Program Pasar Murah Pemkot Semarang Diganjar Penghargaan

Sulistya - Rabu, 26 April 2023 10:41 WIB
Pemerintah Kota Semarang mendapat penghargaan dari Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Jawa Tengah. (dok/semarangkota.go.id)

Semarang, Jatengaja.com - Pemerintah Kota Semarang dinilai berhasil menyediakan akses bahan pangan yang terjangkau masyarakat, sekaligus berhasil menekan angka inflasi.

Atas komitmen dan keberhasilan tersebut, Pemerintah Kota Semarang mendapat penghargaan dari Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Jawa Tengah.

"TPID Jawa Tengah bersama Bank Indonesia memberikan apresiasi untuk program Pak Rahman (Pasar Pangan Rakyat Murah dan Aman) yang tentu ini juga menjadi salah satu pendorong bagaimana inflasi di Kota Semarang ini bisa terkendali dan juga kita masuk 10 besar tingkat inflasi terendah se-Indonesia," kata Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu dalam keterangan persnya, dikutip Rabu, (26/4/2023).

Mbak Ita, sapaan akrab Wali Kota Semarang mengatakan, pihaknya konsisten menggelar pasar murah di 16 kecamatan di wilayahnya. Selain roadshow pasar murah, pihaknya juga telah memberikan bantuan beras sebanyak 580 ribu ton kepada keluarga penerima manfaat di Kota Semarang.

Penggunaan QRIS

Pada kesempatan tersebut, Bank Indonesia juga mengukuhkan Mbak Ita sebagai Bunda QRIS. Apresiasi ini diberikan karena Mbak Ita dinilai memiliki komitmen dan secara konsisten mengenalkan akselerasi penggunaan QRIS kepada masyarakat luas dengan menjadikannya metode pembayaran selama kegiatan Pak Rahman berlangsung.

"Saya matur nuwun kepada Bank Indonesia, Pak Rahmat beserta jajarannya yang telah memberikan (penghargaan) kami menjadi Bunda QRIS. Kota Semarang adalah Kota Besar sehingga ya memang digitalisasi ini harus berjalan," tutur Mbak Ita.

Dikatakan, pemakaian QRIS sebagai metode pembayaran selaras dengan konsep Smart City yang diusung Pemerintah Kota Semarang. Ia menghimbau masyarakat ke depannya menjadi cashless society dengan lebih sering menggunakan QRIS dalam melakukan transaksi sehari-hari.

"Kita juga mengajarkan pada masyarakat dan pelaku usaha bahwa mereka tidak perlu punya susuk (uang kembalian) karena harga-harga ini kan pasti tidak genap sehingga salah satu solusinya ya melakukan (pembayaran lewat) QRIS," tuturnya. (-)

Editor: Sulistya

RELATED NEWS