Sejumlah Negara Masuk Kategori Termiskin di Asia, Berikut Daftarnya
Jakarta, Jatengaja.com - Sejumlah negara tercatat masuk kategori termiskin di Asia antara lain Afghanistan, Korea Utara, dan Myanmar. Ada beberapa faktor yang menyebabkan suatu negara dinyatakan sebagai negara termiskin.
Faktor yang digunakan untuk mengukur suatu negara masuk kategori termiskin antara lain, Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita dan Gross National Income (GNI) per kapita. Meskipun setiap metode perhitungan sedikit berbeda, hasilnya cenderung sangat konsisten.
Menurut World Population Review berdasarkan pendapatan per kapita penduduk pada tahun 2020, sejumlah negara masuk kategori termiskin di Asia tahun 2022. Berikut daftarnya dilansir dari trenasia.com jaringan Jatengaja.com.
- Presiden Jokowi Turut Berduka Atas Tragedi Sepak Bola di Kanjuruhan Malang, Minta Kapolri Usut Tuntas
- Buntut Kerusuhan Malang, Ketua PSSI Hentikan Sementara Kompetisi Liga 1 Selama Sepekan
- 127 Orang Meninggal Usai Pertandingan Arema Vs Persebaya
- Peringati Hari Batik Nasional, Solo Gelar Berkebaya Bersama Ibu Negara
- DPRD Kota Semarang Sayangkan Kurangnya Sosialisasi Perda Larangan Beri Uang Kepada PGOT
1. Afghanistan
Afghanistan memiliki pendapatan per kapita US$508 atau Rp7,7 juta. Afghanistan mengalami konflik bersenjata, korupsi pemerintah, dan ketidaksetaraan pendapatan yang produktif. Usai Amerika Serikat dan PBB menarik pasukan mereka pada pertengahan tahun 2021, Taliban mengambil kendali atas pemerintah Afghanistan.
2. Korea Utara
Korea Utara memiliki pendapatan per kapita US$642 (perkiraan) atau sekitar Rp9,8 juta. Menurut laporan dari World Population Review, Korea Utara mungkin sebenarnya adalah negara termiskin di Asia. Namun, pemerintah negara tersebut sangat tertutup dan jarang membagikan datanya sehingga para ekonom banyak mengandalkan perkiraan dari para ahli.
Kemiskinan yang terjadi di Korea Utara dipengaruhi oleh pemerintahan yang buruk oleh rezim totaliter. Pasar bebas hampir tidak ada di Korea Utara, dan pada 2020 diperkirakan sekitar 60% penduduk Korea Utara hidup di bawah garis kemiskinan.
3. Yaman
Yaman memiliki pendapatan per kapita US$824,12 atau sekitar Rp12,6 juta. Yaman berada di peringkat 168 dari 177 negara pada Indeks Pengembangan Manusia atau Human Development Index PBB yang menunjukkan bahwa Yaman merupakan salah satu negara paling tidak berkembang di dunia.
Kemiskinan Yaman berasal dari perang saudara yang sedang berlangsung, korupsi, dan kesalahan mengurus ekonomi. Semakin banyak penduduk Yaman yang jatuh di bawah garis kemiskinan karena perang saudara. Sekitar 79% penduduk hidup di bawah garis kemiskinan dan 65% tergolong sangat miskin.
4. Tajikistan
Tajikistan memiliki pendapatan per kapita US$859,13 atau sekitar Rp13 juta. Tajikistan konsisten menempati peringkat sebagai negara termiskin kedua atau ketiga di Asia. Kurangnya infrastruktur menghambat perekonomian Tajikistan.
Banyak orang terampil meninggalkan negara tersebut untuk mencari peluang kerja yang lebih baik. Selain itu, perang saudara Tajikistan selama tahun 1990-an menghancurkan sekitar seperlima sekolah di negara tersebut, yang membuat anak-anak kehilangan kesempatan mendapat pendidikan. Padahal, salah satu faktor terbesar dalam mengurangi kemiskinan adalah dengan pendidikan.
5. Suriah
Suriah memiliki pendapatan per kapita US$870 atau sekitar Rp13 juta. Suriah sebetulnya jarang membagikan data ekonomi resmi mereka. Namun, diketahui sekitar 80% warga Suriah hidup pada atau di bawah tingkat kemiskinan pada 2017 dan meningkat 45% sejak 2007.
Penyebab utama peningkatan tajam angka kemiskinan adalah Perang Saudara Suriah yang telah menghancurkan infrastruktur perawatan kesehatan dan fasilitas pendidikan. Padahal pendidikan merupakan salah satu cara terbaik untuk keluar dari kemiskinan dan sekitar 50% anak-anak Suriah tidak lagi bersekolah karena konflik. Dalam beberapa tahun terakhir, Suriah mengalami tingkat inflasi yang sangat tinggi, mencapai level tertinggi 121,29% pada tahun 2014.
6. Nepal
Nepal memiliki pendapatan per kapita US$1155 atau sekitar Rp17,6 juta. Kemiskinan yang terjadi di Nepal disebabkan karena ketidakstabilan politik dan korupsi, kurangnya industri, dan ketergantungan pada pertanian. Meskipun kaya akan sumber daya alam, Nepal belum dapat memanfaatkan sumber dayanya dengan baik dan justru memanfaatkan sumber dayanya dengan mengekspornya ke negara lain.
7. Kirgistan
Kirgistan memiliki pendapatan per kapita US$1173 atau sekitar Rp 17,9 juta. Kirgistan merupakan negara termiskin kelima di Asia. Sekitar 32% penduduk Kirgistan hidup di bawah kemiskinan. Penyebab terbesar kemiskinan di Kirgistan adalah ketergantungannya pada pertanian dan kesenjangan pengetahuan dan sumber daya di antara penduduknya.
Kirgistan juga memiliki sedikit sumber daya alam yang diinginkan oleh seluruh dunia dan hanya mampu mengekspor kapas dan tembakau. Selain itu, banyak daerah di Kirgistan tidak memiliki layanan perbankan dan keuangan yang memadai yang menghalangi orang untuk berinvestasi sehingga menghambat pertumbuhan ekonomi.
8. Pakistan
Pakistan memiliki pendapatan per kapita US$1193 atau sekitar Rp 18,3 juta. Meskipun Pakistan sangat kaya akan sumber daya alam, sekitar 40% penduduknya hidup dalam kemiskinan yang ekstrem.
Hal ini karena Pakistan sering mengalami kasus korupsi, elitisme pemerintah, konflik agama dan seluler, dan kurangnya cita-cita demokrasi. Negara ini juga menghabiskan sebagian besar pengeluaran nasional untuk pertahanan dan hanya menghabiskan 2,6% dari total PDB untuk pendidikan. Akibatnya, kira-kira setengah dari penduduk Pakistan tidak berpendidikan.
9. Timor Leste
Timor Leste memiliki pendapatan per kapita US$1381 atau sekitar Rp 21 juta. Setelah merdeka dari Indonesia pada tahun 2002, negara ini masih berkembang. Timor Leste mengekspor kopi dalam jumlah besar, marmer, kayu cendana, dan minyak serta gas dalam jumlah besar, tapi banyak warganya masih bergantung pada pertanian subsisten.
Sistem hukum Timor Leste juga belum sempurna, tingkat melek huruf orang dewasa yang rendah namun membaik, khususnya infrastruktur telekomunikasi yang buruk sering disebut sebagai hambatan tambahan bagi pertumbuhan ekonomi.
10. Myanmar
Myanmar memiliki pendapatan per kapita $1400 atau sekitar Rp 21,4 juta. Sekitar 26% dari populasi Myanmar hidup dalam kemiskinan, terutama di daerah pedesaan. Faktor utama yang berkontribusi terhadap lambatnya pertumbuhan ekonomi adalah perencanaan pemerintah yang buruk, kerusuhan internal, kurangnya investasi asing, defisit perdagangan yang besar, dan infrastruktur serta pengetahuan yang tidak memadai untuk memanfaatkan sumber daya alam negara.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Justina Nur Landhiani pada 02 Oct 2022