Kenaikan Harga Mobil dan Sabun Mandi Picu Inflasi Bulan Februari di Jateng Sebesar 0,01%

Selasa, 01 Maret 2022 22:14 WIB

Penulis:SetyoNt

Editor:SetyoNt

bps jtg.jpg
inflasi di Kediri disebabkan 10 hal ini (Jatengaja.com/Istimewa)

Semarang, Jatengaja.com - Jawa Tengah (Jateng) pada Februari 2022 mengalami Inflasi sebesar 0,01% dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 107,77.

Menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng, Adhi Wiriana penyebab utama inflasi Februari 2022 adalah kenaikan harga mobil, bawang merah, cabai merah, sabun detergen bubuk/cair, dan sabun mandi.

“Penahan utama inflasi di Jateng adalah penurunan harga minyak goreng, telur ayam ras, daging ayam ras, cabai rawit, dan jeruk,” katanya dalam pres rilis secara virtual, Selasa 1 Maret 2022.

Sedangkan tingkat inflasi tahun kalender Februari 2022 sebesar 0,44% dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Februari 2022 terhadap Februari 2021) sebesar 1,75%.

Lebih lanjut Adhi menyatakan, dari enam kota di Jateng IHK, lima kota mengalami inflasi dan satu kota mengalami deflasi.

Inflasi tertinggi terjadi di Kota Solo sebesar 0,32% dengan IHK sebesar 108,09 diikuti oleh Kota Tegal sebesar 0,19% dengan IHK sebesar 108,86, Kota Cilacap sebesar 0,07% persen dengan IHK sebesar 106,99, Kota Kudus sebesar 0,06% persen dengan IHK sebesar 107,20 dan inflasi terendah  Kota Purwokerto sebesar 0,03% dengan IHK sebesar 107,90. 

“Satu-satunya kota di Jateng yang mengalami deflasi adalah Kota Semarang yakni sebesar -0,08% dengan IHK sebesar 107,73,” ujarnya.

Berdasarkan data BPS Jateng, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 1,27%.

Kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,70%, kelompok transportasi sebesar 0,51%, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,46%.

Kelompok kesehatan sebesar 0,30%, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,27%, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,22%, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,13%, kelompok pendidikan sebesar 0,12%, dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,05%.

Kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar -1,09%. (-)