Rizal Ramli Sindir Ganjar soal Kemiskinan dan Kebelet Nyapres, Menurut Pengamat Sulit Dibantah
Jakarta, Jatengaja.com - Ekonom senior Rizal Ramli dan pengamat politik Rocky Gerung menyebut angka kemiskinan di Jawa Tengah (Jateng) mengalami peningkatan di masa pemerintahan Gubernur Ganjar Pranowo.
Dalam narasinya, Rizal Ramli dan Rocky Gerung menyindir ada yang kebelet nyapres, ancang-ngancang jadi boneka baru oligarki modal polling dan media berbayar, sementara Jateng termasuk provinsi termiskin di Pulau Jawa sejak dipimpin Ganjar Pranowo.
“Memang sulit dibantah kalau datanya valid. Artinya, apa yang dikerjakan Ganjar di dua periode ini hanya lip service, hanya bisa mengangkat pamor pribadi tanpa bisa menunjukkan kinerja konkrit sebagai kepala daerah,” kata Direktur Eksekutif Sudut Demokrasi Riset dan Analisis (SUDRA), Fadhli Harahab dalam rilis, Rabu (11/5).
- Anggota DPRD Sulsel Temui Gubernur Ganjar, Minta Bantuan Selesaikan Sengketa Aset di Semarang
- Pengamat Sentil AHY dan Demokrat Diam Soal Tender Gorden Rumdin DPR RI Rp 43 Miliar
- Maluku dan Papua, Pertumbuhan Ekonominya Tertinggi
- Akhmad Sodiq Jadi Plt Rektor Unsoed Purwokerto
- Lebaran, Kunjungan ke Candi Borobudur Meningkat
Menurut Fadhli peningkatan angka kemiskinan di Jateng cukup membuktikan pemimpin daerahnya tak bekerja ikhlas dan cenderung hanya memikirkan kelompoknya sendiri.
"Kalau yang digembar-gemborkan masyarakat Jateng sejahtera, tentu menjadi pertanyaan besar. Lalu siapa yang disejahterahkannya pemilik modal atau pengusung saat jadi gubernur,” ujarnya.
Analis asal UIN Jakarta itu juga menyoroti prestasi Ganjar yang kerap nampang diberbagai media sosialnya.
Dia juga mengkhawatirkan meningkatnya kemiskinan di Jateng akan berdampak pada penyakit masyarakat, tingkat kriminalitas atau bahkan tingkat radikalisme.
“Dampak negatif kemiskinan bukan saja soal penyakit masyarakat dan kriminalitas yang meningkat, perlu diwaspadai juga peningkatan radikalis, karena kemiskinan juga merupakan salah satu sumber infiltrasi paham radikal,” kata Fadhli.
Seperti diketahui Diketahui, Jawa Tengah merupakan provinsi termiskin di Pulau Jawa jika dilihat dari dari produk domestik regional bruto (PDRB) per kapita, pada tahun 2021.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), PDRB per kapita atau rata-rata pendapatan penduduk di Jawa Tengah pada 2021 sebesar Rp38,67 juta per tahun.
Angka tersebut merupakan yang terendah se-Pulau Jawa, serta jauh di bawah rerata pendapatan per kapita nasional yang mencapai Rp62,24 juta per tahun. PDRB per kapita di kelima provinsi di Pulau Jawa berada di bawah rata-rata pendapatan penduduk Indonesia.
Sementara rerata pendapatan penduduk DKI Jakarta mencapai Rp274,71 juta per tahun. Angka tersebut merupakan yang terbesar se-Pulau Jawa, sekaligus menjadi yang tertinggi di skala nasional. (-)