PTPN Award 2022, PTPN VII Sabet Penghargaan Terhemat

Sulistya - Sabtu, 12 Maret 2022 18:52 WIB
Puncak perayaan HUT Ke-26 PTPN Group yang digelar secara virtual, Jumat (11/3/2022). (dok/PTPN)

Bandarlampung, Jatengaja.com - PTPN VII dinilai berhasil menekan harga pokok produksi (HPP) pada aspek umum dan biaya administrasi (general and administrative overheads), paling berhasil dibanding dengan semua anak perusahaan di PTPN Grup.

Atas pencapaian tersebut, PTPN VII meraih Peringkat Pertama penghargaan liga PTPN Award 2022 Katagori Terhemat se PTPN Holding. PTPN VII mengungguli PTPN V dan PTPN IV yang berada di peringkat kedua dan ketiga.

Penghargaan diserahkan pada puncak perayaan HUT Ke-26 PTPN Group yang digelar secara virtual, Jumat (11/3/2022).

Direktur PTPN Holding, Muhammad Abdul Ghani menyampaikan selamat kepada para peraih penghargaan dan memberi gambaran umum kondisi korporasi saat ini.

Beberapa Direktur Bidang di PTPN Holding juga hadir. Adapun Board of Management (BoM) dari seluruh anak perusahaan mengikuti secara online dari lokasi masing-masing. Dikretur PTPN VII, Ryanto Wisnuardhy didampingi tiga SEVP, yakni Okta Kurniawan, Budi Susilo, dan Dicky Tjahyono mengikuti dari Kantor Direksi, Bandarlampung.

Dalam sambutannya, Abdul Ghani mengatakan, di usianya yang ke 26 tahun, Holding mendapat dukungan penuh pemegang saham sehingga dalam menjalankan transformasi tidak mendapati kendala yang berarti. Hal ini menjadi kekuatan bagi PTPN Grup untuk mewujudkan tujuan dan harapan transformasi yang dijalankan, yakni menjadikan perusahaan sehat dan karyawan sejahtera.

“Mengembalikan PTPN menjadi juara di lingkungan industri perkebunan dengan standar tata kelola terbaik,” tuturnya.

Secara nasional, PTPN Grup harus meningkatkan produksi, meningkatkan kualitas SDM dengan beban pokok yang kompetitif. PTPN harus mampu memberikan laba dan peningkatan secara berkelanjutan.

Berbagai strategi dan program akan dilanjutkan. Di antaranya, pertanggal 15 April 2021 telah tanda-tangani restrukturisasi hutang dengan kreditur.

“Dengan kerja keuangan kita saat ini, saya optimis di tahun 2023 bisa keluar dari rektururisasi hutang dan kembali bisa menjadi debitur yang sehat.”

Ghani juga mengungkap data keuangan perusahaan secara detail. Saat ini, posisi rasio hutang PTPN makin membaik dan memenuhi standar double deb. Dari tahun 2019-2021 terjadi perubahan ICR yang dari 1,14 menjadi 3,58.

Program

Selanjutnya, program strukturisasi dengan operational excellence akan terus dilanjutkan dan disempurnakan bersamaan dengan program transformasi bidang yang sasarannya mensejajarkan parameter. Selain itu, strukturisasi organisasi, penguatan kultur, kualitas SDM akan terus dipacu untuk memastikan stabilitas perusahaan akan terjaga.

“Ketika perusahaan tidak dikelola secara baik, maka yang akan menjadi korban adalah karyawan dan keluarganya. Kita ingin mewariskan kepada parenter melenial untuk mewariskan perusahaan yang kokoh dan bangga menjadi insan PTPN.”

Pada sesi pengumuman juara, PTPN VII lagi-lagi naik podium. Selain pada kategori terhemat, PTPN VII juga meraih Peringkat Kedua pada Katagori Tertumbuh. PTPN VII dengan komoditas kelapa sawit, karet, tebu (gula putih), dan teh dinilai cukup cepat bangkit dari kondisi awal.

Peningkatan profitabilitas tertinggi kinerja tahun 2021 menunjukkan grafik naik tajam dibanding tahun 2020. Sedangkan sebagai kampiun di katergori ini adalah PTPN XIII dan di urutan ketiga diraih PTPN I.

Untuk Kategori Tersubur, komoditas karet PTPN VII dinilai paling menonjol se PTPN Grup. Tiga unit kebun karet PTPN VII masuk lima besar dengan PTPN VII Unit Kebun Waylima berada di posisi teratas atau juara satu. Dua lainnya, yakni Kebun Karet Unit Wayberulu dan Unit Tebenan berada di posisi empat dan lima. Dua posisi lain, yakni juara dua diraih Unit Kebun Ngrangkah Pawon PTPN XII dan urutan ketiga Unit Kebun, Kotta Blater PTPN XII.

Menanggapi pencapaian itu, Direktur PTPN VII, Ryanto Wisnuardhy mengucapkan terima kasih atas penghargaan yang diberikan. Prestasi ini adalah anugerah Allah Swt yang menggerakkan seluruh insan PTPN VII bkerja lebih keras.

“Kami memang bekerja keras bukan untuk memperoleh penghargaan ini, tetapi lebih agar perusahaan kami bangkit dan jaya kembali. Tujuannya, agar perusahaan ini bisa terus menjadi jalan rezeki bagi keluarga kami, masyarakat, dan bangsa ini. Bahwa hari ini kami mendapat reward, ini adalah bonus,” ujarnya.

Meski demikian, dia mengingatkan seluruh insan PTPN VII agar tidak terlena dengan penghargaan ini. Tahun 2022 dan seterusnya, yakni ketika PTPN VII mulai sustain kinerjanya, adalah tantangan yang harus dipertahankan dan diprogresifkan.

“Kita harus gas pol mulai sekarang. Ketika kinerja sudah bertumbuh, GCG (good corporate governance, prinsip pengelolaan perusahaan yang baik) sudah pada track-nya, maka kita harus lari sekencang-kencangnya. Tantangan kita masih sangat besar. Kita harus tambah semangat,” katanya.

Menurutnya, kinerja PTPN VII pada 2021 sudah mulai mencatatkan laba sebesar Rp 141 miliar. Beberapa kewajiban untuk memenuhi hak normatif karyawan, termasuk membayar utang dana pensiun karyawan sudah dapat ditunaikan. (-)

Editor: Sulistya

RELATED NEWS