Puluhan Bakul Jamu Anggota Komunitas Jamu Gendong Empu Sragen Gelar Peringatan Hari Ibu
Sragen, Jatengaja.com - Puluhan ibu bakul jamu gendong di Sragen, Jawa Tengah (Jateng) menggelar perayaan peringatan Hari Ibu 22 Desember 2023, dengan mengadakan upacara bendera dan berbagai perlombaan yang berlangsung meriah.
Kegiatan yang diikuti sebanyak 70 orang ibu bakul jamu gendong anggota Komuntias Jamu Gendong Empu dari desa Kroyo, Jlumbungan, Mojo Wetan, Jurang Jero, Puro, dan Bangunrejo berlangsung meriah, Jumat 22 Desember 2023.
Para ibu jamu gendong dengan mengenakan baju lurik dan jarik datang ke lokasi acara dengan naik kendaraan truk, motor, mobil, dan berjalan kaki. Setelah upacara bendera dilanjutkan dengan beberapa lomba khas ibu-ibu jamu, seperti menyanyi dan peragaan busana.
- Pemkot Semarang Raih Penghargaan Sebagai Badan Publik Informatif pada KIP Jateng Award 2023
- Usaha dan Omset Pelaku UMKM Meningkat Berkat Pendanaan dari Fintech P2P Lending
- Skala Usaha dan Omset Pelaku UMKM Alami Peningkatan Berkat Dukungan Pendanaan Fintech P2P Lending
- Pertamina Raih Penghargaan BUMN Terbaik 1 Ajang CSR Award Jateng 2023
- Bupati Rembang Serahkan Bantuan 400 Alsintan Pengolah Tanah kepada Kelompok Tani
Pamong Komunitas Jamu Gendong Empu Sragen, Ibu Theresia Eko Setyowati menyatakan, untuk mempersiapkan peringatan Hari Ibu semua dilakukan para ibu jamu gendong.
“Ibu-ibu jamu gendong yang melakukan semuanya, mulai dari menyusun acara, membuat dekorasi, menjadi petugas upacara, dan mempersipkan baju seragam lurik khas Ibu Jamu Gendong,” katanya.
Theresia menambahkan tema peringatan Hari Ibu tahun 2023 adalah Perempuan Berdaya, Berkarya, dan Perduli, yang menggambarkan kekuatan perempuan secara ekonomi, sosial, dan budaya.
Selain itu, para ibu jamu juga menggerakaan ekonomi kampung dengan berjualan jamu keliling sambil membawa serta camilan dan kue yang dibuat tetangganya.
“Ini merupakan gerak ekonomi yang sangat khas perempuan. Meski tampak sederhana, tapi hasilnya sangat luar biasa,” tandasnya.
Sementara, Koordinator Komunitas EMPU/the Soeratman Foundation, Leya Cattleya Soeratman menyatakan sejak masa pandemi Covid-19, budaya minum jamu secara luar biasa menjadi lebih populer dan permintaan akan jamu gendong meningkat pesat.
Namun, penghargaan pada pembuat jamu gendong sering masih terbatas. Kehidupan ibu jamu gendong sangat sederhana, dan bahkan sebagiannya masih dalam kekurangan.
- Sepekan Digelontor Operasi Pasar, Harga Cabai di Kota Semarang Turun Jadi Rp50 Ribu
- Puluhan Peserta Ikuti Sindoro-Sumbing Duathlon 2023 Wonosobo
- Metranet Dukung Percepatan Penurunan Stunting
“Untuk itu, EMPU datang untuk mendampingi dan meningkatkan kapasitas ibu jamu gendong di beberapa wilayah di Indonesia, antara lain di Jakarta, Tangerang, Semarang, Yogyakarta, Sragen, Sumenep Madura, Temanggung, Batu dan Malang di Jawa Timur, Ambon, Pulau Seram, dan Pulau Buru di Maluku, serta Palu di Sulawesi Tengah, dan di Denpasara pulau Bali,” jelasnya.
Menurut Leya, jumlah seluruh anggota komunitas,Jamu Gendong EMPU saat ini mencapai 323 orang. Para Ibu Jamu Komunitas EMPU mendapatkan pendampingan agar dapat meningkatkan kualitas dan higienitas jamunya, yang pada akhirnya akan melestarikan bisnisnya serta budaya jamu.
“Komunitas EMPU juga meningkatkan kapasitas ibu jamu gendong perihal ilmu tanaman serta bagaimana menghasilkan jamu yang berkualitas, enak dan higienis, baik untuk jamu gendong cair mapun jamu gendong bubuk,” ujarnya. (-)