Desa Tempellemahbang Blora Jadi Desa Wisata Petik Jeruk Organik

Sulistya - Selasa, 19 Juli 2022 09:09 WIB
Desa Tempellemahbang, Kecamatan Jepon, kini menjadi desa wisata hortikultura petik jeruk di kebun. (dok/jatengprov.go.id)

Blora, Jatengaja.com – Pemerintah Kabupaten Blora terus berupaya menggerakkan laju perekonomian di wilayahnya. Salah satunya dengan mengembangkan potensi wisata Desa Tempellemahbang, Kecamatan Jepon.

Wakil Bupati Blora, Tri Yuli Setyowati mengatakan, Tempellemahbang kini menjadi desa wisata hortikultura petik jeruk di kebun. Budidaya jeruk di desa tersebut hasilnya bagus, tak kalah dengan jeruk dari daerah lain.

Wakil bupati saat datang langsung ke kebun mengaku sangat antusias melihat perkebunan jeruk di Desa Tempellemahbang, yang hasilnya luar biasa.

“Blora yang terkenal dengan tanah tandus, ternyata bisa tumbuh jeruk dan rasanya tak kalah dengan dari luar daerah. Dan tentu kami terus mendorong agar hasil jeruk organik yang luar biasa ini, kalau bisa jangan dijual begitu saja,” kata wabup.

Potensi lahan di desa itu sangat luas, wabup mendorong, agar ke depannya di Desa Tempellemahbang dijadikan destinasi wisata petik buah, sehingga bisa menjadi daya tarik wisatawan untuk datang.

“Jika di Batu, Malang, ada petik apel. Nanti mungkin di Desa Tempellemahbang ini bisa dikembangkan petik jeruk. Sehingga, ada pemasukan lain. Dan di Tempel ini, sudah ada seperti ini (wisata petik buah) tentu bagus,” tuturnya.

Tak hanya jeruk madu siam, di desa itu juga tumbuh subur jeruk pamelo. Hampir semua warga memiliki kebun buah jeruk.

Salah seorang petani, Sulastri (45), bercerita jika dirinya sudah lima tahun menjadi petani jeruk. Dengan lahan kurang lebih seluas 0,5 hektare, sekitar 400 tanaman jeruknya telah berbuah. Tanaman jeruk dipilih, karena perawatannya mudah dan jangka waktunya panjang.

“Ini tahun kedua panen, untuk harganya Rp 13 ribu hingga Rp 15 ribu per kilogram. Harga paling rendah Rp 5 ribu, jadi tergantung dengan besar kecil buahnya,” ucapnya.

Dalam merawat tanaman jeruk, cukup dengan menggunakan pupuk kandang. Sehingga lebih alami dan hemat. Dia berharap, ke depan ingin tanaman jeruk yang dikembangkan bisa menjadi wisata edukasi.

“Ini sudah dibuka untuk umum, kalau masuk masih gratis, dan nanti bisa petik sepuasnya,” tuturnya. (-)

Editor: Sulistya

RELATED NEWS