Pergelaran Wayang Rutin Diadakan di Kota Semarang, Momen Kebangkitan Seniman dan Budayawan

Sulistya - Rabu, 31 Agustus 2022 11:06 WIB
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi pada pergelaran wayang kulit di Kecamatan Tembalang. (dok/semarangkota.go.id)

Semarang, Jatengaja.com – Akibat pandemi Covid-19 yang melanda, selama sekitar dua tahun para seniman tradisional dan budayawan nyaris tak bisa berkegiatan. Mulai membaiknya situasi di Kota Semarang saat ini merupakan momen tepat bagi seniman dan budayawan untuk bangkit.

Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, mendukung seniman tradisional dan budayawan untuk kembali bangkit, termasuk di antaranya para seniman wayang. Pergelaran wayang sampai saat ini rutin digelar di Kota Semarang, baik sebagai bagian rangkaian acara dari instansi pemerintah, swasta, hingga masyarakat umum.

“Pak Sigit ini dalang terkondang seluruh dunia. Mau pesen beliau ini harus antri hingga tiga bulan, jadi kalau hari ini mampir di Tandang Insya Allah berkah untuk panjenengan semuanya dan Semarang yang semakin hebat,” kata wali kota pada pergelaran wayang kulit di Kecamatan Tembalang.

Dikatakan, salah satu upaya mengisi kemerdekaan bisa diwujudkan melalui melestarikan budaya seperti kesenian tradisional wayang. Hendi dan jajarannya selalu berupaya menjadikan pertunjukan wayang sebagai atraksi di titik-titik destinasi wisata di Kota Semarang.

Contohnya pergelaran wayang potehi yang bisa disaksikan di Pasar Semawis, serta pementasan wayang orang Ngesti Pandawa di Kota Lama Semarang.

Kota Pariwisata

Hal itu merupakan upaya mengembangkan Kota Semarang sebagai kota pariwisata. Hendi, sapaan akrba wali kota, berencana berkolaborasi dengan seniman tradisional. Selain untuk membantu mereka kembali pulih setelah pandemi, hal itu bertujuan agar kesenian tradisional bisa tetap eksis di tengah paparan budaya asing yang banyak masuk akibat globalisasi.

“Singkat bapak ibu, pertama dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Ke-77 RI, saya ingin panjenengan mengasah batin panjenengan. Kira-kira dulu di zaman penjajahan, apakah bisa kita berkumpul seperti ini dengan tenang? Bekerja dan belajar dengan tenang? Apalagi menikmati hiburan wayang seperti ini. Untuk itu kita harus banyak-banyak bersyukur,” kata Hendi.

Dirinya juga menuturkan bahwa untuk merebut kemerdekaan, para pejuang dan pendahulu bangsa Indonesia banyak berkorban, rela berpisah dengan keluarga, bahkan hingga kehilangan nyawa. Oleh karena itu, Ia berpesan agar masyarakat dapat meneladani para pejuang bangsa dengan cara memupuk rasa inisiatif dan rasa memiliki terhadap pembangunan Kota Semarang.

“Jika ada kerusakan fasilitas umum di sekitar, di samping laporkan kepada pemerintah, bisa bergerak bersama gotong royong mencari solusi. Terutama untuk hal-hal yang masih bisa ditangani sendiri. Jangan membully pemerintahnya,” ujar Hendi. (-)

Editor: Sulistya

RELATED NEWS