Penyakt LSD Rambah Kota Semarang, 367 Sapi Positif Terpapar
Semarang, Jatengaja.com - Penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) yang menyerang hewan sapi mulai merambah Kota Semarang. Sebanyak 367 sapi diketahui positif terpapar penyakit itu.
Penyakit LSD merupakan penyakit yang menyerang hewan sapi dan kerbau yang disebabkan oleh virus pox . Dampaknya pada sapi terjadi penurunan produksi susu dan berat badan.
Menurut Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Dipertan) Kota Semarang, Hernowo Budi Luhur, kasus LSD ditemukan dari sapi yang berasal dari Kabupaten Kendal.
- Dinkes Kota Semarang Imbau Pedagang Tak Jual Chiki Ngebul, Ini Alasannya
- Gubernur Ganjar Optimistis Kasus Kemiskinan Ekstrem di Jateng Tuntas pada 2024
- Ustad Wijayanto Ajak Jaga Kerukunan dan Tolong Menolong Agar Hidup Menjadi Berkah
- Bank Mandiri Catat Laba Bersih Rp41,2 Triliun pada 2022
- Kementerian ESDM Cabut 1.981 Izin Usaha Pertambangan pada 2022
“Sapi yang terkena penyakit LSD telah suntik vaksin dan dilakukan biosecurity di kandang ternak,” katanya dilansir dari semarangkota.go.id, Rabu (1/2)..
Penerapan biosecurity, lanjut Hernowo akan terus dilakukan. Jika diperlukan, Dispertan Kota Semarang akan memberlakukan pembatasan peredaran daging sapi dari wilayah yang terdapat kasus LSD.
Selain itu sudah lakukan upaya preventif sejak pertama kali ditemukan. Pihak Balai Besar Veteriner (BBVet) juga telah melakukan penanganan secara serius terhadap ternak yang terpapar.
“Kasus penyakit LSD ini merupakan gelombang kedua. Sebelumnya, kasus LSD pertama kali ditemukan oleh BBVet,” ujarnya.
Oleh karenanya, Hernowo mengingatkan kepada para pedagang agar berhati-hati dan memastikan ternak sapi yang masuk ke Kota Semarang adalah ternak yang sehat.
Biasanya, sapi-sapi di Kota Semarang berasal dari Kabupaten Boyolali, Grobogan, dan Blora. Adapun sapi lokal berasal dari Kecamatan Mijen dan Gunungpati.
"Kami kembali lagi untuk PPKM bagi ternak harus dilakukan. Vaksin sudah kami dilakukan dan efektivitasnya cukup bagus. Asal peternak melakukan biosecurity dan melakukan vaksinasi semoga bisa teratasi," terangnya.
Hernowo menyebut, ciri-ciri sapi yang terpapar LSD memiliki bintik-bintik di kulit hingga ke bagian kaki. Meski ada beberapa ternak yang terpapar bintik-bintik tersebut tidak terlalu nampak.
Penyakit LSD ini tidak akan menular ke manusia. Penularan hanya ke sesama ternak melalui perantara lalat atau kontak fisik langsung antar ternak.
LSD mudah menyerang hewan ternak yang memiliki imunitas rendah dan kebersihan kandang tidak terjaga secara baik.
“Memang tidak menular ke manusia, tapi dagingnya tidak layak konsumsi. Sebenarnya kalau dimasak secara benar memang bisa, tapi bentuk daging tidak mulus. Kalau sapi sudah sembuh, daging boleh dikonsumsi," jelasnya.