Dokter Spesialis
Jumat, 21 Februari 2025 18:08 WIB
Penulis:SetyoNt
Editor:SetyoNt
Semarang, Jatengaja.com - Rombongan mahasiswa Universitas Sains Islam Malaysia melakukan kunjungan studi banding ke Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) di Semarang.
Ketua Program Dakwah dan Pengurusan Islam Universitas Sains Islam Malaysia, Dr Nik Suhaida Abdul Majid menyatakan berkunjung ke MAJT untuk belajar banyak hal.
“Kami sudah lama berkeinginan berkunjung ke MAJT, untuk belajar agama, moderasi beragama, situs-situs bersejarah hingga manajemen kemandirian masjid,” katanya saat melakukan kunjungan ke MAJT, Kamis 20 Februari 2025.
Dr Nik Suhaida membawa sebanyak 19 mahasiswa S1 untuk melihat langsung kemegahan masjid MAJT, karena selama ini hanya melihat dari Youtube dan platform media sosial lainnya.
“Kami sampaikan, MAJT sebagaimana masjid dikenal dan dikagumi masyarakat Malaysia, maka kami bersyukur dapat mengunjungi langsung hari ini,” ujarnya.
Rombongan mahasiswa Universitas Sains Islam Malaysia diterima sekretaris Pelaksana Pengelola MAJT, Drs KH Muhyidin, serta pengurus lainnya Drs KH Istajib AS, Drs KH Ahyani, Dr KH Muhammad Syaifudin, Dr Guruh Fadjar Sidik, H Isdiyanto Isman, dan Dr Heri Pangmungkas.
Kiai Muhyiddin bersama pengurus menjelaskan, MAJT menjadi destinasi wisata religi sejak dibangun dan diresmikan Presiden ke-5 RI, Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2006.
MAJT menjadi rujukan dalam moderasi beragama internasional, dibuktikan banyak delegasi internasional berkunjung untuk belajar.
Di antaranya masjid ini setiap salat Idul Fitri didatangi para pemuka lintas agama . Begitu salat Id selesai mereka menyalami jemaah yang jumlahnya ribuan guna, menyampaikan selamat Idul Fitri.
Demkian pula misalnya perayaan hari Imlek dan hari raya agama lain, MAJT senantiasa diundang untuk hadir dalam resepsi.
“Moderasi beragama di MAJT selama berjalan begitu indah,” kata kia Muhyiddin.
Di bidang peribadatan sehari-hari, MAJT sarat kegiatan, mulai salat rawatib lima waktu berjemaah, berbagai kajian kitab kuning, kajian tematik, tafsir Al-Qur’an, Riyadus Sholihin, Hafidul Al-Quran, berbagai pengajian Akbar, menjadi program sehari-hari di MAJT.
Meski demikian, masjid ini dalam pembiyaan pengembangan, perawatan dan operasional bersifat mandiri, tidak ada dukungan anggaran dari pemerintah porovinsi Jawa Tengah.
Pendapatannya diperoleh dari berbagai unit usaha persewaan convention hall, pendapatan parkir roda 4 dan roda dua pengunjung dan lainnya. (-)
Bagikan
media massa
3 bulan yang lalu