Para Janda Wajib Tahu, Ternyata 23 Juni Diperingati Sebagai Hari Janda Sedunia Lho

Kamis, 23 Juni 2022 21:02 WIB

Penulis:SetyoNt

Editor:SetyoNt

jamila_widows_day_2021.jpg

Jakarta, Jatengaja.com - Para janda di Indonesia wajib tahu, ternyata pada tanggal  23 Juni ditetapkan oleh Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) sebagai Hari Janda Sedunia atau International Widow's Day.

Alasan PPB menetapkan Hari Janda sedunia guna mengatasi kemiskinan, ketidakadilan serta tanggungan moral maupun materil yang dihadapi para janda di seluruh dunia.

Hari Janda Internasional dibuat untuk mendorong tindakan dalam mencapai hak penuh bagi para janda. Juga menyoroti perlunya lebih banyak penelitian dan statistik mengenai kekerasan, diskriminasi dan kemiskinan yang diderita oleh para janda dan mengembangkan kebijakan dan program untuk mengatasi masalah yang terjadi.

Penetapan tanggal 23 Juni sebagai Hari Janda Sedunia sebagai bentuk penghargaa terhadap perjuangan  Shrimati Pushpa Wati Loomba, seorang janda wanita asal India yang menjadi inisiator gerakan ini sejak 26 Mei 2005 lalu. 

Shrimati menjadi janda pada 23 Juni 1954, yang  kemudian mendirikan yayasan bernama Loomba Foundation untuk meningkatkan kesadaran akan masalah yang dihadapi seorang janda.

Loomba Foundation menyoroti bahwa problem yang dialami oleh para janda sebagai sebuah bencana yang tak terlihat. Menurut pandangan Loomba, kehilangan pasangan untuk selamanya sudah sangat menghancurkan hati para perempuan.

Pada banyak kasus khususnya di negara berkembang, orang yang menyandang status sebagai janda masih menghadapi masalah lain. Seperti perjuangan jangka panjang untuk kebutuhan dasar mereka, hak asasi manusia, dan martabat.

Lewat sebuah buku bertajuk Invisible, Forgotten Sufferers: The Plight of Widows Around the World yang terbit 2010 lalu, disebutkan ada sekitar memperkirakan bahwa ada 245 juta janda di seluruh dunia.

Dari jumlah keseluruhan, sebanyak 115 juta di antaranya hidup dalam kemiskinan dan mengemban stigma sosial. Selain itu, mereka juga kekurangan dari segi ekonomi.

Ironisnya, sejumlah wanita bahkan mendapati diri mereka ditolak untuk mendapat warisan dan hak atas tanah, diusir dari rumah mereka, dikucilkan, dan dianiaya.

Tak hanya itu, beberapa dari mereka bahkan diusir dari rumah dan dipisahkan dari anak-anak mereka. Status mereka membuatnya ditolak bekerja dan tak bisa mendapat akses ke perawatan kesehatan.

Hari Janda Internasional dibuat untuk mendorong tindakan dalam mencapai hak penuh bagi para janda. Juga menyoroti perlunya lebih banyak penelitian dan statistik mengenai kekerasan, diskriminasi dan kemiskinan yang diderita oleh para janda dan mengembangkan kebijakan dan program untuk mengatasi masalah yang terjadi.

Kemudian tujuan akhirnya dari peringatan Hari Janda Sedunia ini adalah untuk mengembangkan sumber daya dan kebijakan untuk memberdayakan para janda. Sehingga kedepannya memungkinkan mereka untuk memiliki akses ke pendidikan, pekerjaan, perawatan kesehatan dan kehidupan yang bebas dari kekerasan dan pelecehan.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Rizky C. Septania pada 23 Jun 2022