Pakar Falak Sebut Awal Ramadhan 2025 Ada Kemungkinan Berbeda antara Muhammadiyah dan NU

SetyoNt - Selasa, 25 Februari 2025 23:50 WIB
Pakar Ilmu Falak UIN Walisongo Semarang Prof. Dr. KH. Ahmad Izzuddin, M.Ag. menyebutkan awal puasa Ramadhan 1446 Hijriah/2025 kemungkinan terjadi perbedaan antara Muhammadiyah dengan Nahdlatul Ulama (NU). (internet)

Semarang, Jatengaja.com - Pakar falak UIN Walisongo Semarang Prof. Dr. KH. Ahmad Izzuddin, M.Ag. menyebutkan awal puasa Ramadhan 1446 Hijriah/2025 kemungkinan terjadi perbedaan antara Muhammadiyah dengan Nahdlatul Ulama (NU).

Menurut Ketua Umum Asosiasi Dosen Falak Indonesia ini untuk hisab rukyah awal Ramadhan 1446 Hijriyah/ 2025 berdasarkan data hisab yang akurasinya dapat dipertanggungjawabkan, data akhir bulan Sya’ban 1446 Hijriyah dengan markaz Menara Al-Husna MAJT Semarang, Ijtima’ terjadi pada hari Jum’at Legi, 28 Februari 2025 pukul 07:44:38 WIB.

Matahari terbenam : 17:57:54 WIB, Azimuth Matahari: 262° 03’ 25,8”, Tinggi Hilal Mar’i : 3° 56’ 40,8” di atas ufuk, Azimuth Hilal : 263° 59’ 22,8”, Posisi Hilal : 01° 55’ 57” di Utara Matahari miring ke Utara, Lama hilal : 18 menit 49 detik, sampai pukul 18:17:12 WIB Elongasi: 5° 53’ 40,8”, Umur Hilal : 10 jam 13 menit 16 detik.

Mendasarkan pada kriteria Imkanurrukyah (tinggi hilal (toposentrik) minimal 3 derajat dan elongasi haqiqy (geosntrik) minimal 6,4 derajat ) daerah di Indonesia yang memenuhi, hanyalah sebagian daerah di provinsi Aceh.

Atas dasar data hisab tersebut, jika Muhamadiyah masih tetap dengan metode hisab wujudul hilal dalam penetapannya (tidak menggunakan metode Kalender Hijriyah Global Tunggal), sudah dapat dipastikan menurut Muhamadiyah awal Ramadan 1446 Hijriyah jatuh pada hari Sabtu, 1 Maret 2025.

Sedangkan dengan data hisab tersebut, NU menekankan bahwa rukyatul hilal kasat mata dan kasat teleskop yang akan diterima di wilayah Indonesia hanyalah yang berasal dari provinsi Aceh, dengan syarat didukung kondisi cuaca.

Untuk rukyatul hilal kasat kamera yang akan diterima dapat berasal dari daerah yang dibatasi hingga + 200 km sebelah timur garis elongasi 6,4º, sehingga meliputi provinsi Aceh – Sumatera Utara – Sumatera Barat.

Di Banda Aceh , pada hari Jum’at 28 Februari 2025, matahari tenggelam (maghrib) terjadi pada jam 18:52 WIB.

Lama Bulan di atas ufuk Banda Aceh dalam waktu 23 menit, dengan demikian hasil rukyatul hilal di provinsi Aceh paling cepat baru diketahui pukul 19:15 WIB.

“Oleh karena itu, Nahdlatul Ulama penentuan awal Ramadhan 1446 Hijriah /2025 akan berdasarkan rukyatul hilal pada Jumat 29 Sya’ban 1446 H / 28 Februari 2025 M di daerah tersebut,” kata Prof Izzuddin.

Apabila hilal berhasil dilihat kasat mata/kasat teleskop/kasat kamera dan telah terdapat sumpah saksi, maka 1 Ramadhan jatuh pada hari Sabtu 1 Maret 2025 (mulai malam Sabtu).

Sedangkan apabila hilal tidak berhasil dilihat maka 1 Ramadan jatuh pada hari Ahad 2 Maret 2025 (mulai malam Ahad) karena terjadi istikmal bulan Sya’ban.

“Pemerintah dengan kriteria imkanur rukyah dan sidang Isbatnya tetap menunggu hasil rukyatul hilal di daerah provinsi Aceh dan sekitarnya, karena yang masuk dalam kriteria imkanur rukyah memang hanya di daerah Aceh tersebut,” ujar Sekretaris Komisi Fatwa MUI Provinsi Jawa Tengah ini.

Pemerintah akan membawa hasil laporan pelaksanaan seluruh Indonesia dalam majlis sidang Isbat. Karena diprediksi hasil rukyatul hilal baru dapat diketahui pada jam 19:15 WIB, maka sidang Isbat baru dapat dilaksanakan setelah jam 19:15 WIB.

Atas dasar kaidah fiqh : Hukmul Hakim Ilzamun wa Yarfa’ul Khilaf (Penetapan Pemerintah menyelesaikan dan menghilangkan perbedaan), maka mari kita tunggu hasil sidang isbat Pemerintah untuk penetapan 1 Ramadan 1446 H.

Jika pada hari Jum’at 28 Februari 2025 sekitar jam 19.00 wib dilaporkan ada yang berhasil melihat hilal, maka Pemerintah akan mengisbatkan bahwa Sabtu, 1 Maret 2025 masuk awal Ramadan, sehingga malam Sabtu sudah mulai dapat melaksanakan ibadah shalat tarawih dan ibadah-ibadah lainnya.

“Sebaliknya jika tidak ada yang berhasil melihat hilal dan tidak ada argument atau dalil yang dapat menguatkan keberadaan hilal di atas kriteria imkanur rukyah, bisa jadi Pemerintah akan mengisbatkan awal Ramadan jatuh pada hari Ahad, 2 Maret 2025 dengan mengistikmalkan bulan Sya’ban 1446 Hijriah menjadi genap tiga puluh hari, sehingga malam ahad, baru dapat melaksanakan ibadah shalat tarawih dan ibadah-ibadah lainnya,” ujar Prof Izzuddin. (-)

Editor: SetyoNt

RELATED NEWS