Mengusung Brand Nona Kriwil, Santi Ubah Limbah Kain Perca Jadi Boneka Lucu

SetyoNt - Jumat, 23 September 2022 17:40 WIB
Mengusung Brand Nona Kriwil, Santi Ubah Limbah Kain Perca Jadi Boneka Lucu (Jatengaja.com/Dickri T. Badi)

Semarang, Jatengaja.com – Limbah kain perca yang tak sudah terpakai, ternyata menjadi peluang bisnis bagi warga Tlogosari, Kota Semarang, Darum Santi, 46.

Tangan terampil Santi menjadikan potongan-potongan kain perca tersebut menjadi aneka boneka lucu yang mempuyai nilai ekonomi.

Mengusung brand Nona Kriwil, boneka buatan Santi telah merambah ke berbagai kota di Indonesia, seperti Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Solo.

“Jika biasanya kain perca hanya dibuang begitu saja, saya mulai berinisiatif menjadikan kerajinan tangan bernilai jual,” katanya kepada Jatengaja.com, Jumat (23/9).

Santi menyatakan idenya memang suka membuat kerajinan dari bahan daur ulang dan bermain dengan boneka. Dulu awalnya bikin macam-macam, kemudian setelah berkembang akhirnya fokus satu kerajinan boneka

Kain perca yang digunakan untuk pembuatan kerajinan boneka tersebut didapatkan dari seorang temannya yang penjahit.

“Untuk kain perca saya dapat dari teman saya yang penjahit kan kalau dari mereka kainnya macam-macam, ada kain batik, casual, brukat. Jadi untuk yang beli biasanya saya cuma kain flanel untuk badanya, kemudian benang wol untuk rambut, dan aksesoris untuk pelengkap hiasanya," jelasnya.

Saat ditanya terkait ciri khas tersendiri dari boneka Nona Kriwil itu, menurut Santi bentuk rambutnya yang kriwil serta pakainnya yang beraneka ragam, ada yang pakian casual, adat nusantara, dan kebaya.

“Pakainya kita macam-macam ada yang pakai pakaian casual, kemudian kebaya, dan adat nusantara 34 provinsi di Indonesia seperti pakaian adat Bali, Jawa, Maluku, Padang, Madura, dan masih banyak lagi,” ujarnya.

Hasil karyanya tersebut, Santi menyebut tidak hanya dijadikan boneka saja, bahkan bisa dijadikan kerajinan tangan lainnya.

Boneka nona kriwil juga bisa dipadukan untuk dijadikan kalung, gantungan kunci, dan hiasan. Ada dua ukuran, yang paling kecil itu 12 cm dan yang besar 22 cm.

Menurutnya nama brandnya terinsipirasi dari para pelanggan yang sering memangil boneka buatanya dengan pangilan boneka kriwil. Sehingga Santi mengubahn nama brandnya yang awalnya Gemawasti Handmade menjadi Nona Kriwil.

"Jadi saya mulai buka usaha ini tahun 2012 dengan nama brand Gemawasti Handmade kemudian waktu pandemi saya mencoba kreasi rambutnya saya bikin kriwil, nah dari situ banyak yang tertarik dengan rambut kriwil dan sering dipangil boneka kriwil, sehingga tahun 2019 saya mengubah nama brand jadi Nona Kriwil," terangnya.

Mengenai peluang penjualannya, Santi menyebut untuk wilayah Kota Semarang saat ini belum terlalu banyak pembeli. Justru, menurutnya peluang dari luar Kota Semarang banyak peminatnya.

Penjualnya sudah sampai se Indonesia, paling banyak sekitar Jawa Barat dan Jakarta, Solo, dan Jogja. “Kalau untuk Kota Semarang jujur belum banyak pasarnya, jadi masih masa pengenalan saja,” katanya. (-)

Penulis : Dickri Tifani Badi

Editor: SetyoNt

RELATED NEWS