Jet Tempur F/A-18 Super Hornet Milik AL Amerika Terlempar ke Laut, Ini Penyebabnya
Jatengaja.com - Jet tempur F/A-18 Super Hornet milik Angkatan Laut (AL) Amerika yang sedang ditugaskan di kapal induk USS Harry S. Truman terlempar dari dek dan jatuh ke laut saat kapal tersebut berlayar di Laut Mediterania.
Kejadian tak biasa ini disebabkan adanya angin kencang dan hujan lebat yang secara singkat menerjang kapal induk USS Harry S. Truman sehingga membuat jet tempur F/A-18 Super Hornet milik AL Amerika yang berada di dek kapal terlempar dari dek dan jatuh ke laut.
Dalam pernyataan, Armada ke-6 Angkatan Laut Amerika mengatakan peristiwa ini terjadi pada 8 Juli ketika secara tidak terduga angin kencang dan hujan lebat menerjang secara singkat. Insiden itu tidak terkait dengan F/A-18 Super Hornet yang lepas landas dari kapal.
- Tercatat 41 Jemaah Haji Indonesia 2022 Meninggal di Arab Saudi
- Bupati Semarang Minta Pelayanan Puskesmas Terus Ditingkatkan
- Akselerasi Menuju Aset Rp 1 Triliun pada 2022, Kantor Pusat Baru BPR Arto Moro Resmi Beroperasi
- Manjakan Pengguna, Ultra Voucher Gandeng KFC
- Gubernur Ganjar Minta Kadin Jateng Ikut Turunkan Inflasi
“Tidak ada seorang pun di dalam pesawat dan tidak ada personel di sekitar saat pesawat terlempar dari dek kapal,” demikian bunyi pernyataan tersebut, Minggu (10/7).
Pernyataan itu tidak menjelaskan secara rinci di mana Kapal Induk Truman berada di Mediterania ketika insiden itu terjadi. Tetapi USNI News pada 7 Juli melaporkan kapal itu berada di Laut Lonia. Pernyataan itu juga mengatakan kapal Induk USS Harry S. Truman tetap mampu menjalankan misi penuh.
Kelompok tempur kapal induk Truman dikerahkan ke Mediterania pada bulan Desember 2021 karena kekhawatiran tentang penumpukan pasukan Rusia dan peralatan militer di sepanjang perbatasan Ukraina. Rusia kemudian meluncurkan invasi ke Ukraina pada 24 Februari.
Sejak itu Truman telah mendukung pelatihan dan penerbangan patroli di Eropa Timur dan berlayar di laut Ionia dan Adriatik. Truman diperkirakan akan tetap berada di Mediterania hingga setidaknya Agustus mendatang.
Tidak biasa
Terlemparnya jet tempur dari dek kapal adalah peristiwa yang tidak biasa. Setidaknya untuk masa sekarang ini. Pesawat dan apa pun yang berpotensi bergerak, seperti kendaraan penarik, traktor, gerobak dan sebagainya pasti dirantai saat tidak digunakan. Ini menjadikan mereka tidak jatuh dari dek penerbangan.
Di masa lalu peristiwa ini memang beberapa kali terjadi. Beberapa pesawat terlempar dari dek oleh jet blast pesawat lain. Ini alasan kenapa kapal induk sekarang dilengkapi dengan JBD atau Jet Blast Deflektor. Alat ini biasanya dinaikkan di belakang ketapel sehingga hempasan knalpot jet tidak mengenai dan membahayakan awak dek penerbangan atau pesawat lain.
Salah satu kasus terajdi pada 18 April 1995. Saat itu sebuah F-14 Tomcat terlempar dari dek penerbangan USS Independence karena hempasan mesin Tomcat lain yang hendak berangkat. Beruntung dua kruya berhasil dikeluarkan dari pesawat dan diselamatkan.
Insiden lainnya terjadi pada 1970-an yang juga dialami oleh F-14 di USS Kennedy. Pada 14 September 1976 selama berlayar di Kepulauan Orkney, sebuah F-14 lepas kendali dan meluncur dari geladak dan jatuh ke laut . Para kru keluar sebelum Tomcat melewati tepian.
Berbeda dengan insiden USS Independen, dalam kasus di USS Kennedy pesawat utuh di dasar laut. Karena mereka khawatir Soviet dapat memulihkan Tomcat dan mempelajari rahasianya, Angkatan Laut Amerika meluncurkan operasi pemulihan. F-14 yang hilang ditemukan dua bulan kemudian.
Sedangkan untuk insiden di Laut Mediterania pada 8 Juli 2022, keputusan apakah badan pesawat Super Hornet akan dipulihkan belum dibuat. (-)
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Amirudin Zuhri pada 12 Jul 2022