Usaha dan Omset Pelaku UMKM Meningkat Berkat Pendanaan dari Fintech P2P Lending

SetyoNt - Jumat, 22 Desember 2023 17:06 WIB
Darul Syahdanul, Chief Product and Operation GandengTangan (kedua kiri) didampingi Direktur PT The Lorry Online Indonesia atau Thelorry.com (kiri) melihat proses pangemasan barang di Basecamp Thelorry di Bintaro, Jakarta Selatan pada Kamis (21/12/2023). (Jatengaja.com/Istimewa)

Jakarta, Jatengaja.com - Fasilitas pendanaan yang diberikan platform Fintech Peer-to-Peer (P2P) Lending berizin Otoritas Jasa Keuangan biasa disebut pinjaman online atau Pinjol P2P terbukti membantu pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) mendapatkan akses pendanaan yang selama ini sulit diperoleh.

Selain karena proses digitalisasi yang membuatnya mudah dijangkau, syarat pengajuan di Pinjol P2P juga tidak memberatkan UMKM karena tanpa agunan. Seperti diketahui saat ini masih banyak pelaku UMKM masuk dalam kategori unbanked dan underserved, atau belum bisa mengakses layanan keuangan formal.

Pinjol P2P menjadi solusi yang cepat dan mudah bagi UMKM mendapatkan pendanaan sebagai modal pengembangan usahanya. Terlebih Pinjol P2P menawarkan dana pinjaman untuk sektor produktif hingga Rp2 miliar.

Salah satunya adalah PT The Lorry Online Indonesia atau Thelorry.com, unit usaha dibidang ekspedisi yang mendapat pendanaan awal Rp500 juta melalui skema invoice financing dari platform Pinjol P2P GandengTangan.

Direktur Thelorry.com, Resti Yani Fauzi, mengungkapkan berkat kredit skor yang baik usahanya dipercaya untuk mendapatkan limit mencapai Rp2 miliar.

Menurutnya alasan memilih GandengTangan adalah karena prosedur pengajuan pinjamannya yang tergolong mudah dan fleksibel, selain itu pelayanan yang diberikan juga baik dengan bunga yang kompetitif, yaitu hanya 1,5% per bulan atau 18% per tahun.

“Kalau mengajukan pendanaan ke bank butuh agunan dan dibatasi sesuai nilai asset yang dimiliki. Misalkan agunan hanya Rp1 miliar berarti hanya mendapatkan dana dengan nilai tersebut. Adapun di Pinjol P2P Lending bisa dapat limit sampai Rp 2 miliar. Jadi dengan tidak adanya agunan lebih memudahkan kita mengajukan pinjaman untuk modal usaha,” ungkap Resti saat menerima kunjungan media di lokasi usahanya, Jakarta, Kamis (21/12/2023).

Berkat pendanaan yang diberikan GandengTangan, lanjut Resti, Thelorry.com mampu meningkatkan penjualan hingga Rp20 miliar per bulan dari yang awalnya hanya Rp 200 juta per bulan.

Dari awalnya hanya fokus di bisnis B2C untuk membantu orang-orang yang ingin pindahan dengan menyediakan fasilitas mobil pickup atau mobil box. Sekarang sudah merambah ke B2B dan memperluas kerja sama sebagai mitra ekspedisi dari e-commerce seperti Tokopedia, Shopee, Lazada.

“Bisnis kita yang awal omsetnya hanya 200 juta, sekarang dari tahun ke tahun semakin bagus. Apalagi setelah pandemi minat masyarakat untuk belanja online semakin bertambah,” lanjut Resti.

Sementara, Chief Product and Operation GandengTangan Darul Syahdanul, menyatakan total pinjaman yang telah disalurkan sejak 2015 sebesar Rp 286 miliar. Seluruhnya merupakaan pendanaan ke sektor produktif atau kepada lebih dari 25 ribu usaha mikro dan sekitar 100 badan usaha di seluruh Indonesia.

Saat ini GandengTangan memiliki dua lini produk pendanaan yaitu micro channeling yang menyasar usaha-usaha kecil seperti warung klontong dengan pinjaman di bawah Rp10 juta.

Serta invoice financing kepada badan usaha dengan pinjaman rata-rata Rp 100-200 juta dan maksimal Rp 2 miliar.

Ke depannya, GandengTangan berencana untuk menambah kerja sama dengan sejumlah platform maupun instansi keuangan lainnya untuk mendorong pendanaan kepada UMKM.

“Misi kita diawal ingin membantu para pemilik warung. Tetapi karena adanya pandemi Covid-19 banyak warung-warung yang terpaksa tutup. Dari situ kita melihat ada 2 sektor yang survive yaitu logistik dan kesehatan. Maka kita fokuskan invoice financing dengan masuk ke ekosistem-ekosistem yang ada. Dari total Rp 286 miliar dari awal sampai sekarang, sekitar Rp180 miliar merupakan kontribusi dalam satu tahun ini. Kita jadi belajar dengan adanya Covid-19 kemarin kalau ingin besar kita harus bergandengan dengan yang lain, maksimalkan ekosistem, kita tap-in dan kolaborasi di mana ada aktivitas ekonomi pasti butuh financing,” jelas Darul.

Kemudahan dalam mengajukan pinjaman di Pinjol P2P sdisampaikan Artha Cynthia, Owner Bengkel Motor Kamson nasabah dari platform EasyCash.

Menurut Cynthia sebelumnya merupakan seorang karyawan di instansi pemerintah dan sempat bekerja juga sebagai tenaga pemasar untuk salah satu bank BUMN, hingga akhirnya memilih fokus untuk menjalankan usaha bersama suaminya, sembari mengurus anak di rumah.

“Pinjaman dari EasyCash ini menjadi modal saya membuka usaha dan membantu operasional bengkel. Pertama kita mendapatkan modal Rp8 juta, tahap kedua Rp 10 juta, dan terakhir ambil Rp 11 juta. Jadi sudah tiga kali saya mengambil pinjaman untuk membuka bengkel. Sebenarnya banyak aplikasi yang kita pertimbangkan hingga akhirnya kita pilih EasyCash karena bunganya terbilang cukup rendah. Kita juga pernah mengajukan pinjaman ke KUR, semua berkas lengkap tetapi ternyata butuh jaminan,” ujar Cynthia.

Melalui modal usaha yang didapatkanya dari EasyCash, kini Cynthia telah berhasil membuka 4 cabang bengkel di wilayah Tangerang berikut dengan mempekerjakan 1 karyawan di setiap cabangnya.

Untuk omsetnya sendiri dari ketiga cabang bengkel yang sudah berjalan lebih dulu, kurang lebih mencapai Rp30 juta per bulan.

“Harapannya EasyCash dapat terus membantu memberikan modal sehingga bisa membuka lapangan kerja lagi dan mengurangi pengangguran maupun membantu segala macam kebutuhan. Semoga pemerintah siapapun yang terpilih nanti juga mau mendukung pelaku usaha dengan bantuan modal,” harap Chynthia.

Wildan Kesuma, Head Corporate Affairs EasyCash menjelaskan meskipun produk dari EasyCash saat ini masih berupa pendanaan multiguna, dari porsi pendanaan tersebut, tidak sedikit borrower yang memanfaatkannya untuk kegiatan produktif.

Secara umum, Wildan menyebut jumlah borrower EasyCash saat ini kurang lebihnya mencapai 5 juta penerima dana sejak pertama didirikan pada 2017. Total pendanaan yang telah disalurkan EasyCash sampai November 2023 mencapai Rp37,85 triliun.

“Dalam mengajukan pendanaan, borrower perlu melengkapi data diri dan beberapa informasi yang dibutuhkan sehingga nanti akan keluar limit tertentu sesuai dengan risk assessment dari informasi yang diberikan tersebut. Jika track record atau performa pembayarannya bagus, tepat waktu, yang bersangkutan bisa mengajukan pinjaman dengan limit yang lebih tinggi seperti yang dilakukan oleh Bengkel Motor Kamson. Kita pastinya mendukung pengguna-pengguna yang mau menggunakan pendanaan untuk hal yang produktif. Kita akan terus bekerja sama dengan lembaga finansial yang ada di Indonesia untuk memastikan kapasitas pendanaan yang cukup bagi para borrower EasyCash,” jelas Wildan.

Pengalaman serupa lainnya turut disampaikan oleh Bachruddin, Pemilik Es Kelapa Abi yang keberlangsungan usahanya terbantu pendanaan dari DanaRupiah.

Terlebih, sejak pandemi beberapa tahun lalu, usahanya mengalami penurunan yang cukup signifikan, di mana sebelum pandemi omset per hari bisa mencapai Rp500 ribu, namun setelah pandemi maksimal omset perhari hanya mencapai Rp200 ribu.

“Saya sudah buka usaha es kelapa ini sejak 2008 dan sangat terbantu sekali dengan adanya pinjaman online karena syaratnya tidak memberatkan. Saya pertama kali mengajukan pinjaman ke DanaRupiah itu di tahun 2020, pertama itu hanya mengajukan Rp2,5 juta, tapi saat ini sudah naik menjadi sekitar Rp3 juta untuk jangka waktu 30 hari. Karena memang hanya digunakan untuk menambah modal usaha, dan menjaga keberlangsungan usaha agar terus berjalan,” tutur Bacharuddin.

Business Development Specialist DanaRupiah, Envey Yulita, menyebutkan saat ini baru memiliki produk cash loan atau pinjaman tunai untuk multiguna. Terlebih sejak pandemi Covid-19 di mana penyaluran pendanaan DanaRupiah tidak dipungkiri lebih banyak dimanfaatkan sebagai cash loan untuk memenuhi berbagai kebutuhan finansial penggunanya.

“Porsi pendanaan DanaRupiah memang lebih banyak untuk cash loan. Tetapi ada beberapa pendanaan untuk produktif seperti usaha es kelapa milik Bapak Bachruddin, walaupun presentasenya tidak besar hanya sekitar 15-20% saja dan pinjamannya pun tidak dalam jumlah yang besar, karena limit cash loan di DanaRupiah sendiri yaitu mulai Rp 400 ribu sampai Rp 25 juta,” ujar Envey. (-)

Editor: SetyoNt

RELATED NEWS