Dongkrak Kunjungan Wisata, Disbudpar Kota Semarang Gagasan Kopi Jariks
Semarang, Jatengaja.com - Guna mendongkrak kunjungan wisata di Kota Semarang, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang menggagas program Kopi Jariks.
Kopi Jariks adalah sigkatan Kolaborasi Pariwisata Jejaring Kota Semarang dengan melibat asosiasi pariwisata yang ada di Kota Lunpia ini seperti PHRI, Asita, dan DPD Puteri.
Program Kopi Jariks diawali dengan penandatanganan MoU kesepakatan bersama antara Disbudpar dengan asosiasi pariwisata di Kota Lunpia yang dilakukan Kepala Disbudpar Kota Semarang, Wing Wiyarso dengan ketua PHRI Jawa Tengah, Asita, dan DPD Puteri Jawa Tengah.
“Ini upaya meningaktkan jejaring kerja sama, sinergitas, dan kolaborasi antara Pemkot Semarang dan asosiasi pariwisata. Ketika ada program kebijakan Pemkot, mereka akan suport dengan adanya MoU ini,” katanya dilansir dari semarangkota.go.id, Jumat (12/5).
Adanya MoU kerja sama ini, lanjut Wing, maka pemaketan dan pemasaran pariwisata akan lebih mudah karena ada payung hukun bersama. Sehingga, para pelaku usaha akan memiliki kenyamanan dalam berusaha.
"Tujuannya adalah meningkatkan wisatawan datang ke Semarang, membuat Semarang semakin nyaman, wisatawan betah sehingga dianggap rumah kedua bagi mereka,” tandasnya.
Kepala Bidang Industri Pariwisaya Disbudpar Kota Semarang, Yudha Bhakti Diliawan menambahkan, Kopi Jariks merupakan grand desain untuk memajukan pariwisata di Kota Semarang.
"Mungkin dengan PHRI, kombinasi penggerak ekonomi kreatif dengan membuka booth di Hotel," sebut Yudi.
Bersama Asita, lanjut dia, bisa membuat paket wisata dengan harga terjangkau sehingga tidak membebani biro asosiasi wisata.
Sedangkan dengan DPD Puteri Jawa Tengah, penkot bisa berkolabori dalam hal pemberian promo wisata. "Jadi, kita jual wisata Kota Semarang," ucapnya.
Asisten Administrasi Umum Setda Kota Semarang, Masdiana Safitri mengapresiasi upaya yang dilakukan Disbudpar dalam meningkatkan sektor wisata guna meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD).
"Pariwisata sangat kompleks dan luas mulai dari infrastruktur, wisata, handicraft. Pajak tertinggi di sektor pariwisata. Tidak hanya retribusi tapi juga pajak hotel resto dan lain-lain," paparnya. (-)