141 BPR Jateng-DIY Berkumpul di BPR Arto Moro Bahas Kolaborasi

Sulistya - Jumat, 14 Oktober 2022 12:59 WIB
Founder BPR Arto Moro, Subyakto, berfoto bersama usai memberikan piagam penghargaan kepada Alex P Chandra (founder BPR Lestari Group), Dadi Sumarsana (Ketua Perbarindo DPD Jateng & DIY) dan tokoh-tokoh BPR di Jawa Tengah dalam acara BPR Gathering & Seminar di BPR Arto Moro, Kamis (13/10).

Semarang, Jatengaja.com – Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Gathering & Seminar dengan tema Menuju Kolaborasi BPR: Maju Bersama, Tumbuh Bersama berlangsung semarak, Kamis (13/10/2022).

Acara yang diselenggarakan BPR Arto Moro Semarang bekerjasama dengan BPR Lestari Group, OJK Regional 3 Jateng & DIY, serta Perbarindo DPD Jateng itu mampu mengumpulkan 141 BPR dari berbagai daerah di Jateng dan DIY.

Acara berlangsung di kantor pusat BPR Arto Moro, Jl Elang Raya No 99, Mangunharjo, Tembalang, Kota Semarang. Gathering bertujuan untuk menjalin kolaborasi dan sinergitas BPR demi memajukan industri BPR tersebut diikuti oleh 141 BPR yang hadir dari Jawa Tengah, DIY, dan Bali.

Tampil sebagai Keynote speaker yaitu Kepala Regional 3 Jateng & DIY, Aman Santosa dan Founder BPR Lestari Group, Alex P Chandra. Sebelumnya, Founder BPR Arto Moro, Dr H Subyakto SH MH MM dan Ketua Perbarindo DPD Jateng, Drs H Dadi Sumarsana SH MM menyampaikan welcoming speech penyambutan tamu yang hadir.

Hadir para tokoh senior BPR di Jawa Tengah, seperti Wymbo Widjaksono, BPR Bina Sejahtera Insani, Satriyo Yudiarto, BPR Surya Yudha, H Mudjadi Djajadinata SE MBA, BPR Gunung Slamet, L Arum Riyana SE, BPR Mekar Nugraha, RY Kristian Hardianto SH, BPR Gunung Rizki.

Subyakto selaku tuan rumah acara BPR Gathering dan Seminar mengatakan, acara Gathering dan Seminar tersebut berangkat dari kegelisahan akan disparitas kemampuan BPR yang tidak merata.

“Tiap tahun, BPR Arto Moro mampu tumbuh rata-rata hingga 60%. Terdapat BPR yang mampu tumbuh sangat tinggi sementara ada BPR yang tumbuh rendah atau bahkan tidak tumbuh. BPR Arto Moro terpanggil untuk memfasilitasi acara gathering dan seminar dalam rangka merintis kolaborasi antar BPR. Kolaborasi dipandang cara tepat untuk membangkitkan industri BPR. Semoga ikhtiar saya bersama BPR Lestari Group yang mendapatkan dukungan dari OJK dan Perbarindo ini bermanfaat dan dapat membawa kemajuan bagi BPR hingga akhirnya berguna bagi masyarakat luas,” tutur mantan anggota DPR RI tersebut.

Aman Santosa, Ketua OJK Regional 3 Jateng & DIY mengatakan bahwa selaku otoritas yang mempunyai tugas pembinaan dan pengawasan terhadap BPR, OJK senantiasa mendukung langkah-langkah pengembangan dan inovasi yang dilakukan oleh industri BPR.

“Terdapat sekitar 249 BPR di Jawa Tengah. Jumlah itu adalah 17% total BPR secara nasional. Aset mencapai 9% total aset perbankan. Pertumbuhan BPR di Jawa Tengah lebih baik dari pertumbuhan BPR secara nasional. Semoga acara BPR Gathering & Seminar ini akan semakin menginspirasi untuk kemajuan BPR di Jawa Tengah dan DIY. Saya menyampaikan terima kasih kepada tuan rumah, bapak Subyakto, karena telah memfasilitasi acara yang bagus dan inspiratif ini sebagai sarana membina kolaborasi BPR bukan hanya di Jawa Tengah tetapi juga Bali dan DIY,” ucap Aman Santosa.

Kolaborasi

Dadi Sumarsana, Ketua Perbariondo DPD Jateng mengatakan bahwa kolaborasi merupakan gagasan yang sudah lama ada tetapi belum optimal dalam pelaksanaannya. Ia berharap semoga dengan adanya acara yang difasilitasi oleh BPR Arto Moro tersebut akan terdapat langkah konkret untuk mewujudkan konsep kolaborasi antar BPR.

“Saya mengajak teman-teman untuk bisa belajar bersama. Saya menyampaikan terima kasih kepada Bapak Subyakto yang telah memfasilitasi dan menyelenggarakan acara ini. Kegiatan ini baik, insyaallah berkah untuk Jawa Tengah. Semoga setelahnya kita akan mampu menindaklanjutinya dengan langkah dan tindakan yang lebih lanjut,” tuturnya.

Dipandu moderator Eko Suseno SE MM, Alex P Chandra, Founder BPR Lestari Group menyampaikan beberapa gagasannya terkait kolaborasi BPR. Terangkum dalam presentasi bertema BPR Indonesia: the Way Forward, Alex P Chandra menyoroti 4 hal yang bisa menjadi landasan kolaborasi BPR, yaitu kerjasama penempatan dana, linkage program, sindikasi pembiayaan, dan digitalisasi.

“Adanya bank jangkar akan menjadi solusi bagi persoalan likuiditas yang kerap melanda perbankan. Kerjasama linkage program juga bermanfaat untuk meningkatkan penyaluran kredit dengan bunga kompetitif. Sindikasi pembiayaan membantu BPR dengan aset kecil untuk menangkap peluang sehingga tidak kehilangan potensi keuntungan. Dan digitalisasi merupakan a must yang tidak bisa dihindari pada waktu sekarang ini. Kolaborasi ini akan memberikan penguatan kepada setidaknya keempat faktor tersebut,” kata Alex P Chandra.

Penghargaan dan apresiasi kepada BPR Arto Moro yang menyelenggarakan acara BPR Gathering dan Seminar tersebut diberikan oleh segenap perwakilan BPR yang hadir, diantaranya adalah Satriyo Yudiarto, Founder BPR Surya Yudha Banjarnegara.

“Bukan lagi bayi ajaib, BPR Arto Moro ini adalah kakek ajaib. Kemarin asetnya masih 20 miliar, sekarang tahu-tahu sudah mencapai 700 miliar. Bapak Dr. H. Subyakto, SH,MH,MM memajukan BPR Arto Moro dengan human connectivity. Dengan digitalisasi nanti pasti akan makin luar biasa. Terima kasih kepada BPR Arto Moro yang sudah menyelenggarakan acara ini,” tutur Satriyo Yudiarto. (-)

Editor: Sulistya

RELATED NEWS