Menjajikan Keutungan, Bisnis Penyewaan Jasa Angkutan Mobil Pikap Mulai Marak
Semarang, Jatengaja.com - Bisnis penyewaan jasa angkutan mobil pikap mulai marak karena menjanjikan meraup keuntungan.
Berbagai tempat di Kota Semarang gampang ditemui di pinggir jalanan maupun beredar di media sosial menyediakan jasa penyewaan mobil pikap.
Salah satu pebisnis penyewaan jasa angkutan mobil pikap di Kota Semarang, Rais Nur Halim menjelaskan bisnisnya merupakan milik keluarga agar bisa dikelola bersama-sama dan terjangkau.
- Ganjar Melalu Bank Jateng Luncurkan Kredit Lapak Bagi Pedagang Pasar Bunga 2%
- Polda Jateng Bagikan Bansos 370 Ton Beras Pada Masyarakat Kecil Terdampak Kenaikan BBM
- BNI Berhasil Bawa Pulang 4 Penghargaan Alpha Southeast Asia
- Bank BTN Syariah Salurkan CSR Rp35 Juta ke Pesantren Tahfidh MAJT-Baznas Jateng
- Singapura Tarik Kecap Manis dan Saus Sambal ABC dari Peredaran, Ini Penyebabnya
Bisnis penyewaan jasa angkutan mobil pikap sangat mudah dijalani, karena hanya menunggu calon pelanggan untuk memesan jasa angkutnya.
Selain itu bisnis tersebut sangat menjanjikan keuntungan dan bukan bisnis musiman tapi berjalan sepanjang tahun.
“Kita hanya tinggal menunggu para pengguna jasa angkut yang memiliki kepentingan hendak mengirimkan barangnya ke dalam kota maupun luar kota. Prospek bisnis jasa angkut amatlah menjanjikan karena bukan bisnis musiman yang hanya bisa dijalankan 1-2 tahun, tapi bisa dijalankan seumur hidup,” kata Rais saat ditemui Jatengaja.com, Jumat (9/9).
Menurut warga Pedurungan Kota Semarang ini, bisnis penyewaan jasa angkutan mobil pikap tak membuat khawatir mencari pelanggan, sebab pelanggan selalu ada.
Meski begitu, lanjut Rais mengaku setiap mengangkut barang ada kendala yang dialami, salah satunya adalah faktor alam.
“Risiko yang muncul paling tidak adanya keterlambatan barang karena faktor alam atau human error. Tapi kami selalu berkomunikasi baik dengan pengirim dan penerima jika adanya keterlambatan atau sesuatu hal,” ujarnya.
Mengenai tarif, Rais menjelaskan menyesuaikan dengan jarak dan jenis barang yang hendak diangkut.
"Biasanya, kalau dalam kota saya banderol sekitar Rp250 ribu. Sedangkan, luar kota bergantung jarak dan jenis barang angkutannya,” katanya
Rais menceritakan bisnisnya juga bisa memperoleh jaringan orang-orang hebat maupun sesama pebisnis sehingga bisa memanfaatkan untuk saling tukar pendapat atau pengalaman dengan jaringan yang sudah dibangun.
"Jadi tanpa kita sadari, telah memiliki list beberapa pengirim yang telah menjadi aset dalam berbisnis. Kita bisa bertukar pikiran dan meminta sharing mereka bagaimana lika-liku mereka menjalankan bisnisnya,” katanya.
Penulis : Dickri Tifani Badi