Aplikasi PrimaKu Hadirkan Solusi Terintegrasi Optimalkan Tumbuh Kembang Anak

Selasa, 19 April 2022 17:30 WIB

Penulis:Sulistya

Editor:Sulistya

19 april primaku.jpg
CEO PrimaKu Muhammad Aditriya Indraputra (kanan) bersama Executive Director International Pediatric Association Prof Dr dr Aman Bhakti Pulungan SpA (K) FAAP FRCPI (Hon) (kiri) dan Ketua Bidang Organisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia, DR dr Ari Prayitno SpA(K) (tengah) berfoto bersama usai acara konferensi pers PrimaKu di Jakarta, Selasa (19/04/2022). (Jatengaja.com/dok)

Jakarta, Jatengaja.com – Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) mencatat ada sekitar 1,7 juta anak Indonesia yang belum menerima imunisasi dasar lengkap selama periode 2019-2021.

Salah satu penyebabnya adalah pandemi Covid-19 yang melanda sejak awal 2020 lalu. Pandemi berperan besar terhadap merosotnya kualitas hidup anak Indonesia karena tumbuh kembang yang terganggu akibat kian menurunnya cakupan imunisasi rutin selama pandemi. 

Memasuki awal 2022, pandemi Covid-19 lebih terkendali. Upaya memulihkan kesehatan dan tumbuh kembang anak, kembali menjadi fokus utama orang tua dan pemerintah agar kembali ke taraf optimal. 

PrimaKu selaku pelopor aplikasi tumbuh kembang anak dan partner resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) hadir mendukung pemerintah dalam memudahkan para orang tua untuk mencatat rekam jejak pertumbuhan dan perkembangan anak sebagai solusi utama yang terintegrasi.

Pekan Imunisasi Dunia akan berlangsung pada 24-30 April 2022, menjadi momentum penting bagi optimalisasi tumbuh kembang anak. 

“Kami ingin ikut berperan menyukseskan Pekan Imunisasi Dunia melalui aplikasi PrimaKu yang hingga kini telah digunakan hampir 1 juta orang tua di Indonesia. Melalui salah satu fitur Imunisasi di PrimaKu, para orang tua bisa memperoleh daftar, manfaat, serta jadwal pengingat guna meminimalisir terlambatnya imunisasi yang berpotensi mempengaruhi kesehatan anak, ” tutur Muhammad Aditriya Indraputra CFA, Co-Founder dan Chief Executive Officer (CEO) PrimaKu, saat konferensi pers di Jakarta, Selasa (19/4).

Ketua Bidang Organisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia, DR dr Ari Prayitno SpA(K) menuturkan, tidak hanya imunisasi, tumbuh kembang anak secara holistis dapat dipengaruhi banyak factor. Pemenuhan kebutuhan gizi anak juga memiliki kontribusi dalam mencegah stunting yang menjadi salah satu problematika tumbuh kembang anak Indonesia. 

Aplikasi Interaktif

“Kami menyadari untuk memonitor semua hal tersebut cukup kompleks dan dibutuhkan inovasi untuk meningkatkan taraf kesehatan anak-anak di Indonesia, salah satunya lewat PrimaKu, aplikasi yang menjadi mitra resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia,” ujarnya.

Untungnya, hal ini tak lagi jadi kendala karena kehadiran PrimaKu dapat mempermudah itu semua. 

“Berangkat dari kompleksitas permasalahan tersebut, ini alasan utama kami menghadirkan PrimaKu sebagai aplikasi yang interaktif, terpercaya, dan mudah digunakan karena dapat dikelola bersama oleh ibu, ayah, bahkan keluarga dan pengasuh,” kata Aditriya. 

Dalam aplikasi gratis PrimaKu, orang tua dapat mengisi data medis anak, seperti berat badan, tinggi badan, hingga lingkar kepala. Data medis tersebut nantinya akan menghasilkan sebuah grafik pertumbuhan yang mudah dipahami guna mengetahui apakah tumbuh kembang sang buah hati normal atau tidak sesuai dengan usia serta jenis kelaminnya.

Dijelaskan, untuk memperkaya referensi serta pemahaman tentang tumbuh kembang dan kesehatan anak, PrimaKu juga menghadirkan fitur artikel yang divalidasi oleh para dokter, telekonsultasi dengan dokter spesialis anak yang bisa dilakukan kapan pun dan di mana pun. Selain itu, bisa berdiskusi bersama ribuan komunitas orang tua dan dokter spesialis anak yang tergabung di dalam aplikasi. Dengan demikian, PrimaKu dapat menjadi alternatif pengganti buku Kesehatan Ibu Anak (KIA).

Prof Dr dr Aman Bhakti Pulungan SpA (K) FAAP FRCPI (Hon), Executive Director International Pediatric Association yang juga berperan penting sebagai Advisory Board PrimaKu menegaskan, pertumbuhan anak yang optimal telah menjadi perhatian dan komitmen tidak hanya di Indonesia tetapi juga global.

“Digitalisasi memberikan kesempatan kepada para orang tua untuk memudahkan sekaligus mendisiplinkan proses pemantauan tumbuh kembang anak guna meningkatkan kualitas hidup mereka. Menjadi suatu kebanggaan bahwa Indonesia telah memiliki aplikasi yang tidak hanya dapat berkontribusi dalam mencegah serta mendeteksi dini stunting, tapi juga double burden of malnutrition lainnya seperti overweight, obesitas, hingga gangguan pertumbuhan dan perkembangan lainnya,” ujarnya. 

Dijelaskan, edukasi terus menerus dan kolaborasi yang melibatkan seluruh stakeholder kesehatan akan menjadi kunci keberhasilan Indonesia dalam mengatasi berbagai permasalahan kesehatan anak pascapandemi. 

Ke depan, PrimaKu berkomitmen terus berinovasi meningkatkan kualitas hidup anak dan orang tua, optimalisasi tumbuh kembang anak, serta mendorong terjadinya sinergi semua pihak demi mewujudkan generasi Indonesia yang lebih sehat, kuat, dan unggul. (-)