Panen Raya Padi, Presiden Jokowi Minta Bulog Serap 2,4 Juta Ton Gabah Petani
Sragen, Jatengaja.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Badan Urusan Logistik (Bulog) menyerap sebanyak-banyaknya gabah hasil panen raya padi para petani di Tanah Air untuk menjaga stabilitas harga di pasar.
Sejumlah daerah di Indonesia diketahui sudah mulai memasuki panen raya padi tahun 2023 seperti di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah (Jateng) dan Kabupaten Ngawi Jawa Timur (Jatim).
- Berikut, 5 Negara Terbaik Untuk Besarkan Anak
- Merapi Kembali Erupsi, Warga Dievakuasi
- Bisakah Pelanggan 450 VA Mengisi Daya Kendaraan Listrik?
- Juara Kota Semarang, Pokdarwis Pandanaran Melenggang ke Jambore Provinsi
- 140 Peserta Ikuti Pelatihan Kehumasan dan School Branding JSIT Jateng
“Hari ini saya minta pada Bulog agar sebanyak-banyaknya menyerap gabah yang ada pada petani. Targetnya tahun ini sebanyak 2,4 juta ton dengan harga GKP yang nanti akan ditentukan oleh kepala Badan Pangan Nasional. Ingin harga mulai dari petani dan pedagang harga wajar sehingga untung semua. Demikian pula harga beras di masyarakat juga wajar. Menjaga keseimbangan ini yang sulit,” kata Presiden Jokowi saat meresmikan sentra penggilingan padi Bulog, di Desa Karang Malang, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen, Sabtu (11/3/2023) dilansir jatengprov.go.id.
Kepala Negara menjelaskan, untuk sentra penggilingan padi sendiri saat ini sudah beroperasi di tujuh lokasi di seluruh Indonesia. Sentra penggilingan padi di Sragen merupakan yang ketujuh.
“Keberadaan sentra itu diharapkan dapat memperkuat peran Bulog untuk menyerap gabah petani dengan kapasitas yang sangat besar,” tandas Presiden Jokowi.
Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo yang mendampingi Presiden mendukung upaya Bulog untuk memperbanyak sentra penggilingan padi di daerah-daerah se-Indonesia.
Sebab, hal tersebut menjadi langkah tepat untuk menyerap lebih banyak gabah petani. Selain itu, juga upaya peningkatan produktivitas padi di tingkat petani.
“Bagus sekali ya, kita melakukan modernisasi. Ada dryer yang bagus, rice milling unit bagus, rasanya Indonesia perlu membuat jauh lebih banyak. Problemnya sekarang kita sudah ketahuan ya, produktivitas kita mesti ditingkatkan, karena sebenarnya fasilitas ini dimiliki cukup banyak,” ujarnya.
Terkait peningkatan produktivitas padi, menurut Ganjar memang perlu digenjot. Apabila satu hektare sawah dapat menghasilkan padi sekitar 7-8 ton, maka kebutuhan pangan akan tercukupi dan stok beras akan melebihi kebutuhan pasar.
“Kalau produktivitasnya banyak, asumsi saja per hektare itu kita bisa menaikkan kapasitas panen, jadi tujuh ton katakan sudah bagus banget, syukur bisa delapan ton,” katanya.
Ganjar menambahkan, penguatan fungsi Bulog harus dilakukan untuk menjaga stabilitas pangan, dengan serapan dari petani yang jauh lebih banyak.
“Liberalisasi pangan mulai dipikirkan ulang, dengan mengembalikan fungsi Bulog,” tandasnya. (-)