Ribuan Warga Berebut Apem Yaqowiyu di Kompleks Makam Kiai Ageng Gribig, Klaten

SetyoNt - Jumat, 16 September 2022 22:06 WIB
Ribuan Warga Berebut Apem Yaqowiyu di Kompleks Makam Kiai Ageng Gribig, Klaten (Jatengaja.com/dok. Humas Pemprov Jateng)

Klaten, Jatengaja.com – Tradisi Yaqowiyu di Kompleks Makam Kiai Ageng Gribig, Jatinom, Klaten kembali digelar terbuka setelah dua tahun digelar terbatas akibat pandemi Covid-19.

Ribuan warga yang datang dari berbagai daerah memadati kompleks Makam Kiai Ageng Gribig untuk berebut mendapatkan apem yang disebarkan dalam acara tersebut.

Tradisi Yaqowiyu yang digelar setiap bulan Safar pada penanggalan Jawa sekaligus peringatan haul Kiai Ageng Gribig. Untuk gelaran tahun 2022 Masehi/1956 Ehe ini, panitia menyiapkan sekitar 4 ton apem yang kemudian disebar kepada masyarakat yang datang ke lokasi, Jumat (16/9).

Acara dihadiri Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo, Menteri Koordinasi Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto dan Bupati Klaten Sri Mulyani.

Mereka dari atas panggung mengawali menyebarkan apem dengan melempar kepada masyarakat yang telah menunggu di bawah.

Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo menyatakan tradisi Yaqowiyu bukan hanya sebatas menyebar apem kepada masyarakat, tapi memaknai sebagai doa dan simbol persatuan.

“Menyebar apem merupakan bentuk berbagi rejeki dan doa agar masyarakat kuat,” katanya saat memberikan sambutan dalam acara tersebut.

Ganjar pun mengajak masyarakat untuk berdoa bersama untuk kekuatan menghadapi situasi yang tidak mudah saat ini.

“Acara Yaqowiyu itu sebenarnya adalah doa agar kita semua diberikan kekuatan dan bisa bangkit karena kuat,” ujarnya.

Awal mula tradisi Yaqowiyu di Jatinom, Klaten, Jateng bermula pada tahun 1600-an, Ki Ageng Gribig ulama pada zaman kerajaan Mataram naik haji.

Sepulang dari menunaikan ibadah haji diMekah, Ki Ageng Gribig membagikan kue sebagai buah tangan di Jatinom, Klaten, karena tak cukup meminta sang istri, Nyi Ageng Gribig membuatkan apem untuk dibagikan pada para muridnya.

Apem itulah yang kemudian dinamai apem Yaqowiyu karena dalam doa penutup pengajian Ki Ageng Gribig berbunyi "Ya qowiyu Yaa Assis qowina wal muslimin, Yaa qowiyu warsugna wal muslimin".

Doa itu memiliki makna meminta kekuatan pada Tuhan bagi segenap kaum Muslim. Sebaran kue apem ini kemudian menjadi tradisi tahunan di Jatinom. (-)

Editor: SetyoNt

RELATED NEWS