Undip Kirim 3 Alat Pengolahan Air Minum Portabel ke Sumbar
Semarang, Jatengaja.com - Universitas Diponegoro (Udip) Semarang mengirimkan tiga alat pengolahan air minum portabel untuk membantu masyarakat terdampak banjir di Padang, Sumatera Barat, yang mengalami keterbatasan akses air bersih pascabencana.
Berdasarkan data BNPB dan BPBD Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), banjir menyebabkan banyak sumur warga terendam serta jaringan perpipaan belum berfungsi optimal, sehingga kebutuhan air minum menjadi persoalan mendesak di masa darurat dan awal pemulihan.
Tim Undip yang diketuai Anggun Puspitarini Siswanto, ST, Ph.D. menyiapkan dan mengirimkan tiga unit rangkaian alat pengolahan air minum portabel ke lokasi terdampak.
- Nataru, Trafik Data di Jateng dan DIY Diproyeksi Naik 13%
- Gubernur Jawa Tengah Tetap UMP 2026 Sebesar Rp2,3 Juta
- Bulog Jateng Jamin Ketersediaan Beras Aman Hingga Juni 2026
- Telkom Komit Perkuat Peran Perempuan
- Peluang Bisnis Baru Kuliner Sehat, Warteg Bayi
Pengiriman alat tersebut dilakukan pada 25 Desember 2025 sebagai bentuk respons cepat terhadap kebutuhan di lapangan.
Kegiatan ini didukung para dosen, yakni Prof. Dr. I Nyoman Widiasa, S.T., M.T., Prof. Dr. Ing. Ir. Suherman, S.T., M.T., Abdullah Malik Islam Filardli, S.T., M.T., Dista Yoel Tadeus, S.T., M.T., dan Fakhruddin Mangkusasmito, S.T., M.T. yang berperan dalam perencanaan teknis hingga supervisi pelaksanaan program.
Sebelum diberangkatkan ke Sumatera Barat, rangkaian alat pengolahan air ini juga telah ditinjau langsung oleh Rektor Undip Prof. Dr. Suharnomo, S.E., M.Si.
Peninjauan dilakukan untuk memastikan kesiapan alat sekaligus menegaskan dukungan penuh pimpinan universitas terhadap program Undip Peduli Bencana.
Unit pengolahan air yang dikirim dirancang khusus untuk kondisi tanggap darurat dan pascabencana. Sistemnya menggunakan filtrasi bertahap, membran reverse osmosis, serta disinfeksi ultraviolet (UV) guna memastikan kualitas air yang aman untuk dikonsumsi.
Setiap unit memiliki kapasitas produksi hingga sekitar 2.000 liter air minum per hari dan direncanakan ditempatkan di titik-titik prioritas sesuai kebutuhan masyarakat di lokasi bencana.
Dengan teknologi ini, warga diharapkan dapat segera memperoleh akses air minum bersih tanpa harus menunggu pemulihan infrastruktur permanen.
Pelaksanaan program ini juga melibatkan mahasiswa Undip sebagai bagian dari pembelajaran nyata di luar kelas.
Mahasiswa yang terlibat antara lain Firstyawan Esa Naufalabib, Muhammad Yudho, Gilar Wirayudha, Florianus Gilar Nayotama Pratisena, Abraham Wisnu Wardana, Fitesa Nur Firdasti, Mukhammad Himam Isomudin, Maulana Alfasyahrial, Adinda Khansa Syaikhah, Clarissa Mayla Adhilisty, dan Muhammad Amyra Faiz.
- Tahun 2025, Bank Jateng Bagikan Dividen Senilai Rp1,12 Triliun kepada Pemprov dan 35 Pemkab/Pemkot
- Atlet Jateng Sumbangkan 43 Medali untuk Kontingen Indonesia pada Sea Games 2025 di Bangkok
- Menteri KP Lepas Ekspor 70 Ton Teri Nasi Produksi Inkubasi Bisnis Undip ke Jepang
Para mahasiswa berperan aktif dalam persiapan alat, proses instalasi di lapangan, dokumentasi kegiatan, hingga pendampingan teknis kepada operator lokal.
Keterlibatan ini tidak hanya mempercepat proses implementasi teknologi, tetapi juga menjadi pengalaman berharga bagi mahasiswa dalam memahami peran keilmuan untuk kemanusiaan.
Dengan pendekatan kolaboratif antara dosen, mahasiswa, dan masyarakat, UNDIP berharap bantuan ini dapat meringankan beban warga terdampak sekaligus membantu mereka kembali menjalani aktivitas dengan lebih aman dan sehat. (-)
