Sega Pecel Pawon Mbah Minah Blora, Hanya Dua Jam sudah Ludes

Jumat, 12 Mei 2023 09:57 WIB

Penulis:Sulistya

Editor:Sulistya

12 pecel.jpg
Bupati Blora, Arief Rohman, mencobaSega Pecel Pawon Mbah Minah. dari rumah dinasnya (dok/jatengprov.go.id)

Blora, Jatengaja.com – Nasi pecel atau sega pecel adalah makanan yang mudah didapatkan di berbagai daerah. Penyajian nasi pecel pun beragam, ada yang di piring, pincuk daun pisang, pincuk daun jati, dan lainnya. Begitu pun tempat berjualannya, beraneka tempat ada. Mulai dari PKL tepi jalan, emperan took, hingga restoran berkelas pun ada. 

Nah, di Kelurahan Wulung, Kecamatan Randublatung, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, ada warung sega pecel yang sedang viral. Namanya sega pecel Pawon Mbah Minah. Sekadar informasi, Pawon Mbah Minah hanya buka pada pagi hari mulai 06.00, dan biasanya sudah ludes pada pukul 08.00 WIB.

Yang menarik dari Pecel Pawon Mbah Minah adalah dapur tradisional bernuansa pedesaan. Penyajian dilakukan langsung di pawon atau dapur yang sekaligus tempat memasak. Selain itu, sega pecel yang dibungkus daun jati, menjadi daya tarik tersendiri, dan diyakini memberikan sensasi dan rasa yang berbeda.

Pecel Pawon Mbah Minah lokasinya agak masuk ke dalam gang, sekitar 200 meter dari jalan Raya Randublatung. Namun tidaklah sulit menemukannya.

Bahkan, Bupati Blora, Arief Rohman, yang penasaran dengan warung tersebut pun ingin mencobanya. Pagi-pagi, bupati sudah mruput menuju ke Pecel Pawon Mbah Minah dari rumah dinasnya.

“Saya tahu lokasi ini dari instagram @pawon_mbah_minah, yang followers nya sudah 38 ribu, sehingga saya penasaran. Mumpung hari ini ada kegiatan ke Kecamatan Jati, melintasi Randublatung, jadi mampir sarapan,” kata Mas Arief, sapaan bupati dikutip Jumat (12/5/2023).

Tanpa merasa canggung, bupati duduk bersebelahan di kursi kayu dengan pengunjung lain, di hadapan Mbah Su, generasi kedua penerus Mbah Minah, ibunya. Sebelum menikmati sega pecel, bupati bahkan ikut menggoreng tempe di atas tungku penggorengan yang menggunakan kayu bakar.

“Enak ini, ada alenya (kecambah mlanding), tempe gorengnya juga langsung panas-panas dari penggorengan. Tempe khas daun jati, bukan tempe bungkus plastik. Jadinya lebih sedap, maknyus. Bagi warga Blora yang sedang berada di Randublatung, jangan lupa mampir kesini,” tuturnya.

Generasi Kedua

Sembari sarapan, bupati sempat berdialog dengan Mbah Su dan para anak cucunya, yang merintis jualan di Pawon Mbah Minah.

“Tadi saya tanya, Mbah Su ini generasi kedua Mbah Minah. Sudah legend ternyata. Usia Mbah Su sudah 73 tahun, tetapi masih sehat, cantik, dan semangat berjualan, dibantu anak cucunya. Sehat-sehat selalu ya mbah,” katanya.

Mbah Su yang mempertahankan lokasinya di dalam dapur, mengaku senang bisa dikunjungi bupati.

“Alhamdulillah, Pak Bupati mampir sarapan ke sini. Maturnuwun Pak Bupati. Tadi beberapa yang beli juga ikut dibayari Pak Bupati. Saya setiap hari biasanya habis beras lima kilogram, tempe goreng sampai 15 gendhel (150 bungkus tempe daun jati). Alhamdulillah jualan di rumah, di pawon begini banyak yang suka,” ujar Mbah Su.

Adapun anak menantu yang pegang akun instagram @pawon_mbah_minah, Antomi menuturkan, saat liburan Lebaran lalu, banyak pembeli dari luar kota. Bahkan ada yang pesan sambel pecel kering untuk oleh-oleh.

“Ini tadi ada pembeli dari Temulus, ada orang Bojonegoro juga, yang pesan minta dibungkuskan dulu, nanti tinggal ambil. Alhamdulillah, berkat promosi di medsos, pecelnya simbah jadi terkenal. Belum lama ini, ada tim liputan kuliner dari salah satu TV nasional juga datang, untuk mendokumentasikan simbah jualan,” tutur Antomi. (-)