Cerita Pemudik Lawan Arus Akibat Penerapan One Way Jalan Tol, Semarang-Bandung Hampir 15 Jam
Semarang, Jatengaja.com – Mudik Lebaran tahun 1444 H kali ini, dipastikan lebih ramai dan semarak karena sudah tidak ada lagi larangan serta telah dicabutnya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Menyambut berlangsungnya arus mudik dan balik, pemerintah pun berupaya memberikan layanan terbaik untuk jutaan orang yang akan pulang ke kampung halaman. Selain infrastruktur yang diperbaiki, pemerintah juga menggelar mudik gratis dengan kapal laut, kereta api, serta armada lainnya.
Selain itu, juga diterapkan system one way jalan tol dari Gerbang Tol Cikampek hingga Gerbang Tol Kalikangsung Semarang. Penerapan ini efektif membuat arus kendaraan lancar dari arah barat menuju ke timur sejak diberlakukan pada Selasa (18/4/2023) sore.
- Tinggi, Minat Ikut Mudik Bersama IndiHome-Telkom Group
- One Way Jalan Tol Berlangsung Lancar
- Telkom Fasilitasi 2.700 Pemudik ke Kota Tujuan di Pulau Jawa dan Sumatera
Ribuan kendaraan roda empat yang meluncur dari arah Jabodetabek menuju ke timur (Jateng dan Jatim), melanggang mulus nyaris tanpa hambatan karena semua lajur diperuntukkan bagi pemudik dari arah barat.
Namun, siapa sangka, penerapan one way jalan tol justru menyulitkan pemudik lawan arus atau pengguna jalan tol dari arah timur menuju ke barat. Hal itu diceritakan Joko (45) pemudik asal Semarang yang menuju ke Bandung Jawa Barat.
Kemacetan
Dia bercerita, Selasa (18/4/2023) sore, usai pulang kerja, dirinya bersama keluarga langsung meluncur ke arah barat melalui jalan tol dalam kota. Namun di Krapyak, dirinya dan ratusan pengendara lainnya sudah tak boleh masuk ke jalan tol arah Kalikangkung yang sudah ditutup dan diberi informasi penerapan one way, dan pengendara diminta menggunakan jalan arteri. Akibatnya, terjadi penumpukan kendaraan di exit tol Krapyak.
“Macet parah. Untuk keluar dari jalan tol Krapyak, harus ditempuh satu jaman,” tutur Joko.
Joko yang mengaku keluar dari rumah pukul 17.00, harus menikmati buka puasa di exit tol krapyak karena terjebak kemacetan. Dia menuturkan, karena hari itu hari terakhir bekerja, terjadi penumpukan kendaraan di sepanjang jalan arteri. Belum lagi truk dan bus juga harus melintasi jalan arteri demi menuju ke arah Jabodetabek.
- 866 Pejabat Fungsional Pemprov Jateng Harus Tandatangani Pakta Integrasi, Ganjar Tak Setuju Check Out
- Safari Ramadan 1444 H, SIG Salurkan Bantuan Rp10,84 Miliar
- Gagal, Mediasi Kredit Macet Bank OCBC NISP Rp 232 Miliar terhadap Susilo Wonowidjojo
“Akibatnya terjadi kemacetan dimana-mana. Misalnya di perbatasan Semarang – Kendal, Kota Pekalongan, Tegal, hingga Cirebon,” tuturnya.
Joko mengakui penerapan one way merupakan upaya pemerintah untuk mempermudah pemudik. Namun demikian dia menyesalkan penerapannya terlalu cepat, sehingga pemudik lawan arus seperti dirinya tidak bisa lewat jalan tol, akibatnya waktu tempuhnya pun sangat lama.
“Saya start dari Semarang sekitar pukul 17.00, istirahat dua kali, sampai di Bandung keesokan paginya, sekitar pukul 07.30. Hampir 15 jam berada di jalan raya, padahal biasanya hanya sekitar 7 jam saja,” katanya.
Dia berharap pemerintah juga memperhatikan kepentingan pemudik lawan arus, dengan cara menerapkan one way jalan tol sehari atau dua hari setelah dinyatakan cuti bersama. (-)