Kamis, 18 Juli 2024 18:52 WIB
Penulis:Sulistya
Editor:Sulistya
Jakarta, Jatengaja.com - Dari lima aktivis Nahdlatul Ulama (NU) yang bertemu Presiden Israel Isaac Herzog, Munawir Aziz ternyata menjabat sebagai staf khusus di bawah Penjabat Bupati Kudus, Muhammad Hasan Chabibie.
Hasan memutuskan untuk menonaktifkan Munawir Aziz dari jabatannya sebagai staf khusus Pemerintah Kabupaten Kudus mulai tanggal 18 Juli 2024. Sebelum dinonaktifkan, Munawir Aziz menjabat sebagai Staf Khusus Bidang Strategis dan Komunikasi.
"Per hari ini (18/7), yang bersangkutan kami nonaktifkan sebagai staf khusus Pemkab Kudus," kata Hasan, di Kudus.
Selain menjabat sebagai staf khusus PJ Bupati Kudus, Munawir ternyata juga merupakan Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Pagar Nusa.
Hasan mengungkap, secara pribadi telah menerima permintaan maaf Munawir Aziz. Keputusan untuk menonaktifkan Munawir Aziz sejalan dengan arahan dari Pengurus Besar NU terkait kunjungan tersebut. Menurut Hasan, kedatangan Munawir dan 4 orang lainya menghadap Isaac Herzog merupakan urusan pribadi.
“Sesuai dengan arahan PBNU, saya juga sudah menyimak dan minta klarifikasi. Secara personal minta maaf atas situasi yang kemarin, klarifikasinya juga hampir sama dengan yang dilakukan PBNU sebelumnya.”
Klarifikasi Chabibie mencerminkan respons terhadap sensitivitas sosial dan politik yang melibatkan perwakilan dari organisasi keagamaan besar di Indonesia. Namun, dampak keputusan ini akan terus dimonitor dalam konteks dinamika politik dan sosial Indonesia.
PBNU akan segera memanggil lima Nahdliyin untuk dimintai keterangan terkait pertemuan mereka dengan Presiden Israel, Isaac Herzog.
Menurut Sekretaris Jenderal PBNU, Saifullah Yusuf, Pemanggilan ini dilakukan untuk mengklarifikasi maksud, latar belakang, serta pihak yang mengirim mereka ke Israel, serta hal-hal lain yang dianggap prinsipil dalam konteks kejadian tersebut.
Gus Ipul, sapaan akrab Saifullah, menyatakan kekecewaannya terhadap kunjungan yang dilakukan oleh lima orang yang mengatasnamakan diri sebagai pemuda NU ke Israel dan bertemu dengan Presiden Isaac Herzog.
"Kelima orang tersebut tidak mendapat mandat PBNU, dan juga tidak pernah meminta izin ke PBNU," terang Gus Ipul.
Langkah selanjutnya setelah pemanggilan ini, PBNU juga akan memanggil pimpinan badan otonom (banom) dan lembaga NU tempat lima orang tersebut mengabdi.
"Ketua Umum juga akan memanggil pimpinan banom dan lembaga yang menjadi pengabdian yang bersangkutan," terang Gus Ipul, dilansir Antara, Kamis, 18 Juli 2024.
Jika terbukti melakukan pelanggaran terhadap aturan organisasi Nahdlatul Ulama, NU tidak akan segan akan memecat lima orang tersebut sebagai pengurus lembaga atau banom juga diberikan sebagai sanksi
PBNU menyampaikan penyesalan atas kejadian ini, mengingat kunjungan dilakukan tanpa izin resmi dari PBNU dan terjadi di tengah situasi yang sensitif antara Israel dan Palestina. Sekretaris Jenderal PBNU, Saifullah Yusuf, dan Ketua Umum PBNU adalah pihak yang melakukan pemanggilan terhadap lima Nahdliyin ini.
Saat ini belum ada informasi lebih lanjut terkait tanggal dan waktu pasti dari pemanggilan yang akan dilakukan. Hal ini terus menjadi fokus perhatian dalam upaya PBNU untuk menjaga keharmonisan dan integritas organisasi Nahdlatul Ulama di masa yang akan datang. (-)
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Muhammad Imam Hatami pada 18 Jul 2024
Bagikan