Transisi Energi, PLN Utang Rp12 Triliun
Jakarta, Jatengaja.com – Untuk program transisi energi, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) alias PLN memperoleh pembiayaan hijau atau green loan senilai Rp12 triliun.
Pembiayaan tersebut merupakan pinjaman patungan dari PT Bank Mandiri (Persero), Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk, PT Bank Central Asia, Tbk dan PT Bank Syariah Indonesia, Tbk pada akhir tahun lalu.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo menerangkan dukungan itu menjadi upaya akselerasi transisi energi di dalam negeri saat ini. Darmawan mengatakan perseroan berkomitmen untuk melakukan percepatan pengembangan energi hijau dengan dukungan lembaga pembiayaan tersebut.
“Saat ini, PLN memiliki berbagai langkah strategis untuk bisa mendorong Indonesia sebagai negara hijau," kata Darmawan dikutip dari www.trenasia.com, Selasa 2 Januari 2024.
- Wali Kota Semarang, Mbak Ita Mohon Maaf Bila Selama 2023 Agak Ceriwis
- 3.400 Bibit Pohon Ditanam di Kawasan Taman Nasional Gunung Merbabu Pascakebakaran
- Polda Jateng Perkirakan 40 Ribu Kendaraan Padati Tol Wilayah Semarang pada Puncak Arus Balik Libur Tahun Baru
Direktur Keuangan PLN, Sinthya Roesly menjelaskan bahwa, PLN membutuhkan beragam kerja sama pembiayaan untuk bisa menjalankan proyek transisi energi ke depan. Green loan yang berhasil dikantongi PLN saat ini merupakan bentuk kepercayaan lembaga keuangan nasional dalam menjalankan program strategis.
"Ke depan, kebutuhan investasi PLN masih cukup besar. Kerja sama ini juga menjadi momen penting bagi PLN, selain green loan, kami juga akan mengeksplorasi skema pembiayaan lain untuk mendukung transisi energi," jelas Sinthya.
Kolaborasi
Kali ini, Bank Mandiri ditunjuk sebagai green loan coordinator dalam memberikan fasilitas pinjaman hijau untuk mendukung aktivitas PLN dalam upaya transisi energi menuju energi terbarukan.
Senior Executive Vice President Corporate Banking Bank Mandiri, Arief Ariyana mengatakan kolaborasi ini merupakan dukungan nyata lembaga keuangan terhadap PLN dalam mempercepat proyek infrastruktur ketenagalistrikan dan juga program lainnya.
"Melalui kerja sama ini, kami mendorong perkembangan energi bersih di Indonesia untuk mempercepat transisi energi. Dukungan fasilitas pembiayaan ini juga sekaligus merupakan bentuk komitmen perbankan yang mendorong penerapan keuangan berkelanjutan melalui integrasi aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola dalam kegiatan bisnis kami,” kata Ariyana.
Sebelumnya, PLN juga mendapatkan pinjaman dari PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) atau SMI. Fasilitas pembiayaan hijau ini dilakukan melalui skema konvensional dan syariah. Fasilitas pinjaman sindikasi terdiri dari skema konvensional sebesar Rp9 triliun dan skema syariah sebesar Rp1 triliun.
- Semarakkan Hari Disabilitas Nasional, Jamkrindo Salurkan Bantuan Alat Musik untuk Pelajar SLBN Gedangan Jawa Timur
- Perkuat Literasi, BPR Arto Moro Jalin Kolaborasi dengan Helmy Yahya
- Kurang Diminati, Pemerintah Tambah Subsidi Motor Listrik jadi Rp10 Juta
Sedangkan fasilitas pinjaman bilateral terdiri dari skema konvensional sebesar Rp1 triliun dan skema syariah sebesar Rp1 triliun. Fasilitas pembiayaan berjangka waktu 10 tahun tersebut akan digunakan untuk mendanai proyek infrastruktur ketenagalistrikan dan program lainnya yang memenuhi kriteria kelayakan berdasarkan PLN Green Financing Framework.
Kepala Divisi Usaha Syariah SMI, Arief Subekti mengatakan PLN merupakan partner utama dari SMI, maka dari itu ajakan partisipasi yang diberikan kepada SMI dalam mendukung program PLN terkait green financing merupakan hal yang sangat istimewa.
“Apalagi posisi SMI sebagai country platform manager dalam transisi energi, banyak sekali hal yang diharapkan oleh stakeholder kita untuk bekerja sama, dan kita melihat PLN ini sebagai partner utama dalam skenario Indeks Pembangunan Manusia [IPM] ke depan,” kata Arief. (-)