Penambang Pasir Alih Pekerjaan Jadi Pengelola Wisata Bendungan Logung
Kudus, Jatengaja.com – Warga di Desa Kandangmas dan Tanjungrejo, Kecamatan Dawe, Kudus, Jawa Tengah. yang dulunya bekerja menambang pasir, kini beralih pekerjaan pelaku wisata. Ya, sejak ada Bendungan Logung yang berada di perbatasan dua desa itu, ternyata mampu mengangkat potensi desa untuk menjadi tempat wisata.
Perlu diketahui, Bendungan Logung mulai dibangun 2014 dan diresmikan tahun 2018. Bendungan memiliki pesona alam yang indah. Panorama bebukitan yang mengelilingi telaga, dapat memanjakan mata. Itulah yang kemudian menjadi magnet wisata yang dikembangkan masyarakat sekitar menjadi wisata, tertama Desa Kandangmas.
Ramidi, bagian keamanan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Kandangas menuturkan, desanya saat ini telah dinobatkan sebagai desa wisata. Hal itu lantaran adanya Bendungan Logung.
- Harga Naik Jelang Ramadhan, Wali Kota Semarang; Pedagang Jangan Mremo Kebangetan yaa..
- Baru 73 Persen Wajib Pajak Kota Semarang Taat Membayar PBB
- 14 Pesantren Ikuti Liga Santri Piala Dandim 0733/BS Semarang
“Alhamdulillah, saat ini karena ada Bendungan Logung yang ada di wilayah Kudus, masyarakat yang dulunya menambang pasir sekarang menjadi pelaku wisata,”ujarnya.
Tidak hanya penambang pasir yang berpindah haluan menjadi pelaku wisata. Masyarakat sekitar kini juga mulai membuka usaha kuliner di sekitar lokasi wisata.
“Sekarang ada yang membuka warung, ini sangat membantu masyarakat yang tadinya tidak ada penghasilan,” katanya.
Adanya Bendungan Logung juga mampu mengangkat potensi desa. Sepertin UMKM gula merah, wisata alam, dan wisata reliji.
Adapun Ketua Pokdarwis Desa Kandangmas, Sabari menuturkan, wisatawan dapat menikmati keindahan panorama Bendungan Logung dengan menaiki perahu atau speed boat.
- Pemkot Semarang Siapkan Rp 29 Miliar untuk Bangun Jalan Tembus Jangli-Undip
- Telkom Leap, Upaya Wujudkan Kedaulatan Digital Indonesia
- Laba Bersih Mitratel Meroket Jadi Rp 1,38 Triliun pada 2021
“Kalau naik perahu Rp 15 ribu sampai Rp 17 ribu. Tapi kalau speed boat Rp 80 ribu sampai Rp 90 ribu, itu bisa dinaiki 3 sampai 4 orang,” katanya.
Sebelum pandemi, jumlah pengunjung bisa mencapai 1.000 orang per hari. Namun saat ini, masig naik-turun karena belum dibuka seratus persen akibat pandemi.
Keberadaan Kandangmas sebagai desa wisata rintisan juga telah mendapat perhatian dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
“Kita pernah menerima bantuan keuangan dari Provinsi sebesar Rp 100 juta untuk pegembangan wisata di sini. Dan, saat ini masih akan terus kita kembangkan,” katanya. (-)