Ini Penampakan Sepeda Listrik Buatan Warga Perantauan Jateng

Sulistya - Jumat, 18 Maret 2022 10:37 WIB
Produk sepeda listrik buatan warga Klaten, R Agung Nugraha, mampu memikat Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. (dok/Humas Pemprov Jateng)

Semarang, Jatengaja.com – Produk sepeda listrik buatan warga Klaten, R Agung Nugraha, mampu memikat Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Gubernur langsung mencoba sepeda listrik buatan perantau dari Paguyuban Jawa Tengah (PJT) tersebut.

Paguyuban Jawa Tengah membawa produk Eco bike atau sepeda ramah lingkungan, mereknya E-Run. Jadi sementara kami masih memproduksinya di Jawa Barat di pabrik kami di Bogor. Kami akan membawa produk ini ke Jawa Tengah biar bisa dipakai untuk masyarakat Jawa Tengah,” kata Agung ditemui pada acara Silaturahmi Gubernur Jateng dengan PJT di Gedung Gradhika Bakti Praja, kompleks kantor Gubernur Jateng di Kota Semarang, Kamis (17/3/2022).

Menurut Agung, gubernur mengarahkan agar sepeda listrik buatan PT Eran Teknikatama bisa dimanfaatkan di rumah sakit, atau juga lainnya. Karena sepeda tersebut menggunakan listrik, maka jelas akan menghemat energi, serta bisa membantu pemerintah mengurangi polusi.

Sepeda listrik itu akan segera disebarkan ke Jawa Tengah agar masyarakat bisa memakainya. Dengan harga tergantung dari model yang jadi selera konsumen masing-masing.

Teknologi sepeda menggunakan baterai berkekuatan 10 amphere 48 volt atau setara 500 watt. Dengan daya jangkau sekitar 40-50 kilometer sekali charge.

“Jadi nanti ada start charging system-nya, ada charge-nya, atau ada swab battery. Jadi bisa kita memakai swab battery bisa dilepas, dipasang di beberapa station swab batre,” tuturnya.

Gubernur mengaku sudah mencoba sepeda listrik tersebut. Bahkan sepeda itu juga enak dikendarai. “Saya sudah coba dan enak. Saya harus punya koleksinya,” kata Ganjar.

Ketua PJT, Leles Sudarmanto mengatakan, pihaknya membawa sejumlah produk karya warga Jawa Tengah seperti sepeda listrik, pengelolaan sampah, perumahan murah, IT UMKM dan lainnya.

“Kata pak Gubernur, kalau enggak riil (produknya) jangan dibawa ke sini,” kata Leles. (-)

Editor: Sulistya

RELATED NEWS