Menteri KP Lepas Ekspor 70 Ton Teri Nasi Produksi Inkubasi Bisnis Undip ke Jepang
Jepara, Jatengaja.com - Menteri Kelautan dan Perikanan (KP), Sakti Wahyu Trenggono melepas ekspor produk teri nasi sebanyak 7 ton produksi inkubasi bisnis Undip ke Jepang.
Produk teri nasi tersebut merupakan hasil inkubasi bisnis Undip yang bekerja sama dengan mitra industri, CV Karimun Mina Sejahtera.
Pelepasan ekspor di kampus UNDIP Jepara dilakukan secara simbolis melalui pemecahan kendi oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono bersama Rektor Universitas Diponegoro, Prof Dr Suharnomo, Sabtu 20 Desember 2025.
- Atlet Jateng Sumbangkan 43 Medali untuk Kontingen Indonesia pada Sea Games 2025 di Bangkok
- Tahun 2025, Bank Jateng Bagikan Dividen Senilai Rp1,12 Triliun kepada Pemprov dan 35 Pemkab/Pemkot
- Podomoro Golf View Realisasikan Komitmen, Serah Terima Hunian Cluster Khaya Dilakukan Lebih Awal
- TelkomGroup Pastikan Layanan Nataru Andal
- 100 Warga Jateng Terdampak Banjir Aceh Dipulangkan
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menyatakan ekspor teri nasi harus dikembangkan sebagai bisnis yang berkelanjutan.
Menurutnya, peningkatan permintaan global harus diimbangi dengan kesiapan dari sisi riset, produksi, dan konservasi sumber daya laut.
“Ini harus menjadi bisnis yang sustain, karena demand akan terus meningkat seiring pertumbuhan penduduk. Perguruan tinggi seperti Undip harus mampu menciptakan keberlanjutan, menjamin kuantitas, kualitas dan ketepatan waktu pengiriman,” ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya peran perguruan tinggi dalam pengembangan teknologi budi daya dan riset konservasi.
“Perguruan tinggi harus mampu melakukan hatchery atau budi daya, serta penelitian lebih lanjut terkait keberlanjutan dan konservasi teri nasi maupun sumber daya laut lainnya,” kata Menteri KP.
Sementara, Rektor Undip Prof Suharnomo menyatakan telah menyiapkan langkah konkret untuk menjawab tantangan keberlanjutan ekspor teri nasi ke Jepang.
Salah satunya melalui kerja sama dengan Kanazawa University, Jepang, serta mitra industri CV Karimun Mina Sejahtera.
“Undip bekerja sama dengan Kanazawa University dan mitra industri untuk mendidik para tenant di Jepara, sekaligus memberdayakan nelayan agar mampu menghasilkan teri nasi dengan kualitas sesuai standar Jepang,” ujarnya.
Terkait aspek konservasi dan keberlanjutan, Rektor Undip menyebut saat ini proses penguatan bisnis dan standar masih terus berjalan. Saat ini sedang dalam proses perbaikan business process sesuai standar Jepang.
“Program sustainability dan konservasi yang diharapkan Menteri KP insya Allah akan mulai terwujud pada awal tahun 2026,” katanya.
Ia menambahkan bahwa pasar Jepang memiliki potensi yang sangat besar, namun membutuhkan konsistensi kualitas dan keberlanjutan produksi.
“Market Jepang sangat besar. Tantangannya memang pada sustainability dan menjaga kualitas. Mudah-mudahan UNDIP dapat terus bekerja sama dengan dunia industri untuk mengedukasi mitra agar memiliki kepedulian terhadap kualitas dan keberlanjutan,” harap Suharnomo.
- Prodi Ilmu Komunikasi FISIP UTU, Budayakan Bedah Buku Membangun Inspirasi Gen Z
- RUPSLB Telkom Setujui Spin-off InfraNexia
- TelkomGroup Percepat Perbaikan BTS di Lokasi Bencana
Direktur Utama CV Karimun Mina Sejahtera, Dwi Lestari, mengungkapkan program inkubasi bisnis UNDIP memberikan dampak signifikan, khususnya bagi para pekerja perempuan.
“Inkubasi bisnis dari UNDIP sangat bermanfaat. Kami memiliki 52 karyawan dan semuanya perempuan. Sekitar 50 persen merupakan janda dan ada juga yang putus sekolah. Program ini sangat membantu meningkatkan ekonomi keluarga mereka,” ungkapnya.
Dwi menyebutka pada ekspor kali ini, teri nasi yang dikirim ke Jepang memiliki bobot lebih dari 7 ton. Pihak importir Jepang disebut tidak membatasi kuota ekspor.
Hingga saat ini, Undip bersama mitra industri telah melakukan empat kali ekspor teri nasi ke Jepang. (-)
