Solusi Bangun Indonesia Gandeng UGM Buat Program Dekarbonisasi dengan Mikroalga
Cilacap, Jatengaja.com - PT. Solusi Bangun Indonesia Tbk Cilacap, unit usaha PT Semen Indonesia (Persero) Tbk bekerjasama dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Matching Fund Dikti mengadakan program dekarbonisasi (penyerapan CO2) dengan mikroalga.
Mikroalga adalah jasad renik yang termasuk tumbuhan bersel tunggal dan berkembang biak sangat cepat dengan daur hidup relatif pendek.
“Ini merupakan terobosan sangat bagus oleh dunia industri khususnya idustri semen seperti Solusi Bangun Indonesia, dengan memanfaatkan mikroalga untuk menyerap CO2 (karbondioksida) di lingkungan operasional perusahaan dan juga area public,” kata Direktur Center Of Excellence for Microalgae Biorefinery Pusat Studi Energi UGM, Prof. Ir. Arief Budiman usai pendandatangan kerja sama, Kamis (13/10).
- Cara Undip Kurangi Polusi Udara di Kampus, Sediakan 4 Unit Bus untuk Antar Kuliah Mahasiswa
- Pemprov Jateng Gelar Apel Kesiapsiagaan Hadapi Bencana di Musim Penghujan 2022
- BAZNAS Jateng Himpun ZIS dari ASN Pemprov Jateng Capai Rp57 miliar
- Melalui POEMA Ajang Gali Potensi Mahasiswa Baru UPGRIS
- 141 BPR Jateng-DIY Berkumpul di BPR Arto Moro Bahas Kolaborasi
Menurut Prof. Arief sesuai dengan kemampuan mikroalga untuk melakukan fotosintesis dengan CO2 dan menghasilkan oksigen. “Mikroalga menjadi salah satu penyumbang oksigen di dunia,” ujarnya.
Pencanangan kerja sama ditandai dengan penyerahan dan penaburan bibit mikroalga di rumah budidaya alga serta peletakan batu pertama pembangunan rumah alga yang ketiga.
General Manager Solusi Bangun Indonesia Pabrik Cilacap, Istifaul Amin mejelaskan mengembangkan dan membudidayakan mikroalga sejak tahun 2021, awalnya dengan kapasitas 15.000 liter dilahan infrastruktur atau rumah mikro alga seluas 180 m3 (12 m x 15 m).
Kemudia terus dikembangkan tahap kedua dilahan seluas 252 m2 (14 m x18m). Pengembangan akan terus dilakukan dengan penyiapan lahan untuk tahap ketiga seluas 525 m2 (15 m x 35 m) dan diharapkan akan tercapai kapasitas hingga 100.000 liter.
“Budidaya pengembangan mikroalga adalah langkah nyata dalam mengurangi emisi CO2 atau dekarbonasi, pemanasan global dan efek rumah kaca,” katanya.
Hal ini sesuai dengan visi strategi sustainable development 2030 yang ditargetkan perusahaan dapat mengurangi emisi CO2 dari proses produksi sebesar 29% dibandingkan baseline di tahun 2010.
Selain bermanfaat untuk dekarbonisasi untuk menjaga lingkungan, dengan nilai ekonomisnya mikroalga dapat menjadi salah satu alternatif pengembangan ekonomi masyarakat.
“Karena alga berdasarkan kandungan dan fungsinya dapat digunakan sebagai bahan baku kosmetik. Sedangkan dengan diversifikasi berdasarkan biomekanismenya, alga juga digunakan sebagai medicated cosmetic dan bahan sediaan herbal untuk farmasi,” ujar Istifaul. (-)