Kenaikan harga Cabai Merah dan Rokok Filter Picu Inflasi di Jateng Bulan Juli Sebesar 0,51%
Semarang, Jatengaja.com - Inflasi Jawa Tengah (Jateng) pada Juli 2022 tercatat sebesar 0,51%. Inflasi tertinggi di Kota Tegal dan Kota Semarang sebesar 0,59%.
Menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng, Adhi W, penyebab utama inflasi Juli 2022 adalah kenaikan harga cabai merah, bawang merah, angkutan udara, rokok kretek filter, dan daging ayam ras.
Penahan utama inflasi di Jateng adalah penurunan harga minyak goreng, bawang putih, sekolah dasar, emas perhiasan, dan beras.
“Pada Juli 2022 Jateng mengalami inflasi sebesar 0,51 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 111,89 persen,” katanya.
- 7.000 Ikan Bilih yang Nyaris Punah Dilepas di Danau Singkarak
- Mitratel Beli Lagi 6.000 Menara BTS dari Telkomsel
- BNI Kelola Penyaluran Gaji untuk Karyawan Pelindo Terminal Petikemas
- PGN Mulai Pembangunan Jargas GasKita Skema Investasi Internal Untuk 11 Kabupaten Kota
- Permintaan Tumbuh Signifikan, Telkom Terus Kembangkan Data Center Dan Cloud
Tingkat inflasi tahun kalender Juli 2022 sebesar 4,28% persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Juli 2022 terhadap Juli 2021) sebesar 5,45%.
Dilansir dari jateng.bps.go.id, Rabu (3/6), enam kota besar di Jateng mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Tegal dan Kota Semarang masing-masing sebesar 0,59% dengan IHK masing-masing
sebesar 113,34 dan 111,63.
Kemudian diikuti Kota Purwokerto sebesar 0,39% dengan IHK sebesar 112,37, Kota Kudus sebesar 0,38% persen dengan IHK sebesar 111,01, dan inflasi terendah terjadi di Kota Solo dan Kota Cilacap sebesar
0,35 % dengan IHK masing-masing sebesar 112,87 dan 111,91.
Inflasi Jateng terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan,
minuman, dan tembakau sebesar 1,17%.
- Pemprov Jateng Telah Pulihkan 251.037 Hektare Lahan Kritis
- Kenalkan Genre Musik Keroncong lewat Solo Keroncong Festival
- Jepang - Jateng Jajaki Kerja Sama Bidang Kesehatan dan Kebencanaan
Kelompok transportasi sebesar 0,62%, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,46 %, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,36 %, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,33%.
Kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,30%, kelompok
perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,27%, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,23%, dan kelompok kesehatan sebesar 0,08%.
Kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu kelompok pendidikan sebesar -0,31% dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar -0,09%. (-)