Mantan Pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev Meninggal Dunia

Sulistya - Rabu, 31 Agustus 2022 10:48 WIB
Mikhail Gorbachev (CNN)

Moskow, Jatengaja.com - Mantan pemimpin Soviet yang mengakhiri Perang Dingin, Mikhail Gorbachev meninggal dunia pada usia 91 tahun. Gorbachev yang mengambil alih kekuasaan pada tahun 1985 membuka Uni Soviet saat itu kepada dunia dan memperkenalkan serangkaian reformasi di dalam negeri. Tetapi dia tidak dapat mencegah runtuhnya Uni Soviet secara perlahan.

Rumah sakit tempat dia meninggal mengatakan dia telah menderita penyakit yang lama dan serius. Dalam beberapa tahun terakhir kesehatannya menurun dan dia keluar masuk rumah sakit. Pada bulan Juni, media internasional melaporkan bahwa dia telah dirawat di rumah sakit setelah menderita penyakit ginjal, meskipun penyebab kematiannya belum diumumkan.

Gorbachev memiliki awal kehidupan yang sederhana. Dia dilahirkan dalam keluarga petani pada tanggal 2 Maret 1931 di dekat Stavropol. Ia menjadi anggota Partai Komunis pada tahun 1952 dan menyelesaikan gelar sarjana hukum di Universitas Moskow pada tahun 1955. Di sinilah ia bertemu dan menikah dengan teman kuliahnya Raisa Titarenko.

Selama awal 1960-an, Gorbachev menjadi kepala departemen pertanian untuk wilayah Stavropol. Pada akhir dekade dia telah naik ke puncak hierarki partai di wilayah tersebut. Dia mendapat perhatian Mikhail Suslov dan Yuri Andropov, anggota Politbiro. Sebuah badan pembuat kebijakan utama dari Bagian Komunis Uni Soviet. Perhatian ini membuatnya terpilih menjadi anggota Komite Sentral pada tahun 1971 dan banyak bekerja di luar negeri.

Pada tahun 1978 Gorbachev kembali ke Moskow, dan tahun berikutnya ia terpilih sebagai calon anggota Politbiro. Gorbachev menjadi anggota penuh Politbiro sejak 1980 dan semakin berpengaruh pada 1982 ketika mentornya, Andropov menggantikan Leonid Brezhnev sebagai sekretaris jenderal partai. Dia membangun reputasi sebagai musuh korupsi dan inefisiensi. Akhirnya Gorbachev naik ke posisi teratas

Berharap untuk mengalihkan sumber daya ke sektor ekonomi Soviet, Gorbachev mulai berdebat mendukung diakhirinya perlombaan senjata dengan Barat.

Namun selama enam tahun menjabat, Gorbachev tampaknya bergerak terlalu cepat untuk merombak partai . Ini mengakibatkan hak-hak istimewanya terancam. Tetapi di sisi lain dia terlalu lambat bagi para reformis yang berharap untuk menyingkirkan negara satu partai dan ekonomi komando.

Saat berusaha untuk tetap mengendalikan proses reformasi, dia tampaknya telah meremehkan kedalaman krisis ekonomi. Dia juga tampaknya memiliki titik buta untuk kekuatan masalah kebangsaan. Glasnost membuat seruan yang semakin keras untuk kemerdekaan dari Baltik dan republik Soviet lainnya pada akhir 1980-an.

Pahlawan Barat

Dia memang berhasil dalam kebijakan luar negeri terutama dari perspektif internasional. Sulit untuk merangkum apa arti Gorbachev bagi publik Barat pada 1980-an, setelah salah satu periode paling berbahaya dari kebuntuan antara Timur dan Barat. Setelah beberapa generasi Kremlin dipimpin sosok yang keras, bermusuhan, garis keras dan tua, Gorbachev masih muda, modern, dan segar. Dia juga seorang visioner dan reformis.

Gorbachev mengilhami harapan tiba-tiba bahwa pertikaian nuklir yang menghantui dunia pada paruh kedua abad ke-20 tidak akan berakhir dengan menghancurkan peradaban. Presiden Amerika Ronald Reagan dan belahan jiwanya dari Inggris, Margaret Thatcher, adalah sosok yang paling hawkish. Tetapi keduanya menyadari momen yang menjanjikan datang dari Gorbachev.

Semua orang ingat hari ketika Reagan pergi ke Berlin dan dengan latar belakang Gerbang Brandenburg di Tembok Berlin dia berkata: "Tuan Gorbachev, hancurkan tembok ini." Itu adalah salah satu momen paling ikonik dalam sejarah Amerika modern.

Pada saat itu hanya sedikit orang yang berpikir itu mungkin. Faktanya, beberapa pembantu Gedung Putih menganggap komentar itu terlalu provokatif dan mencoba membujuk Reagan untuk tidak mengatakannya. Tetapi pada akhirnya dalam tindakan yang luar biasa, Gorbachev secara efektif meruntuhkan tembok itu.

Setelah serangkaian pembicaraan dan pertemuan pengurangan pengendalian senjata nuklir dengan para pemimpin Barat, Gorbachev menjadi pahlawan di Barat. Tapi meski dia dianggap penting di Barat, Gorbachev dilihat sebagai orang buangan di rumah. Dia dianggap sebagai penyebab hancurnya Soviet.

Pada tahun 1989 muncul pemberontakan negara-negara Pakta Warsawa. Saat itu Gorbachev menolak menggunakan kekuatan militernya untuk meredam gerakan melawan rezim Komunis tersebut. Pada akhirnya ini menyebabkan pembebasan Eropa Timur, jatuhnya Tirai Besi, berakhirnya Perang Dingin dan reunifikasi Jerman.

Glasnot dan Perestroika

Gejolak di dalam negeri tidak lepas dari dua gagasan Gorbachev yang dikenal sebagai glasnost (keterbukaan) dan perestroika (restrukturisasi). Glasnot berarti memberi kebebasan bersuara termasuk mengkritik pemerintah. Sesuatu yang selama ratusan tahun tidak pernah ada di Soviet. Sementara perestroika adalah memberi kekuasaan lebih pada pemerintah daerah. Tidak lagi terpusat di Moskow.

Runtuhnya Uni Soviet yang cepat akibat perestroika, membawa kondisi ekonomi yang ekstrem, kekacauan, dan pukulan bagi kebanggaan nasional. Ketika satu demi satu negara-negara Uni Soviet mendeklarasikan kemerdekaan, pada 25 Desember 1991, Gorbachev mengundurkan diri sebagai presiden Soviet.

Saat pidato pengunduran dirinya, Gorbachev mendefinisikan apa yang mungkin akan menjadi warisannya: "Negara ini menerima kebebasan, dibebaskan secara politik dan spiritual, dan itu adalah pencapaian yang paling penting."

Tetapi kehancuran Soviet telah membuat banyak orang begitu sakit hati. Keadaan ini akhirnya membuat orang kuat seperti Putin menarik bagi banyak orang Rusia.

Putin ditempatkan bersama KGB di Jerman Timur dan merasakan sengatan desersi Moskow. Dia datang untuk melihat runtuhnya Kekaisaran Soviet sebagai bencana sejarah. Dan begitu Putin memperoleh kekuasaan, dia mulai memulihkan prestise nasional Rusia yang terluka.

Pemerintahan Gorbachev bukannya tanpa cacat dari sudut pandang Barat. Dia mengirim tank ke Lithuania untuk menghancurkan harapan kemerdekaan di negara-negara Baltik pada tahun 1991, beberapa bulan sebelum dia meninggalkan kekuasaan. Dan dia dilarang ke Ukraina selama lima tahun setelah mengatakan dia mendukung pencaplokan Krimea oleh Putin.

Tetapi sampai akhir hayatnya, Gorbachev mengecam tindakan berlebihan Putin. Hubungan keduanya memburuk ketika Putin mengatakan sebaiknya Gorbachev tidak banyak bicara. Sementara Gorbachev mengkritik Putin yang terlalu takut pada kritik.

Kini gorbachev telah pergi. Dia akan dimakamkan di pemakaman Novodevichy Moskow. Tempat peristirahatan banyak orang terkemuka Rusia. Di samping istrinya Raisa, yang meninggal karena Leukemia pada 1999. Dia pergi dengan status antara seorang pahlawan dan seorang buangan. Tergantung pada siapa dan dari sudut mana melihatnya. (-)

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Amirudin Zuhri pada 31 Aug 2022

Editor: Sulistya
Bagikan

RELATED NEWS