jateng
Selasa, 04 Maret 2025 14:42 WIB
Penulis:SetyoNt
Editor:SetyoNt
Semarang, Jatengaja.com - Pada Februari 2025, Provinsi Jawa Tengah (Jateng) kembali mengalami deflasi sebesar 0,78 persen month to moth (mtm), lebih dalam dari angka deflasi nasional sebesar 0,48% persen (mtm).
Sedangkan secara tahunan, Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mengalami deflasi sebesar 0,08 persen year to yeat (yoy), sedikit di atas nasional yang deflasi sebesar 0,09 sebesar (yoy).
Dari pantauan inflasi sejumlah kota di Jateng juga mengalami deflasi. Deflasi terdalam berlangsung di Kabupaten Wonogiri yang tercatat sebesar 1,36 persen (mtm).
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jateng, Rahmat Dwisaputra menyatakan deflasi bulan Februari 2025 masih dipengaruhi kelompok perumahan, air, listrik, dan Bahan Bakar Rumah tangga yakni sebesar-0,74 persen.
Hal ini seiring dengan pemberian diskon 50 persen kepada pelanggan rumah tangga oleh PT. PLN dengan daya dibawah 2.200 VA yang masih berlangsung hingga Februari 2025.
“Deflasi juga disebabkan oleh Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau yang memberikan andil -0,19 persen,” katanya dalam keterangan tertulis Selasa 4 Maret 2025.
Sedangkan penurunan tekanan inflasi, lanjut Rahmat, tbersumber dari komoditas cabai merah seiring dengan pasokan cabai dari petani yang kembali normal dan didukung oleh cuaca yang kondusif.
Selain itu, juga komoditas bawang merah juga mengalami deflasi seiring dengan panen yang masih terjadi di sejumlah daerah sentra di Jawa Tengah (Brebes, Demak).
“Komoditas daging ayam ras dan telur ayam ras juga mengalami penurunan harga seiring dengan pasokan yang cukup dan normalisasi permintaan pasca libur Nataru dan libur panjang di Januari 2025,” ujar Rahmat.
Sedangkan kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya mengalami inflasi terutama karena kenaikan harga emas perhiasan.
Harga emas perhiasan naik seiring dengan kenaikan harga emas dunia akibat ketidakpastian global yang dipengaruhi oleh kenaikan permintaan investor terhadap aset safe haven seiring dengan tensi geopolitik di Timur Tengah yang masih berlanjut dan ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter di sejumlah negara.
Selain itu, terjadi peningkatan tarif air minum PAM dan harga Bensin. Peningkatan air minum PAM terjadi di Cilacap dan Purwokerto.
Sedangkan harga bensin, pada 1 Februari 2025, PT Pertamina kembali melakukan penyesuaian harga untuk jenis bensin non subsidi seiring dengan peningkatan harga crude oil akibat cuaca ekstrim di negara-negara produsen yang mengganggu produksi dan distribusi minyak.
Rahmat menambahkan, meski tekanan inflasi Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau pada periode laporan mengalami deflasi, namun ke depan terdapat risiko peningkatan tekanan inflasi.
“Tekanan inflasi terutama pada komoditas bawang merah, daging ayam ras, dan telur ayam ras seiring dengan momentum Ramadhan dan menjelang hari besar keagamaan Idulfitri,” ujarnya.
Untuk menjaga inflasi berada pada rentang sasaran, imbuh Rahmat, Bank Indonesia bersama dengan para pemangku kepentingan di daerah yang tergabung dalam Forum TPID Provinsi Jawa Tengah akan terus berkoordinasi dan bekerja sama melaksanakan berbagai program pengendalian inflasi.
Program pengendalian inflasi tersebut ditujukan untuk menjaga kecukupan pasokan dan kelancaran distribusi barang/komoditas di Jawa Tengah sehingga inflasi dapat terjaga di rentang sasaran 2,5±1 persen. (-)
Bagikan
#lebaran
6 hari yang lalu
perbaikan jalan
14 hari yang lalu