Dieng Culture Festival Mulai Mendunia

Sulistya - Selasa, 06 September 2022 19:58 WIB
Denny Caknan, tampil impresif dan memukau penonton yang hadir pada penghujung konser musik Jazz di Atas Awan, pada gelaran Dieng Culture Festival (DCF) 2022, Jumat (2/9/2022) malam.

Semarang, Jatengaja.com – Event tahunan Dieng Culture Festival (DCF) di Desa Dieng Kulon, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah yang berisikan pergelaran seni-budaya, sudah masuk dalam kalender event nasional.

Ajang tersebut dinilai sukses sebagai pembangkit pariwisata di wilayah tersebut. Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menilai, sudah saatnya ada peningkatan level DCF dengan mengajak kolaborasi seniman atau artis mancanegara pada event mendatang.

"Industri kita jual (promosikan) ke dunia internasional. Barangkali yang musik, besok bisa mulai ASEAN atau Asia, atau mungkin mengundang artis dunia untuk kolaborasi. Termasuk juga yang panggung tradisional seperti kemarin juga bagus sekali," kata gubernur, Senin (5/9/2022).

DCF 2022 telah membangkitkan ingatan dan imajinasi untuk membuat jauh lebih baik ke depannya. Selain acaranya yang memang bagus, orang-orang yang berada di balik layar juga mulai meningkatkan kapasitasnya.

"Event ini kemudian bisa kita create jauh lebih berkualitas, lebih bagus, karena anak-anaknya hebat sekali. Mulai tidak tahu apa-apa, mengelola sendiri, sampai kemudian terkenal. Event-event di setiap turunannya juga harus ada," katanya.

Untuk membuat event tersebut naik kelas, diperlukan kurator dalam setiap bagian. Kurator ini diperlukan untuk menjaga kualitas acara. Misalnya dalam panggung musik dibutuhkan kurator panggung, lighting, hingga sound system.

Perlu Kurasi

"Kita minta agar dilakukan kurasi. Jadi EO-nya harus dikurasi. Umpama kemarin kita menonton Jazz Atas Awan. Itu musti dikurasi misalnya kurator panggung, lighting, sound system sehingga orang melihat itu nyaman," ujarnya.

Pengembangan infrastruktur juga menjadi salah satu pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Hal itu karena saat di lokasi masih ada titik-titik kemacetan, sehingga perlu traffic management yang bagus.

Pengembangan titik-titik pendukung di sekitar lokasi juga perlu diperhatikan. Misalnya di sekitar kawasan kompleks candi sudah mulai ada glamping-glamping atau pondok-pondok. Menurut Ganjar itu harus ditata dengan baik secara artistik dan daya dukung lingkungan. (-)

Editor: Sulistya

RELATED NEWS