggotanya. Gerakan ini menyebar luas, hingga pada tahun berikutnya, berdirilah lebih dari 100 koperasi konsumsi di Inggris.
Seluruh koperasi ini kemudian bersatu dalam satu organisasi besar bernama The Cooperative Wholesale Society (C.W.S) pada tahun 1862. Bahkan, cabang-cabang koperasi Rochdale mulai muncul di kota-kota besar dunia seperti New York, Kopenhagen, dan Hamburg.
Memasuki 1945, C.W.S tumbuh pesat dengan mengelola sekitar 200 pabrik dan tempat usaha yang mempekerjakan sekitar 9.000 orang. Saat itu, perputaran modal koperasi mencapai 55 juta poundsterling.
Lima tahun kemudian, jumlah anggota koperasi di Inggris melonjak menjadi lebih dari 11 juta orang—sekitar 20% dari total populasi negara tersebut. Keberhasilan koperasi ini tak lepas dari prinsip dasarnya: modal hanyalah alat bantu, bukan penentu utama.
Koperasi sebagai organisasi berbasis orang, berdiri untuk menantang dominasi kapitalisme yang menjadikan uang sebagai pusat kekuasaan dalam pengambilan keputusan. (-)
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.id oleh Chrisna Chanis Cara pada 22 Jul 2025