1.500 Bibit Pohon Ditanam di Lahan Kritis DAS Tuntang

Sabtu, 28 Januari 2023 17:28 WIB

Penulis:Sulistya

Editor:Sulistya

28 tanam.jpg
Gubernur menanam bibit pohon di lahan kritis di daerah aliran sungai (DAS) Tuntang, Sabtu (28/1/2023). (dok/jatengprov.go.id)

Semarang, Jatengaja.com – Sebanyak 1.500 bibit pohon ditanam untuk menyelamatkan lahan kritis, serta mencegah longsor dan banjir di daerah aliran sungai (DAS) Tuntang, Sabtu (28/1/2023).

Penanaman dilakukan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo bersama masyarakat Desa Nyemoh, Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang. Selain di Tuntang, penanaman pohon juga dilakukan serentak di Jawa Tengah, dengan total ada 15.000 bibit pohon yang ditanam serentak di berbagai wilayah.

Menurut gubernur, gerakan menanam bibit pohon secara serentak sebagai wujud bagaimana menyelamatkan lahan kritis, mencegah abrasi DAS, sedimentasi sungai, hingga mencegah longsor dan banjir. 

“Kita sudah ada program yang sudah jalan, maka kita tinggal masukkan untuk ditanam bersama. Di sini (Desa Nyemoh) ada 1.500 pohon MPTS (Multipurpose Tree Species) di sini saja. Se-Jateng ada 15.000 bibit pohon,” tutur gubernur didampingi Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Jawa Tengah, Widi Hartanto.

Persentase Tanaman

Perlu diketahui, area di sekitar DAS Tuntang di Desa Nyemoh terlihat gundul. 

“Jadi ada lahan-lahan yang kritis yang kita mesti dorong sekaligus kita edukasi. Tadi kan ketemu warga. Ini di sebelahnya Sungai Tuntang. Kalau di sini gundul, ini pasti dihajar hujan lebat, sedimentasinya akan ke sana,” kata gubernur.

Untuk daerah pertemuan dua arus itu, harus dicarikan solusi. Makanya, dalam kegiatan penanaman pohon itu juga melibatkan Dinas Pusdataru, DLHK, kepala desa, dan perwakilan Pemkab Semarang.

Gubernur menjelaskan kepada warga mengenai persentase tanaman yang ada di hutan, dataran tinggi, dan daerah aliran sungai. Sesuai peraturan, persentase itu telah ditetapkan yakni 50 persen harus ditanami tanaman keras, 20 persen MPTS, dan 30 persen yang ditanami untuk perhutanan sosial.

“Maka 30 persen itu tempatnya di mana, bagaimana cara menanamnya, kita yang mendampingi, sehingga hutannya terlindungi, terjaga, terawat, dan bisa dikonservasi terus. Kemudian lahan-lahan ini bisa dimanfaatkan untuk rakyat, sehingga masyarakat mendapatkan manfaat dari perhutanan sosial,” ujarnya. (-)