Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Semarang Berhasil Ditekan Sangat Rendah

Sulistya - Selasa, 15 Maret 2022 13:42 WIB
Tim verifikasi uji petik tanda kehormatan yang dipimpin Kepala Biro GTK Setmilpres, Brigjen TNI (Mar) Ludi Prastyono berkunjung ke Kota Semarang, (dok/semarangkota.go.id)

Semarang, Jatengaja.com – Tahun 2021, laju pertumbuhan penduduk Kota Semarang mencapai titik terendah dalam kurun dua puluh tahun terakhir. Titik tertinggi laju pertumbuhan penduduk Kota ATLAS terjadi pada 2003, mencapai 2,02%.

Namun pada tahun 2021, indikator tersebut mampu ditekan menjadi sangat rendah hingga ke angka 0,25%. Atas capaian tersebut, Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi dan Ketua Tim Penggerak PKK Kota Semarang Krisseptiana pun terpilih sebagai nominator penerima penghargaan Satya Lencana, berkaitan dengan program Keluarga Berencana.

Hendrar Prihadi terpilih untuk nominasi Satyalencana Pembangunan, sedangkan Krisseptiana ada pada nominasi Satyalencana Wirakarya.

Tim verifikasi uji petik tanda kehormatan yang dipimpin Kepala Biro GTK Setmilpres, Brigjen TNI (Mar) Ludi Prastyono secara khusus datang ke Kota Semarang, Senin (14/3). Hadir pula Direktur Advokasi dan Hubungan Antar Lembaga BKKBN, Wahidah.

Ludi Prastyono mengapresiasi kinerja Wali Kota Semarang dalam membangun wilayah. Ludi bahkan berkelakar Hendi bisa mendapatkan berbagai tanda kerhormata dengan pencapaian Kota Semarang saat ini.

"Saya lihat di Kota Semarang ini pembangunannya sudah komplet, bisa disimpan untuk tanda kehormatan - tanda kehormatan lainnya. Tapi hari ini kita fokusnya terkait KB, dan itu pun juga sebenarnya sudah komplet menyentuh berbagai aspek seperti yang diterangkan Pak Wali dan Bu Kris (Ketua Tim Peggerak PKK Kota Semarang)," tutur Ludi dalam siaran persnya Ketika hadir di Situation Room Pemerintah Kota Semarang.

Lima Pilar

Wali Kota Semarang menyebutkan, dirinya memiliki grand design pembangunan kependudukan Kota Semarang yang terdiri atas 5 pilar. Yaitu pengendalian kuantitas penduduk, pengendalian kualitas penduduk, pembangunan keluarga, penataan persebaran penduduk, dan penataan administrasi kependudukan.

"Di Kota Semarang ini dasarnya adalah bagaimana melakukan pengendalian kuantitas dan kualitas sehingga diharapkan dapat mendorong tingkat kesejahteraan masyarakat. Pengendalian kuantitas salah satu yang kami lakukan adalah dengan menggratiskan pelayanan KB, dan ada tambahan 1 juta rupiah untuk akseptor KB dengan metode operasi pria, atau vasektomi," kata Hendi, sapaan akrab wali kota.

Selain itu, Pemkot Semarang juga menekan angka kematian ibu dan anak dengan melakukan pendampingan. Dimulai dari pra-nikah, hingga kemudian memiliki program Bernama Raisa, atau Rawat Ibu Bersalin.

“Kita menggratiskan antar jemput, rawat inap, proses persalinan, sampai laundri kita gratiskan juga," kata Hendi.

Adapun Krisseptiana selaku Ketua Tim Penggerak PKK Kota Semarang menekankan kader PKK secara aktif bergerak untuk melakukan pendampingan kepada ibu melahirkan.

"Tidak hanya ibu melahirkan, tetapi buah hatinya kemudian juga kita lakukan pendampingan dalam tumbuh kembangnya dengan memaksimalkan peran Posyandu yang ada di berbagai wilayah. Kami juga membantu Pemerintah Kota Semarang dalam program pemberian makanan tambahan dan susu agar kemudian mampu menekan stunting," kata Tia. (-)

Editor: Sulistya

RELATED NEWS