Penurunan Harga Cabai Rawit dan Bawang Putih Picu Jateng Deflasi 0,10 % di Bulan Agustus 2025

SetyoNt - Kamis, 04 September 2025 22:10 WIB
Penurunan Harga Cabai Rawit dan Bawang Putih Picu Jateng Deflasi 0,10 % di Bulan Agustus 2025. (Ilustrasi/dok.youtube)

Semarang, Jatengaja.com – Penurunan harga komoditas cabai rawit, bawang putih, tomat, dan telur ras memicu terjadinya deflasi di Jawa Tengah (Jateng) pada bulan Agustus 2025.

Jateng mengalami deflasi sebesar 0,10 % (mount to mount/mtm) pada Agustus 2025, setelah mengalami inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 0,18% (mtm).

Deflasi Jawa Tengah lebih rendah dibandingkan deflasi nasional sebesar 0,08% (mtm). Secara tahunan, Jawa Tengah mengalami inflasi sebesar 2,48% (yoy), sementara inflasi nasional sebesar 2,31% (yoy).

Pelaksana harian (Plh) Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng, Nita Rachmenia menyatakan, secara spasial, seluruh kota pantauan inflasi di Jawa Tengah mengalami deflasi secara bulanan.

“Deflasi terendah di Kabupaten Rembang yang mencatatkan deflasi sebesar 0,20 persen,” katanya dalam keterangan tertulis di Semarang, Kamis 4 September 2025.

Penyumbang deflasi dipengaruhi penurunan harga pada Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau dengan andil -0,19%.

Penurunan harga terutama terjadi pada komoditas cabai rawit seiring dengan memasuki masa panen di Kabupaten Temanggung, Kabupaten Brebes, dan Kabupaten Magelang.

Kemudian, Tomat dan Bawang Putih juga mengalami deflasi seiring dengan pasokan yang mencukupi di pasar, serta telur Ayam Ras seiring dengan peningkatan produksi dari peternak.

Sedangkan komoditas Daging Ayam Ras mengalami inflasi dengan 0,02% seiring dengan kenaikan harga pada distributor, dan komoditas beras inflasi: 0,01%; seiring dengan puncak panen raya yang telah berlalu serta kendala distribusi.

Lanju deflasi diredam kelompok pendidikan yang mengalami inflasi dengan andil sebesar 0,06%, seiring dengan memasuki tahun ajaran baru 2025/2026 pada Agustus 2025 untuk jenjang perguruan tinggi.

Komoditas utama penyumbang inflasi pada kelompok tersebut adalah biaya Akademi/Perguruan Tinggi, serta biaya Sekolah Dasar seiring dengan kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan/atau biaya pendaftaran ulang disejumlah perguruan tinggi.

Selain itu, peningkatan tekanan inflasi juga terjadi pada Kelompok Transportasi sebesar 0,01% seiring dengan normalisasi Tarif Kereta Api pasca diskon pada Juli 2025 lalu.

Kenaikan lebih tinggi pada kelompok Transportasi teredam oleh penurunan harga bensin oleh PT Pertamina seiring dengan harga crude oil di pasar internasional yang masih terjaga.

PT Pertamina menurunkan beberapa harga produk BBM, antara lain Pertamax (dari Rp12.500/liter menjadi Rp12.200/liter), Pertamax Turbo (dari Rp13.500/liter menjadi Rp 13.200/liter), Pertamax Green 95 (dari Rp13.250/liter menjadi Rp13.000/liter) pada awal Agustus 2025.

Penurunan harga juga terjadi pada tarif angkutan udara seiring dengan pemberian diskon tiket pesawat oleh sejumlah maskapai dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) RI ke-80.

“Untuk menjaga inflasi berada pada rentang sasaran 2,5±1 persen Bank Indonesia bersama dengan para pemangku kepentingan di daerah yang tergabung dalam Forum TPID Provinsi Jawa Tengah terus berkoordinasi dan bekerja sama melaksanakan berbagai program pengendalian inflasi,” ujar Nita.

Program pengendalian inflasi tersebut ditujukan untuk menjaga kecukupan pasokan dan kelancaran distribusi barang/komoditas di Jawa Tengah. (-)

Editor: SetyoNt

RELATED NEWS