BPR Arto Moro Semarang dan BPR Lestari Bali Bahas Kolaborasi BPR se-Indonesia

Sulistya - Jumat, 30 September 2022 13:00 WIB
Founder BPR Arto Moro, Dr. H. Subyakto, SH,MH,MM (bertopi putih) berfoto bersama dengan founder BPR Lestari Bali, Alex P Chandra, di kantor pusat BPR Lestar Bali.

Semarang, Jatengaja.com - Dalam mendukung pemberdayaan ekonomi rakyat, peran Bank Perkreditan Rakyat (BPR) sangat penting. Kedekatan dengan masyarakat dan model bisnis yang berkonsentrasi pada segmen masyarakat menengah ke bawah, membuat BPR memegang peran sentral dalam membangkitkan industri UMKM pascaCovid-19.

Akan tetapi, meskipun BPR memegang peran penting dalam pemberdayaan ekonomi rakyat, perhatian dan dukungan pemerintah terhadap BPR dirasa masih kurang. Momentum digitalisasi teknologi yang sekarnag terjadi menjadi momentum tepat bagi BPR untuk berkonsolidasi membangun platform bersama guna lebih memperkuat posisi BPR.

Pentingnya konsolidasi dan berkolaborasi BPR dalam menciptakan inovasi layanan menjadi salah satu topik bahasan dalam pertemuan antara founder BPR Arto Moro Semarang, Dr H Subyakto SH MH MM dengan founder BPR Lestar Bali, Alex P Chandra di kantor pusat BPR Lestari Bali, Jl Teuku Umar, Denpasar, Bali.

Dalam pertemuan yang dilaksanakan sebagai bagian dari kunjungan BPR Arto Moro ke Bali terkait penganugerahan Infobank Award 2022 tersebut, baik BPR Lestari Bali maupun BPR Arto Moro sama-sama sepakat bahwa salah satu kelemahan BPR adalah kurangnya kolaborasi dan sinergitas.

“Ada BPR yang kuat di sisi likuiditas tetapi lemah dalam penyaluran kredit, demikian sebaliknya. Akibatnya nasabah yang minta kredit dalam jumlah besar ataupun menaruh dana dalam jumlah besar tidak bisa dipenuhi. Sehingga banyak opportunity yang hilang akibat kendala tersebut,” tutur Subyakto.

Menurutnya, kondisi over likuiditas atau kekurangan likuiditas tidak akan terjadi apabila terdapat sebuah bank jangkar, Apex Bank, yang berfungsi menjadi pendamping bagi BPR di seluruh Indonesia. Keberadaan Apex bank nantinya akan menjadi semacam The Lender of Last Resort bagi BPR, sandaran yang memberi bantuan bagi BPR yang mengalami kesulitan pendanaan.

Penghimpunan Dana

Dikatakan, terkait penghimpunan dana masyarakat, BPR sebenarnya mempunyai keunggulan dibandingkan bank umum. Menurutnya, deposito di BPR maupun di bank umum adalah sama-sama aman karena dijamin oleh pemerintah. Tetapi BPR mempunyai keunggulan terkait suku bunga deposito yang lebih tinggi dari bank umum.

“Suku bunga deposito di BPR lebih tinggi bahkan bisa mencapi 2 kali lipat dari bank umum. Keduanya sama-sama aman karena dijamin pemerintah. Bahkan di BPR Arto Moro, selain bunga maksimal, kami juga memberikan manfaat berupa souvenir gratis, pick up service, voucher belanja. Untuk deposan prioritas yaitu deposan dengan nilai simpanan tertentu, juga mendapatkan fasilitas eksklusif berupa penjemputan dan pengantaran dari atau ke bandara dengan layanan mobil terbaik dan pengawalan excellent,” tuturnya.

Subyakto menegaskan, keunggulan deposito BPR dibanding bank umum ini harus lebih disosialisasikan dan disampaikan kepada masyarakat. Sehingga masyarakat lebih yakin dan lebih percaya untuk menaruh simpanannya di BPR.

Terkait dengan kurangnya dukungan pemerintah terhadap BPR, dia menyatakan sebagai lembaga keuangan yang dekat dan tumbuh di masyarakat, harusnya BPR juga diberikan kesempatan untuk menjadi penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR). Akan tetapi sejauh ini pemerintah justru hanya memberikan kesempatan tersebut kepada bank umum saja.

“BPR unggul dalam hal deposito dibandingkan bank umum. Tetapi di sisi kredit, BPR memang belum bisa bersaing. Harusnya pemerintah memberikan kesempatan BPR menyalurkan KUR sehingga bisa BPR bisa lebih bersaing dalam hal penyaluran kredit dengan bank umum,” katanya.

Adapun Alex P Chandra mengatakan, BPR ibaratnya adalah bunga liar yang tumbuh di tepi jalan. Cantik tetapi tidak ada yang serius merawat dan memperhatikan. Menurut founder BPR Lestari Bali yang terpilih sebagai The Most Inspirational Digital Leadership in Rural Bank 2022 pada gelaran Infobank Award 2022 tersebut, apabila dikelola dan dibuat wadah kolaborasi yang tepat, BPR bisa menjadi penantang serius untuk melawan dominasi bank-bank umum.

“Salah satu alasan kenapa BPR tidak tumbuh optimal adalah karena BPR bekerja sendiri-sendiri, kurang kerjasama. Maka untuk itu, harus ada APEX bank atau bank jangkar. Ini adalah salah satu visi saya ke depan. Kita mau coba menjadi bank jangkar supaya semua BPR tumbuh bersama,” lata Alex P Chandra.

Terkait pencapaian BPR Arto Moro yang fantastis dalam kurun waktu 4 tahun terakhir sehingga selalu mendapatkan penghargaan Infobank Award, Alex P Chandra menyampaikan ucapan selamat sekaligus kekagumannya.

“BPR Arto Moro itu bayi ajaib. Aset dari 18 miliar menjadi 750 miliar hanya dalam waktu 4 tahun. Saya percaya dengan manajemen dan teamwork yang solid, BPR Arto Moro ke depannya akan mencatatkan sejarah sebagai salah satu sokoguru dari industri BPR. Selamat buat BPR Arto Moro atas penghargaan Infobank Award 2022,” tutur Alex. (-)

Editor: Sulistya

RELATED NEWS