Warga Papua dan Dayak Kenakan Pakaian Adat, Ikuti Upacara HUT ke-72 Jawa Tengah
Semarang, Jatengaja.com - Warga dari etnis berbagai daerah di Tanah Air yang tinggal di Jawa Tengah mengikuti upacara peringatan HUT ke-72 Jawa Tengah. Mereka antara lain perwakilan dari warga Papua, Sumatra Barat, Dayak, Bugis, Riau, hingga etnis Tionghoa.
Dengan mengenakan pakaian adat asal daerah masing-masing mengikuti upacara yang digelar di halaman Kantor Gubernur Jawa Tengah (Jateng) di Jalan Pahlawan Kota Semarang, Senin (15/8).
Bertindak sebagai inspektur upacara peringatan HUT ke-72 Jawa Tengah adalah Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo. Upacara diikut Wakil Gubernur Jateng, dan jajaran Forkompimda Jateng serta ASN di lingkungan Pemprov Jateng.
- Hanya Modal Kuota Interet Bisa Dapatkan Uang Lho, Begini Caranya
- Ribuan Penari Jaranan se-Jateng Menari Bareng di Kawasan Simpang Lima Kota Semarang
- Telkom Sosialisasikan Penggunaan Produksi Dalam Negeri di Lingkungan BUMN
- Dongkrak Perekonomian, Kabupaten Rembang Gelar Car Free Night
- Belanja Iklan Semester Pertama 2022 Meningkat 7%
Ganjar merasa senang warga dari berbagai daerah di Indonesia berkenan untuk ikut berpartisipasi mengikuti upacara. “Tentu ini bagian yang sangat membahagiakan dan ini bagian dari kebersamaan kita,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Ganjar berpesan kepada seluruh jajaran pemerintah provinsi Jateng dan pemerintah kabupaten/kota untuk menjaga integritas dan menghentikan semua praktik buruk seperti korupsi dan jual-beli jabatan.
Kasus yang menimpa Bupati Pemalang pasti membuat rakyat sangat jengkel serta menjadi tamparan keras di tengah situasi yang harusnya berbahagia ini.
“Kami mengingatkan diri kami sendiri, di kabupaten/kota juga kita ingatkan, hentikan semua praktik buruk, hentikan korupsi. Jual-beli jabatan itu terdengar di mana-mana ceritanya maka saya ingatkan kepada teman-teman yang lain untuk menghentikan sekarang atau ditangkap. Ini yang saya sampaikan dengan keras tadi agar semuanya benar-benar peduli," tegasnya.
Menurut Ganjar, hari ini seharusnya kita mulai bicara soal banyak prestasi. Misalnya penghargaan yang diterima Presiden Joko Widodo dari IRRI karena tiga tahun kita tidak impor beras. Artinya ketahanan pangan kita sangat kuat hari ini.
"Kalau itu bisa kita terjemahkan sampai tingkat daerah maka kita pun bisa mencoba memberikan praktik-praktik baik dan prestasi baik," ujarnya.
- Safira Dwi Meilani, Juara Dunia Pencak Silat asal Kudus Terima Bonus
- Tarif Ojek Online Resmi Naik, Berikut Daftarnya
- Simak Tiga Fitur Baru WhatsApp, Bisa Keluar Grup Diam-Diam
Sementara, Pembina Keluarga Besar Papua di Jateng Markus Romera, mengatakan memiliki rasa memiliki Jateng dan Indonesia dan menganggap sudah menjadi rumah sendiri selain kampung halamannya.
Menurut Markus, hal itu sesuai dengan apa yang disampaikan Ganjar Pranowo bahwa tidak boleh membedakan, harus membaur menjadi satu karena dengan itu semua menjadi mudah dalam menjalin persatuan.
"Kita dari Sabang sampai Merauke bersaudara, tanpa membedakan suku, etnis, agama, dan lainnya. Kita harus membaur seperti kata Gubernur Ganjar Pranowo. Kami berharap Jawa Tengah terus maju dan kami yang dari Indonesia Timur dapat diterima dengan baik oleh masyarakat Jawa Tengah,” ujarnya.