BI Sebut Inflasi Juli 2025 Jawa Tengah 0,18 Persen Masih Terkendali

SetyoNt - Selasa, 05 Agustus 2025 23:36 WIB
Kepala Perwakilan BI Jateng, Rahmat Dwisaputra menyatakan inflasi bulan Juli 2025 Jateng 0,18%. (Jatengaja.com/SetyoNt)

Semarang, Jatengaja.com - Inflasi Provinsi Jawa Tengah (Jateng) pada Juli 2025 tercatat sebesar 0,18% (month to month /mtm) lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar (0,24% mtm) dan dari inflasi nasional sebesar 0,30% (mtm).

Secara tahunan, inflasi Provinsi Jateng sebesar 2,52% (year of year/yoy), lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional sebesar 2,37% (yoy).

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jateng, Rahmat Dwisaputra menyatakan secara spasial, seluruh kota pantauan inflasi di Jawa Tengah mengalami inflasi.

“Kota Tegal mencatatkan inflasi tertinggi di Jateng yakni sebesar 0,41 persen (mtm),” katanya dalam keterangan tertulis, Selasa (5/8/2025).

Menurut Rahmat, inflasi pada periode Juli 2025 terutama dipengaruhi peningkatan harga pada Kelompok Pendidikan (andil 0,09%) seiring dengan tahun ajaran baru 2025/2026 yang dimulai pada pertengahan Juli 2025.

Komponen penyumbang inflasi pada kelompok tersebut antara lain berasal dari biaya sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, sekolah dasar, dan taman kanak-kanak, seiring dengan kenaikan biaya pendaftaran ulang dan/atau kenaikan Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) di sebagian sekolah.

Peningkatan tekanan inflasi lebih lanjut disumbang oleh Kelompok Transportasi (andil 0,03%) seiring dengan kenaikan harga bensin non subsidi. PT Pertamina (Persero) melakukan penyesuaian harga bensin pada awal Juli 2025 sejalan dengan perkembangan harga crude oil di pasar internasional.

Perubahan harga tersebut antara lain terjadi pada Pertamax (meningkat 3,31%), Pertamax Turbo (meningkat 3,45%), Pertamax Green 95 (meningkat 3,52%), Dexlite (meningkat 4,55%).

Selain itu, peningkatan harga juga terjadi pada Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau dengan andil sebesar 0,03%.

Beberapa komoditas pangan strategis yang menjadi penyumbang inflasi utama antara lain beras, bawang merah, dan cabai rawit.

“Beras kembali menjadi komoditas penyumbang inflasi terbesar dalam dua bulan berturut turut. Masa panen gadu yang masih sporadis belum mampu menurunkan tekanan harga beras,” ujarnya.

Namun, besaran andil inflasi harga beras pada Juli hanya sebesar 0,04%, lebih rendah dari Juni 2025 sebesar 0,05%.

Kenaikan harga beras lebih lanjut, diantisipasi oleh penyaluran beras SPHP oleh Bulog Jateng yang menargetkan penyaluran beras SPHP sebesar 12.651,44 ton hingga akhir Juli 2025 dari total alokasi beras SPHP sebesar 168.686 ton untuk tahun 2025.

Sedangkan peningkatan harga bawang merah dan cabai rawit disebabkan pasokan yang cenderung terbatas seiring dengan cuaca yang kurang kondusif.

“Ke depan, untuk menjaga inflasi berada pada rentang sasaran, Bank Indonesia bersama dengan para pemangku kepentingan di daerah yang tergabung dalam Forum TPID Provinsi Jawa Tengah terus berkoordinasi dan bekerja sama melaksanakan berbagai program pengendalian inflasi,” kata Rahmat.

Program pengendalian inflasi tersebut ditujukan untuk menjaga kecukupan pasokan dan kelancaran distribusi barang/komoditas di Jawa Tengah sehingga inflasi dapat terjaga di rentang sasaran 2,5±1%. (-)

Editor: SetyoNt

RELATED NEWS