Kenaikan Harga Beras dan Migor Picu Jateng Inflasi 0,47% pada Desember 2022
Semarang, Jatengaja.com - Badan Pusat Statistik mencatat pada Desember 2022, Jawa Tengah (Jateng) tercatat mengalami Inflasi sebesar 0,47% dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 113,34.
Tingkat inflasi tahun kalender Desember 2022 sebesar 5,63% dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Desember 2022 terhadap Desember 2021) sebesar 5,63%
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng, Selasa (3/1), enam kota IHK di Jateng semua kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Tegal sebesar 0,61% persen dengan IHK sebesar 114,70.
Diikuti Kota Cilacap sebesar 0,59% dengan IHK sebesar 113,44 kemudian Kota Purwokerto sebesar 0,49% dengan IHK sebesar 114,10, Kota Solo sebesar 0,46% dengan IHK sebesar 114,85, Kota Semarang sebesar 0,45% dengan IHK sebesar 112,85. Inflasi terendah terjadi di Kota Kudus sebesar 0,40% dengan IHK sebesar 113,12.
- Kenaikan Harga Beras dan Migor Picu Jateng Inflasi 0,47% pada Desember 2022
- Pemerintah Turunkan Harga BBM Pertamax Jadi Rp12.800 Per Liter
- Kapolda Jateng Tinjau Banjir di Kaligawe Hingga Pantai Marina Kota Semarang
- Pemprov Jateng Dirikan Pusat Data Center yang Pertama di Indonesia
- Tetap Waspada, Jateng Masih Berpotensi Cuaca Buruk
Penyebab utama inflasi Desember 2022 adalah kenaikan harga beras, telur ayam ras, emas perhiasan, minyak goring (migor), dan daging ayam ras.
Sedangkan penahan utama inflasi adalah penurunan harga angkutan udara, bayam, jeruk, kangkung, dan kacang panjang.
Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 1,52%.
Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,78%, kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,31%, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,16%, kelompok pakaian dan alas
kaki sebesar 0,07%, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,06%, serta kelompok transportasi sebesar 0,02%, dan kelompok kesehatan
sebesar 0,01%.
Kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar -0,03% dan dan kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar - 0,02%. (-)