Umat Islam Perlu Tahu, Ini 5 Keutamaan Puasa Sunah Syawal
Jatengaja.com - Di bulan Syawal ini, umat Islam disunnahkan untuk mengerjakan puasa Syawal selama enam hari, yang dilakukan setelah Idulfitri 1 Syawal atau seusai puasa Ramadan.
Rasulullah shallallahu alaihi wassalam dalam sebuah hadits menyebutkan, pahala orang yang melaksanakan puasa sunah Syawal setara dengan berpuasa setahun lamanya.
"Siapa saja yang berpuasa Ramadan, kemudian dilanjutkan dengan enam hari di bulan Syawal, maka seperti pahala berpuasa setahun.” (HR Muslim).
- Minum Air Kelapa Sebelum Tidur Malam Bisa Sehatkan Jantung
- ASN Diizinkan WFH pada 16-17 April
- Masih Jadi Favorit, Tiket Kereta Terjual 3,1 Juta Selama Angkutan Lebaran 2024
- Tol Trans Jawa Terapkan One Way, Contra-Flow, dan Ganjil-Genap, Simak Jadwalnya
- Menteri PANRB Berlakukan Ketentuan WFH Maksimal 50% Bagi ASN pada 16-17 April 2024
Dilansir dari nu.or.id, musyrif Pesantren Darussunnah Jakarta, Ustadz Amien Nurhakim dalam artikelnya di NU Online menuliskan lima keutaman bagi Muslim yang melaksanakan puasa sunnah Syawal dengan mengutip pandangan Imam Ibnu Rajab al-Hanbali.
1. Penyempurna puasa Ramadan
Puasa sunnah Syawal sebagai penyempurna puasa Ramadan. Hal ini sebagaimana shalat yang bila ingin menyempurnakan shalat fardu, maka seseorang dianjurkan untuk melaksanakan shalat sunnah rawatib, yaitu qabliyah dan bakdiyah.
2. Sempurnakan pahala puasa
Puasa sunnah Syawal memiliki keistimewaan untuk menyempurnakan pahala puasa menjadi pahala puasa setahun. Hal ini sebagaimana yang ditegaskan Rasulullah shallallahu alaihi wassalam dalam haditsnya.
3. Tanda puasa Ramadan diterima
Puasa sunnah Syawal menjadi pertanda puasa Ramadhan diterima oleh Allah. Ustadz Amien Nurhakim menjelaskan, umat Islam yang membiasakan puasa setelah selesainya puasa Ramadan adalah orang yang beruntung. Sebab kebiasaan tersebut menjadi pertanda diterimanya puasa yang dikerjakan sebelumnya.
4. Tanda syukur kepada Allah
Puasa sunnah Syawal sebagai tanda syukur kepada Allah. Jamak diketahui bahwa di bulan Ramadan banyak anugerah yang diberikan Allah. Seperti ampunan, pahala yang berlipat-lipat, dan seterusnya.
Hal ini ditegaskan juga dalam hadits Rasulullah yang diriwayatkan oleh Sahabat Abu Hurairah ra yang artinya: "Siapa saja yang berpuasa Ramadan dengan dasar iman, dan berharap pahala dan ridha Allah, maka dosanya yang lalu akan diampuni.”
Dalam riwayat lain: “Siapa saja yang menghidupkan malam hari bulan Ramadan dengan dasar iman, dan berharap pahala dan ridha Allah, maka dosanya yang lalu akan diampuni.” (HR Bukhari dan Muslim).
"Karena ampunan inilah patutnya kita bersyukur kepada Allah dengan melakukan ketaatan berupa puasa Syawal," jelas Ustadz Amien Nurhakim.
- Thong Thong Lek Rembang, Tetap Menawan Tanpa Alat Musik Modern
- Akibat Mudik Lebaran, Perputaran Ekonomi Diprediksi Capai Rp386 Triliun
- Ekonomi Jateng Tumbuh Solid
5. Tanda ibadah Ramadhan tak terputus
Puasa sunnah Syawal menandakan bahwa ibadah yang dilaksanakan pada bulan Ramadhan tidak terputus. Spirit beribadah pada bulan Ramadhan hendaknya tidak sekadar menjadi musiman, melainkan harus dipertahankan di bulan-bulan berikutnya.
Sementara puasa Syawal dapat dikatakan adalah salah satu bentuk usaha yang dapat kita lakukan untuk melestarikan ibadah yang kita lakukan di bulan Ramadan.
"Dengan selesainya bulan suci Ramadan, bukan berarti ibadah yang kita amalkan selesai sudah, namun hendaknya kita berusaha untuk mempertahankan kualitas dan kuantitas ibadah di bulan-bulan selanjutnya sebagaimana di bulan Ramadhan," ujar Ustadz Amien Nurhakim. (-)